Meskipun kita telah mengenal satu sama lain. Tidak berarti sifat asli mu semuanya aku ketahui. Namun jika aku nyaman. Kenapa tidak untuk bertahan?
Bel istirahat baru saja berbunyi. Semua penghuni kelas belum ada satu orangpun yang beranjak keluar.
"Woiii., dengar deh gua mau ngomong" semua mata tertuju pada sang ketua kelas.
"Apa.." sahut mingyu penasaran.
Sang ketua kelas menatap teman-temannya satu persatu-satu.
"Woii lama bener" wonwoo pun mulai tak sabar.
"Jadi gini, Gue sedikit curiga deh dengan pak kwon, kalian lihat kan tadi? Kelakuanya itu bener-bener di luar pikiran gue tahu" sang ketua kelas mulai dengan cerita gajenya.
"Maksudnya?" Tanya jun yang belum mengerti.
"Ahk..,lu anak baru jun,belum tahu apa-apa mending diam dan dengarkan aja jika lu mau sih" balas sang ketua kelas.
Jun menutup mulutnya rapat-rapat meski sedikit kesal. Namun dia bisa apa. Emang bener kok jika dia anak baru.
"Sebelumnya dari antara maanusia di kelas ini perna pingsan kan? Waktu upacara? Sebelum jihoon masuk ke kelas ini. Dan tepat juga pak kwon berada di belakang barisan kita. Tapi pak kwon memilih menyuruh aku untuk mengangkat. Bukah ini aneh jika saat si jihoon pingsan pak kwon memilih untuk membawak jihoon. Dan saat aku memilih mendekat untuk melihat kondisi jihoon. Aku melihat tatapan pak kwon itu memancarkan kekhawatiran. Kalian tahu kan apa yan ada di pikiran gue???"
Mereka semua saling pandang.
"Lu ngacoh kalii" sambar sang wakil ketua.
"Gak mungkinn" tegas sang ketua. "Kalian ingat kan? Waktu awal pak kwon masuk ke kelas kita,dia gak perna tersenyum, menyapa, tapi semenjak jihoon masukk secara perlahan pak kwon sudah mulai tersenyum,menyapa, kalian gak ingat?" Sambung sang ketua lagi. Dengan nada kesal. Teman-temannya ini kok lelet sih. "Ayo lha kawan, coba kalian perhatikan dan ingat-ingat lagi"
"Aku sedikit curiga sih? Dan seperti ada yang mengganjal di hatiku" wonwoo membuka suara.
"Nah,lu sependapat kan sama gue" balas ketua kelas senang.
Mereka terdiam. Ini gak penting sekali sih,dan gak merugikan mereka. Tapi rasa penasaran itu pastilha timbul jika melihat tingkah seseorang meranjak berubah.
"Menurutku sih wajar aja sih jika pak kwon begitu, terlebih karna dia guru di sini" sahut dino kalem.
"Tapi ini beda woii,kenapa pak kwon kayak panik gitu?" Balas sang ketua kelas.
"Uda gini aja,besok senin,gue pura-pura pingsan seperti yang jihoon lakukan, terus di situ kita lihat reaksi pak kwon gimana" usul jisoo. Si pintar.
"Nah, ide bagus tuh"
Mereka membukarkan diri setelah usulan jisoo di terima.
"Pak kwon dan jihoon itu punya hubungan khusus ya woii?" Jun mulai kepo. "Itu yang ingin kita cari tau jun" jawab wonwoo malas. " kalo mereka punya hubungan khusus terus gue gimana?" Ujar jun sendu. Mingyu dan wonwoo angkat bahu dan melanjutkan memakan makanan mereka dari pada melihat jun yang meratapi nasibnya.
Uhuk.
"Pelan-pelan sayang"
Pak kwon mengelap dagu dan sekitar bibir jihoon akibat air yang dia minum tumpah karna Mendadak tersedak."Won, sejak kapan lu curiga terhadap jihoon?" Mingyu yang sedang mengemudi melirik wonwoo sekilas. "Semenjak gue mengendus tubuh jihoon yang beraroma parfum pak kwon" balas wonwoo menatap ke depan. "Aku sih sepemikiran dengan lu,sebab jihoon gak mungkin memakai parfum itu. Terlebih dia kalem" sahut mingyu.