"Pak,aku pengen makan baksoo" ujar jihoon manja. Jemarinya tengah memeluk lengan pak kwon yang sedang duduk di sampingnya. Pak kwon mengacak rambut jihoon gemas karna melihat tingkah ajaib jihoon. Jarang-jarang loh dia melakukan hal cute begini. "Ya uda pesan sana" pak kwon mengambil ponsel jihoon yang terletak di atas meja dekat tumpuan berbagai macam buku. Pak kwon menyerahkan ponsel tersebut pada jihoon menyuruh segera memesan makanan yang pengen dia makan.
Di atas meja terdapat buku matematika dan ada buku bacaan. Hari ini jihoon sedang belajar di rumah pak kwon. Belajar memperdalam ilmu mate-matika. Jika jihoon bosan belajar mate-matika maka dia akan berahli ke buku bacaan. Sebenarnya jihoon gak mau tapi karna paksaan dan perkataan pak kwon yang berbunyi "masakah pacar ku sendiri tidak pintar di bidang mate-matika sedangkan aku sendiri gurunya" jihoon ogah-ogahan menerima perkataan pak kwon. "Ayo lha sayang,mate-matika tidak seburuk dan sesusah itu jika kamu mau" tambah pak kwon membujuk.
Jihoon diam berpikir, hmm perkataan pak kwon ada benarnya juga. Masakah dia tidak pintar di bidang mate-matika padahal kekasihnya sendiri handal di bidang tersebut, seharusnya kan dia memantaskan diri agar hubungan ini seimbang. Jihoon menghembuskan nafas beratnya. "Ia aku mau..." ujar jihoon pelan. "Ya uda Sayang.. jika kamu bener-bener gak mau,aku gak akan memaksa deh,aku takut kamunya menjadi stress yang ada" pak kwon juga gak bisa memaksa jihoon harus bisa di bidang mate-matika. Dia sadar kemampuan seseorang itu berbeda-beda. "Aku mau kok pak,tapi perlahan ya" putus jihoon. 'Cup' "makasih ya sayang,ok.. aku kan pelan-pelan"
Dan terjadilah kisah ini. Di siang hari begini, di rumah pak kwon. Di sini mereka memulai memperdalam ilmu mate-matika.
"Bapak,mau pesan juga?" Tanya jihoon sebelum menekan kata send. "Gak,kamu aja,aku nanti minta sama kamu aja" ujar pak kwon sambil memainkan ponselnya. "Kalo aku gak mau berbagi gimana?"
"Ya uda, gak papa" pak kwon membalas singkat.
"Is... bapak kok datar sihh" cemberut jihoon. Dia kan ingin menuji pak kwon saja.
"Terus.. aku harus gimana sayang? Tanya pak kwon gemas. "Yaa..pesan juga lha"
"Gak usa sayang,aku gak bisa menghabiskan nantinya, sayangkan kalo di buang,mending aku nanti minta ke kamu aja,masa sih kamu gak mau berbagi dengan kekasih mu ini"
"Ia...ia.." balas jihoon cepat. jihoon kalah. Dia mana perna menang jika berdebat dengan pak kwon,kecuali dia sedang pms.maka Dia bakalan menang.itu pun Karna pak kwon mengalah sih,bukan karna murni jihoon menang.
Setelah menekat kata send. Jihoon memilih memainkan ponselnya. Dia malas berbaur dengan buku. Sedangkan pak kwon sudah kembali berkutat dengan buku-bukunya. "Sayang.. ayo dong lagii" tegur pak kwon. "Capek pak,entar aja sih di sambung lagii" balas jihoon tanpa melihat sang lawan.
"Permisi..."
Suara terdengar dari luar.. jihoon segera bangkit dari acara santainya. "Di sini aja,biar aku yang ngambil" cegah pak kwon cepat. Dia mana mungkin membiarkan si pengirim melihat kekasih cantiknya ini. Jihoon menurut dan kembali duduk. Pak kwon melangkah meninggalkan jihoon dan segera menuju depan. Setelah tubuh pak kwon tak tampak Jihoon kembali berdiri. Dia ingin mengambil mangkuk dan sendok."Atas nama lee jihoon" sang pengirim membuka suara "ia,saya suaminya" balas pak kwon. Sang pengirim segera menyerahkan sebungkus bakso pesanan jihoon. "Terima kasih pak" kata si pengirim sebelum meninggalkan pak kwon "ia,sama-sama" balas pak kwon lalu menutup pintu.
"Cepat amat mangkuknya mendarat ke sini,padahal rencananya pengen aku ambilkan juga loh" kata pak kwon begitu dia melihat sebuah mangkok lengkap dengan sendok sudah terletak di atas meja dan Pak kwon meletakkan bakso tersebut di atas meja. "Aku yang gambil Biar cepat,lagian entar bapak capek lagii" jihoon segera membuka bungkusan bakso. "Hmm.. harumm. Sekalii" ujar jihoon senang begitu hidungkan mencium aroma bakso.
Jihoon menyuapkan pada mulutnya tapi sebelum itu dia meniupnya terlebih dahulu,masih panas soalnya. "Bapak mau? Tawar jihoon setelah dia menyuapkan bakso itu pada dirinya. Pak kwon menoleh "bole" katanya sambil membuka mulut. Jihoon meniupnya terlebih sebelum menyuapkan pada pak kwon "gimana enak? Jihoon menatap pak kwon. "Hmm.. ini terlalu pedas sayang" ujar pak kwon berpendapat begitu dia menelannya. "Ia kah? Tanya jihoon heran. "Tapi menurutku ini tidak terlalu pedas pak" jihoon kembali menyuapkan ke mulutnya. Memastikan jika baksonya tidak pedas. Pak kwon segera mengambil minum dari dapur dan jihoon kembali menyuapkan bakso ke dalam mulutnya.
"tapi itu pedas sayang.." ujar pak kwon begitu dia telah sampai di dekat jihoon. Di tangannya terdapat segelas air putih untuk jihoon. "Gak kok,buktinya aku gak kepedasan,lidah bapak mungkin yang salah" balas jihoon dengan mulut yang sibuk mengunyah.
"Bukan kok,bukan salahnya si lidah tapi aku bener-bener gak bisa makan-makanan yang pedas karnanitu akan membuat perut ku sakt" jelas pak kwon. Jihoon menghentikan acara kunyahannya "maaf pak,gak bermaksud" sesal jihoon tak enak hati. Pak kwon tersenyum maklum "gak papa sayang,kita gak harus satu selera makanan agar bisa bersama" pak kwon memberi pengertian. "Tapi tetap aja kan,aku gak enak,karna bapak gak bisa makan,padahal rencana awalkan kita akan makan semangkuk berdua" ujar jihoon pelan.
"Sayang....,jika kamu bersama ku,kamu jangan gak enakan gitu ya,aku merasa bersalah jadinya, makan apa yang kamu sukai dan lakukan yang menjadi kesukaan mu,aku kan perna bilang,aku gak ingin mengekang mu,karna aku sadar hidup mu bukan tentang aku doang, dan sekarang kamu jadi tahu kan jika aku anti makanan pedas" jelas pak kwon, "ya uda sekarang aku yang nyuapin kamu dan kamu lanjutkan belajarnya"
Hati jihoon merasa tersentuh,tutur kata pak kwon begitu lembut di dengar oleh telinganya. 'Cup' "makasih ya pak,buat cinta yang berikan pada ku begitu tulus" pak kwon mengangguk "ia,sayang sama-sama,kita harus sama-sama bahagia dalam menjalani hibungan ini. Jika kamu sakit,aku juga sakit,jika kamu senang,aku juga senang, karna kita harus berbagi dan saling melengkapi"
Jihoon mengangguk semangat. "Aku butuh bimbingan mu pakkk" ujar jihoon ceria. Dia kembali menatap buku-bukunya. Semangat belajarnya tumbuh efek perkataan pak kwon.
"Apakah kuanya akan kamu habiskan juga" pak kwon menatap kuah bakso yang masih setengah. Jihoon melirik untuk melihat "gak usa pak,entar aku kembung lagi kebanyakan air" pak kwon meletakkan mangkok dan mengambil gelas yang berisikan air minum serta menyerahkannya pada jihoon. "Aku bisa ngambil sendiri loh pak"
"Aku gak keberatan loh jika aku manjaiin pacar aku sendiri" kata pak kwon tidak suka penolakan.
"Makasih ya pak,aku merasa tersanjung dan merasa di hargaii"
"Kamu memang berharga bagiku,karna kamu hidupku"
-ahkirnya kelar juga. Jadinya aku bisa tidur-
♡terima kasih♡