"Ji, ayo bangun nak,kamu gak sekolah? Hm.." mama jihoon mengelus rambut jihoon yang nimbul di balik selimut tebal berwarna putih itu.
Semalam mereka sampai di rumah tepat pukul 12 malam . Mama jihoon begitu setiap menunggu kedatangan anaknya.
Jihoon yang sudah sadar menyibak selimut yang menutup tububnya itu. "Hmm..." guman jihoon.
"Kamu sakit nak? Wajah mu pucat?" Telapak tangan mama jihoon mendarat di kening jihoon. Ingin mengetahui apa kah jihoonya demam. "Gak panas,kamu kecapean?Gak usah sekolah ya hari ini,mama akan minta izin sama wali kelas mu"
"Gak usa ma" balas jihoon serak. Dia bangkit terduduk dari acara baringannya. "Aku sehat kok,mungkin sedikit kecapean aja,aku gak papa" jihoon tersenyum tipis. Ingin menyakinkan mamanya jika dia bener-bener baik-baik saja.
"Ya sudah,mama siapin sarapan dulu ya" mamanya bangkit setelah mengusap rambut jihoon.
Jihoon segera bangkit menuju kamar mandi meskipun dia merasa badannya sedikit tidak enak.
"Makan yang banyak sayang"
Jihoon menatap makanan yang di buat mamanya tanpa minat. Perutnya emang kosong. Tapi nafsunya tidak ada.
"Gak selera ma" jihoon mendorong piring itu ke depan. "Aku langsung berangkat aja ya" jihoon bangkit. "Kamu makan atau kamu gak sekolah" tegas mamanya. Jihoon dengan terpaksa kembali duduk dan menarik piring yang dia dorong tadi.
Sesuap dia sanggup.
Dua suap dia masih paksakan.
Dan ke tiganya dia bener-bener berhenti. "Ma ,aku gak kuat,nanti aku mual gimana? Ujarnya memelas."Ya sudah,setidaknya ada yang masuk ke perut mu"
Jihoon kembali bangkit meninggalkan meja makan.
"Ma, hari aku berangkat menggunakan bus ya" ujar jihoon yang hendak berpamitan dengan mamanya. "Loh kenapa gak bareng pak kwon aja"
"Gak,lagi malas aja"
"Kalian berantem?" Jihoon menggeleng.
Mereka tidak berantem. Hanya saja jihoon ingin menghindar.
"Bole ma?"
"Ya sudah,mama bener-bener gak bisa memaksa mu" jihoon mencium tangan dan pipi mamanya sebelum pergi menjauh.
Lima menit setelah kepergian jihoon. Pak kwon datang untuk menjemput jihoon seperti hari-hari biasanya.
"Jihoonnya uda pergi pak" kata mama jihoon begitu pak kwon datang saat dia hendak menutup pintu. Kening pak kwon berkerut bertanda bingung. "Sama siapa?naik apa?" Tanya pak kwon beruntuh. "Sendiri,naik bus,dia yang minta" balas mama jihoon cepat.
Pak kwon langsung melesat pergi sampai lupa untuk berpamitan dengan mamanya jihoon.
Bus yang di tunggu jihoon akhirnya tiba. Dia segera masuk ke dalam dan mencari tempat duduk bersyukur lha masih ada bangku yang kosong. Jihoon tidak membawa ponsel,dia sengaja ada yang ingin dia hindari. Maka dari itu selama perjalanan menuju sekolah dia hanya memandang jalanan.
Pak kwon langsung menancapkan gasnya terburu-turu. Dia harus segera sampai di halte. Tempat pemberhentian bus anak sekolah.
'Shiittt'
Tidak ada satu manusia pun yang dia temui begitu dia sampai. Pak kwon kembali masuk ke dalam mobilnya menjalankan ke sekolah tempat dia mengajar.Di perjalanan menuju sekolah. Pikiran pak kwon penuh dengan pertanyaan-pertanyaan. Seperti ada yang menganjal di hatinya. Bertanya penuh kenapa jihoon mendadak seperti itu. Seakan menghindar. Padahal sebelumnya mereka berpisah baik-baik bahakan saling memberi kecupan.