3

7.6K 476 3
                                    

3 Juni 2019

🌸🌼🌸


Carissa menyandarkan punggungnya pada kepala kasur dengan jari tangan yang sibuk membalikan setiap lembaran buku yang ada dipangukannya saat ini, dengan pandangan yang kini sibuk membaca setiap kata yang tercetak dengan tinta hitam diatas lembaran kertas.

Carissa menyukai buku, apalagi buku yang berkaitan soal bisnis karna dirinya adalah lulusan manajemen keuangan disalah satu universitas negeri di kota kelahirannya.

Dulu Carissa bercita cita memiliki pekerjaan yang baik, lalu dirinya menemukan pasangan yang baik, menikah, dan tentu saja memiliki keluarga kecil pada wajarnya bukan seperti sekarang. Pengagguran menjadi label yang akan Carissa bawa kemanapun dirinya pergi, kalau tidak perempuan beruntung yang bisa mendapatkan suami yang kaya.

Hanya itu saja label yang bisa Carissa bawa kemanapun aku berjalan.

Klek, Carissa mengahlihkan tatapannya dari buku dan melihat pada sosok pria yang baru saja membuka pintu kamar dan kini sedang melihat kearahnya sebelum ahkirnya dia memilih masuk kedalam dan kembali menghiraukan Carissa.

Mark, pria itu selalu begitu dan Carissa sudah biasa akan hal itu.

Mark masuk dengan santai, melepas jas berwarna biru tua yang melekat pada tubuhnya dan meletakan di atas kursi meja rias. Carissa ingin bicara namun tidak bisa, entah mengapa Carissa merasa jarak dirinya dan Mark membuat semuanya terasa sulit untuk berkomunikasi, begitu juga aura Mark yang selalu membuat Carissa terdiam.

"Aku sudah bicara dengan Kakek." Ucapnya tiba tiba dengan tangan yang sibuk melepas dasi hitamnya yang masih bergantung dilehernya.

"..."

"Apa kamu dengar?" Mark menghentikan pergerakannya menggulung kemeja putihnya sebelum ahkirnya menatap Carissa yang terkejut dan dengan refleks langsung melihat kembali pada buku yang belum selesai Carissa baca sampai ahkir.

"Hem." Jawab Carissa singkat dengan rasa terpaksa karna mengenal tabiat pria itu yang tidak suka jika dirinya tidak di jawab walaupun hanya dengan kata kata yang sederhana.

Jangan mengirah Carissa bisa memasang topengnya dengan apik jika berhadapan dengan Mark, Carissa takut namun masih berpura-pura tidak takut walaupun nampak dengan jelas dirinya terbebani dengan segalanya. Carissa harus memasang topeng dengan benar agar Carissa bisa hidup dengan baik di rumah ini, tapi tidak bisa jika berhadapan dengan Mark.

"Apa kamu tahu apa yang Kakek bicarakan pada ku?" Tanyanya pada Carissa yang terkesan ambigu di pendengaran Carissa.

"Aku tidak perduli, aku ingin istirahat sekarang selamat malam." Ucap Carissa sebelum menutup buku tersebut dan meletakan pada meja yang ada disampingnya tanpa melihat kearah Mark.

"Kakek mengatakan sesuatu yang berkaitan dengan kamu yang mungkin akan berakibat bagi keluarga kamu? Apa kamu masih tidak perduli?"

Carissa terdiam dengan posisi duduk, kini tangannya meremas dengan erat selimut yang baru saja Carissa tarik mencapai pinggangnya. Carissa tetap tidak menatap Mark, Carissa hanya diam menatap kedua tangannya. Hanya satu keluarganya yang masih tersisa, adik semata wayangnya.

"Apa kamu masih akan bersikap seperti ini jika kehidupan adikmu sedang ada di ambang kehancuran?" Tanyanya pada Carissa, Mark suka melihat ekspresi Carissa yang marah_persis se0erti saat ini.

Carissa mengangkat kepalanya, menatap sosok Mark yang masih berdiri di tempat yang sama.

"Apa kamu sangat mudah mempermainkan hidup seseoarang?" Tanya Carissa dengan mata yang menahan emosi tentu dengan tangan yang masih mengerat di selimut.

IT'S ME CARISSA_mark (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang