04 Agustus 2019
🌼🌺🌼
Carissa merasa ada yang aneh dengan pria yang kini duduk dihadapannya, menatap dirinya dengan tatapan yang jarang Carissa lihat sebelumnya. Tatapan itu terlihat lembut, tatapan yang diberikan Mark saat ini tatapan yang bisa membuat semua orang tidak akan pernah menyangka kalau Mark itu adalah pria yang egois.
Jujur Carissa risih, apalagi setelah ia pulang dari urusannya beberapa menit yang lalu. Pria itu menyambutnya dengan senyuman milik pria tersebut.
"Ada apa? Kenapa menatapku seperti itu?" Tanya Carissa to the point, dengan tangan yang mengerat pada selimut yang menutupi ujung kakinya sampai pinggangnya. Salahkah kalau Carissa curiga pada Mark? Hanya satu kecurigaan yang mampir di dalam pemikiran Carissa saat ini, pria itu tahu soal kehamilannya.
"..." Mark masih terdiam.
"Aku tanya, ada apa dengan kamu?" Tanya Carissa dengan nada yang sedikit khawatir.
Mark menarik bibirnya sedikit, hampir seperti senyuman. "Tidak ada apa apa." Jawabnya untuk pertanyaan ahkir dari Carissa, Mark tidak menjawab pertanyaan Carissa yang sebelumnya.
"Lalu untuk apa kamu menatapku?" Tanya Carissa lagi.
Dirinya merasa takut tentu, dirinya juga meresa bingung. Setelah tadi siang pria itu memeluknya hingga Carissa tertidur, kini tepat saat Carissa bangun Mark menyambutnya dengan senyuman dan duduk didepannya seperti posisi keduanya saat ini.
Mark menatap Carissa, kini dirinya menatap Carissa dengan tatapan yang serius. Carissa dapat mendengar suara helaian nafas Mark, walaupun jarak keduanya hampir satu meter.
"Apa yang mau kam__?" Carissa menghentikan pertanyaannya saat Mark mendekatkan dirinya pada Carissa dan membawa tangan Carissa ke dalam gengamannya.
"Aku perlu bicara sesuatu dengan kamu."
"Apa yang mau kamu bicarakan? Kenap__?" Ucap Carissa dengan tangan yang sedikit berontak minta dilepaskan.
"Aku minta kamu diam dulu, dengarkan aku untuk satu hal ini." Ucap Mark dengan nada memohon saat Carissa ingin melepaskan tangannya dari genggaman tangan Mark.
"Apa yang harus aku dengarkan dari kamu Mark? Apa yang harus aku tahu tentang kamu? Gak ada Mark, gak ada yang perlu kamu bicarakan sama aku karna kita berjalan sendiri sendiri. Apa kamu mau bicarakan soal perpisahan kita? Apa kamu ingin mengahkiri semuanya saat ini, kalau begitu kamu gak perlu khawatir, ak__." Ucap Carissa, dirinya harus membangun dinding yang tinggi. Rasa yang ia miliki tidak boleh semakin membesar, rasa yang ia miliki harus berhenti sampai mencintai bukan memiliki.
Dia tidak boleh egois, pria yang ia cintai tidak mencintainya dan mungkin tidak akan pernah mencintainya itulah yang Carissa pikirkan dan mungkin yang Carissa yakini. Pria yang ada dihadapannya hanya menginginkan perpisahan.
"Aku menyukai kamu." Satu kalimat, tiga kata namun mampu membuat suasana di dalam ruangan tersebut berubah dalam sekejap.
Mark dirinya menunjukkan keseriusan dalam ucapannya, sedangkan Carissa diam dalam keterkejutannya. Carissa tidak bohong, ia menyukainya. Carissa menyukai pernyataan yang baru saja keluar dari mulut Mrak. Hatinya sempat bersorak karna ucapan manis yang Mark ucapkan, namun semuanya seakan terkubur hanya dengan ingatan soal Amanda yang Carissa kenal sebagai Gita.
"Suka?" Tanya Carissa, ia memberikan reaksi yang berada diluar dugaan Mark.
"Hem." Hanya jawaban singkat, hanya jawaban ini yang menunjukkan keterkejutan Mark. Mark kira Carissa akan terkejut dalam waktu yang lama, Mark kira setelah ini ia bisa mengatakan beberapa kalimat lagi yang membuat Carissa percaya akan ucapannya namun ternyata tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
IT'S ME CARISSA_mark (END)
ChickLit"Satu hal yang membuatku membenci kamu yaitu senyummu, tawamu, ucapanmu bahkan matamu semuanya hanyalah seperangkat dari kebohongan kamu." Elizabeth Carissa Alvira