02 Agustus 2019
🌼🌺🌼
Setelah perkataan Mark beberapa hari yang lalu keduanya kembali menjadi orang asing yang tinggal disatu atap yang sama. Keduanya hanya berbicara saat perlu, keduanya hanya menatap dalam hitungan detik. Hubungan keduanya berada difase awal.
Carissa mengingat dengan jelas semua perkataan Adrian dan entah apa yang ada dipikirannya, perkataan Adrian membuat dirinya ingin meruntuhkan segalanya. Carissa ingin berbicara, ia ingin meruntuhkan dinding tersebut namun entah apa yang ada yang terjadi pada mulutnya. Suaranya tidak bisa keluar, mulutnya terasa berat untuk bicara.
Carissa tidak bisa menyakini dirinya, apa yang terjadi padanya? Apa yang membuat dirinya ingin meruntuhkan dinding tersebut? Namun hatinya menginginkan pria itu seperti beberapa bulan yang lalu, tepatnya saat pria itu mengobati luka dipipinya.
Carissa akui, ia sepertinya mulai menyukai Mark. Carissa akui dirinya sudah mulai menyukai Mark, walaupun belum sampai pada batas mencintai.
Atau mungkin hati Carissa menyangkal perasaannya demi mempertahankan dirinya agar tidak jatuh lebih dalam. Ia mencintai Mark, Carissa mulai mencintai pria yang mengobati wajahnya.
Untuk sekarang Carissa hanya bisa mengakui dengan tegas, ia mulai menyukai pria itu bukan mencintainya. Entah sejak kapan, tapi Carissa baru menjadari beberapa hari yang lalu. Saat pria itu sibuk menelpon Gita dengan santai tanpa menghiraukan dirinya, Carissa merasa terluka, ia tidak menyukainya namun hanya bisa melihatnya.
Carissa tidak bisa bersikap layaknya seoarang istri yang marah karna suaminya menelpon perempuan lain malam hari.
"Car?"
"Hah?" Carissa, perempuan itu bangun dalam pemikirannya. Ia bahkan kini tidak sadar sedang menunggu orang di salah satu cafe.
"Sudah lama, maaf yah. Tadi macet di bundaran dekat sini."
Carissa menarik bibirnya, ia mencoba untuk memaklumkan ketelatan perempuan yang kini sudah duduk tepat dihadapannya.
"Santai aja, gak masalah kok. Aku juga baru datang kok beberapa menit yang lalu." Ucap Carissa yang melihat jam ditangannya, sudah hampir satu jam Carissa menunggunya tapi tidak mungkin Carissa bilang kalau dirinya sudah bosan menunggu perempuan tersebut.
"Ah, syukurlah." Ucap perempuan yang tidak lain adalah Amanda dengan senyum diwajahnya.
"Kamu mau pesan apa? Biar pesan dulu." Ucap Carissa membuka pembicaraan keduanya, rasanya aneh saat Amanda meminta dirinya untuk bertemu setelah Amanda dan Adrian memutuskan hubungan keduanya setelah beberapa hari yang lalu atau lebih tepatnya Adrian yang memutuskan hubungan keduanya.
"Aku sudah pesan tadi didepan, mungkin sebentar lagi datang." Jawab Amanda dan dianggukan oleh Carissa.
"..." Carissa diam, percakapan yang baru di mulai baru saja selesai karna jawaban yang diberikan oleh Amanda tidak bisa membuat diri Carissa mengembangkan pembicaraan keduanya.
Jujur Carissa memandang Amanda tidak seperti dulu. Dulu Amanda sangat perfect dimata Carissa, tapi kini seperti ada goresan kecil didalam diri Amanda. Carissa tahu saat ini dirinya memandang Amanda dengan tidak adil, Carissa hanya tahu dari sisi Adrian tidak tahu dari sisi Amanda. Tapi bagi Carissa, ketulusan yang ada dimata Adrian sudah menjelaskan semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
IT'S ME CARISSA_mark (END)
ספרות לנערות"Satu hal yang membuatku membenci kamu yaitu senyummu, tawamu, ucapanmu bahkan matamu semuanya hanyalah seperangkat dari kebohongan kamu." Elizabeth Carissa Alvira