1 Juni 2019
🌼🌸
Sinar matahari mulai masuk ke dalam bola mata Carissa yang masih mencoba untuk di tutup dengan sangat rapat, rasa malas tentu saja Carissa rasakan disaat pagi menyapa dirinya. Banyak hal yang membuat dirinya malas hanya untuk bangun dari posisi tidurnya. Siapa orang yang tidak merasa terganggu jika jam tidurnya harus terganggu? Tentu saja tidak ada orang yang menyukai hal tersebut bukan? Begitu juga Carissa.
Carissa sama saja dengan semua orang, merasa malas jika harus bangun pagi dan melakukan aktivitas yang tidak ia sukai. Carissa selalu berharap malam tidak akan pernah berganti pagi, bulan tidak akan bersembunyi dibalik matahari dan gelap tidak akan tergantikan oleh terang.
Ia selalu mengharapkan hal tersebut selama beberapa bulan ini, hal yang begitu mustahil untuk terjadi jika dirinya masih bernafas dengan lancar di dunia yang menurutnya begitu sesak.
"Em,," Carissa merenggangkan kedua tangannya sebelum mengambil posisi duduk dengan mata yang mulai terbuka.
Dirinya memalingkan wajahnya kearah kiri menatap gorden putih tipis yang masih tertutup dengan rapat, namun menampakan dengan jelas pemandangan diluar gorden putih tipis tersebut.
"Apa aku harus melakukannya lagi?" Tanyanya dengan ambigu sebelum bergerak menurunkan kedua kakinya dan berjalan kearah pintu yang mengantarkan dirinya menuju kamar mandi.
Butuh duapuluh sampai tigapuluh menit untuk membereskan segala hal yang berkaitan dengan membersihkan diri. Kini dirinya sudah berdiri didepan cermin yang menampakan dirinya dari atas sampai bawah.
Satu hal yang Carissa benci dari dirinya saat ini, gaun berwarna biru muda yang melekat pada tubuhnya. Jangan bertanya kenapa dirinya tetap menggunakan sesuatu yang tidak ia sukai? Karna nyatanya saat ini ia hidup bukan hanya untuk dirinya sendiri, namun untuk orang yang memiliki kuasa akan dirinya. Tubuhnya bukan lagi miliknya, itulah yang Carissa tekankan pada pikirannya.
Menyedihkan?
Tentu, ia dilahirkan bukan untuk menjalani apa yang dirinya inginkan. Dirinya hanya dilahirkan untuk menjadi boneka penurut, itulah pendapatnya tentang keadaannya saat ini.
Carissa melangkah keluar dari kamarnya saat sudah melihat dirinya yang sudah rapi dari atas sampai bawah. Dirinya melangkah dengan anggun menghiraukan beberapa orang yang menyapa dirinya dengan sopan. Kalian pasti berfikir Carissa sangat sombong tidak menyapa sapaan beberapa orang, tapi hanya ini yang dirinya punya untuk melindungi dirinya selama berada dirumah ini. Hanya topeng ini yang bisa Carissa bawa kesini dan hanya topeng ini yang bisa membuatnya tetap berdiri dengan tegak sampai saat ini.
"Selamat pagi Nona, silahkan duduk." Perempuan yang menggunakan baju formal memberikan Carissa senyuman sebelum menarik kursi untuk Carissa.
"Terimakasih Di." Ucapnya sebelum duduk dan bergabung dengan beberapa orang yang ada dimeja makan yang sudah terisi hampir semua tempat duduk.
Carissa menatap semua orang yang ada dimeja makan dengan pandangan bertanya, kenapa semuanya diam dan hanya menatap dirinya dengan tatapan yang tidak ia sukai, meremehkan, mengasihani, menghina, marah bahkan ada tatapan yang menatapku hanya dengan tatapan kosong.
"Apa Mark tidak pulang?"
Carissa menatap pria yang duduk diujung meja, pria yang selalu terlihat bijaksana dengan kemeja yang selalu melekat pada tubuhnya. Edward, penguasa di rumah ini.
"Tidak Kek." Jawab Carissa dan Carissa dapat melihat dengan jelas Edward meremas garpu serta pisau yang ada ditangannya, Carissa tahu dirinya pasti akan terkena imbas dari kemarahan Edward saat mendengar kalau cucu tertuanya tidak pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
IT'S ME CARISSA_mark (END)
ChickLit"Satu hal yang membuatku membenci kamu yaitu senyummu, tawamu, ucapanmu bahkan matamu semuanya hanyalah seperangkat dari kebohongan kamu." Elizabeth Carissa Alvira