Pak kwon mengajak jihoon untuk menonton film romance. Ternyata selera pak kwon dan jihoon itu sama.
Mereka duduk di bangku paling belakang. Dengan satu bungkus jumbo popcorn caramel dan dua botol air mineral. Jihoon tidak bisa minum kopi ataupun sejenis minuman yang mengandung soda,berbeda dengan pak kwon yang menyukai segala minuman. Tak ingin membuat jihoon bersedih karna tidak bisa meminum minuman tersebut membuat pak kwon memilih air mineral juga. pak kwon membeli sendiri dan menyuruh jihoon untuk duduk saja. Uh.. jihoon merasa tersanjung kann..
Pak kwon memilih seat deretan paling belakang. Padahal masih banyak sekali seat kosong yang ada di bagian depan mereka.mengetahu hal itu membuat pipi jihoon bersemu merah. Dia mengingat seat deretan paling belakang itu identik dengan orang yang berpacaran atau sepasang kekasih. Tentu dong jihoon tahu juga sebab dia sering melihat drama yang menampilkan hal semacam itu.
Saat film di mulai dan keadaan boiskop menggelap,hanya cahaya minim yang bersumber dari layar lebar bioskop. Wajah pak kwon begitu fokus menyaksikan perjalanan cerita film, sesekali pak kwon meminum air mineralnya dan mengunyah popcorn.
Saat di tengah perjalanan film. Mata jihoon melebar dan terkejut. Dia melirik ke arah pak kwon yang masih saja fokus menyaksikan layar lebar bioskop. Sementara jemarinya menyusup di sela-sela jemari jihoon dan berakhir mengerat.
Ingin rasanya jihoon menjerit dan menyeburkan diri ke dalam danau. Perlakuan pak kwon itu sederhana namun berefek besar untuk jantung jihoon. Memang, ini bukan pertama kalinya pak kwon memperlakukan jihoon secara romantis tapi tetap saja jantung jihoon rasanya ingin meledak.
Jihoon membuang wajahnya yang sudah memerah. Untung saja keadaan bioskop gelap jadi tidak ada satu orangpun yang tahu. Dan dia menggigit bibirnya menyumpal mulutnya untuk tidak menjerit.
Keromantisan setelah pertengkaran kecil.
"Gimana,Kamu menikmati filmnya sayang?" Pak kwon mengandeng tangan jihoon keluar.
Jihoon hanya mampu mengangguk. Dia tidak menikmati filmnya tapi menikmati perlakuan pak kwon dan wajah ganteng pak kwon.
Menjelang malam, mereka mampir di sebuah kedai di pinggir jalan atas keinginan jihoon. Pak kwon tak menolak. Ini harinya bersama jihoon jadi apapun yang jihoon inginkan pak kwon akan menuruti.
Jihoon memilih menu
"Makanan pedas?" Pak kwon menatap jihoon. Jihoon menangguk semangat. Di malam hari emang enak menyantap makanan berkuah atau yang pedas-pedas."Nanti perut mu sakit sayang,yang lain ya" bujuk pak kwon bagaikan seorang ayah yang menasehati putrinya. Jihoon menunduk sedih. "Kamu gak bole makan makanan pedas sayang,begitu juga dengan aku" pak kwon menatap lembut ke arah jihoon.
Pak kwon mengalah,mungkin jihoon ingin memakan makanan itu. Dia bangkit untuk memesan.
"Bi,pesan dua ramyeon tidak pedas" ujarnya pada bibi yang tengah sibuk membuat pesanan pelanggannya.
Pak kwon kembali ke meja dan di sana jihoon masih tetap menunduk.
"Sudah,kamu gak usa menunduk gitu,aku gak marah dan gak melarang kamu juga"
jihoon mengangguk kecil.
Bibi si penjual datang membawa pesanan pak kwon.
"Silakan di nikmati" ujarnya penuh semangat."Terima kasih" balas pak kwon ramah.
Jihoon menyantap makanan berkuah pedas itu dengan penuh semangat. Begitu juga dengan pak kwon. Tidak ada obrolan sangking semangatnya menikmati ramyeon buatan bibi penjual.
"Terima kasih bi,ramyeon buatan bibi enak,di lain waktu kami akan kembali"
Bibi penjual tersenyum lebar " ya,datang lha,aku pasti menunggu kalian"