08/ Oktober /2019
🌼🌸🌼
Carissa berjalan menyusuri rerumputan hijau dengan tanpa alas kaki yang membuat kakinya bertemu sapa dengan rumput yang basah. Tersenyum menatap langit yang mulai terang kembali.
"Car?" Carissa, memutar tubuhnya mengikuti arah suara yang terdengar di indra pendengarannya.
"Hem?" Jawab Carissa dengan mengerutkan sedikit keningnya.
"Sudah saatnya kita pergi, semua orang menunggu kita untuk kembali." Ucap pria yang tersenyum menatap istrinya yang sangat cantik, Mark pikir sesuatu yang sering di lihat akan membosankan pada ahkirnya tapi ternyata tidak. Mark mala semakin ingin terus melihat Carissa, perempuan yang merubah segalanya.
"Baiklah." Carissa menjawab dengan suara rendah miliknya, dirinya masih ingin di sini. Di tempat yang sejuk, dengan pemandangan yang indah.
Mark melihat Carissa yang berjalan dengan pelan membuat Mark tersenyum, orang bilang saat perempuan mengandung maka sifat keibuan akan muncul dan memang benar sifat tersebut muncul di dalam diri Carissa tapi untuk sekarang, perempuan yang sudah menjadi ibu tersebut memunculkan sifat yang bertolak belakang.
Mark berjalan menuju Carissa, dengan tangan yang membawa sepasang sepatu sendal berwarna coklat.
"Kita akan ke sini lagi Car." Ucap Mark begitu berdiri tepat di hadapan Carissa.
"..."
"Apa kamu tidak dingin?" Mark menurunkan badannya, membentuk sikap jongkok dan dalam sekejap salah satu kaki Carissa ada di tangan Mark dan secara otomatis Carissa meletakan tangannya di pundak Mark.
"Tidak, ini menyegarkan." Ucap Carissa dengan senyum, pria yang kini memasangkan sepatu untuknya selalu membuatnya ingin tersenyum. Mark memperlakukannya dengan baik, sangat baik.
"Satu lagi." Ucap Mark sebelum mengkat satu kaki Carissa lagi dengan tangannya sebelum membersihkan kotoran yang ada di bawah kaki Carissa sebelum memasangkan sepatu
"..."
"Selesai." Ucap Mark sebelum berdiri dari posisinya dan kembali berhadapan dengan Carissa.
"Apa yang kamu lihat?" Tanya Carissa dengan senyum, jelas Mark melihat dirinya jadi untuk apa bertanya apa yang dilihat Mark.
"Kamu."
"Aku?" Tanya Carissa lagi pura pura tidak mengerti.
"Hem, kamu. Perempuan yang memberikan aku kesempatan untuk menjadi seoarang suami serta ayah yang baik." Jawab Mark sebelum menggengam salah satu tangan Carissa, "ayo semua orang menunggu kita di mobil."
"Hem, ayo." Jawab Carissa sebelum keduanya berjalan dengan beriringan.
"Kamu sudah dengar kabar tentangnya?" Ucap Carissa di sela berjalannya.
"Siapa?" Tanya Mark yang sekilas melihat ke arah Carissa sebelum kembali melihat kearah depan karna jalan yang sedikit menurun.
"Gita." Jawab Carissa.
"..." Mark diam. Bukan karna perasaan yang pernah ia miliki dulu, tapi karna sudah lama Mark putus hubungan dengan Gita. Mark hanya tahu perempuan itu masih berkomunikasi dengan istrinya, hanya Carissa satu satunya yang masih berkomunikasi dengan Gita.
"Dia barusan menghubungiku, dia akan menikah dengan pria yang bisa menerima segala kekurangannya." Ucap Carissa di ahkir kalimatnya.
"Baguslah." Jawab Mark, hanya respon dengan satu kata yang bisa mewakili perasaan Mark.
"Bagaimana dengan Adrian?" Tanya Carissa, karna ada satu masalah yang menyanggal di perasaannya. Adrian, Carissa tahu Adrian masih menyukai Gita.
"Adrian akan baik baik saja. Adrian pasti ahkirnya juga akan seperti Gita, menemukan perempuan yang akan menerima dirinya dengan apa adanya. Jangan khawatir." Ucap Mark sebelum berjalan lebih cepat agar menghadap Carissa dan menggegam kedua tangannya, "hati hati." Ucap Mark membantu Carissa turun dari area rerumputan yang memliki jarak menuju jalanan beraspal.
"Kamu yakin?" Tanya Carissa lagi setelah turun dan memberikan senyuman terimakasih pada Mark.
"Hem, dia akan baik baik saja." Jawab Mark.
Jujur Mark ragu dengan ucapannya, karna dirinya juga pernah merasa kehilangan yang malah membuatnya menjadi orang yang tidak tahu kemana harus melangkah. Selama berbulan bulan, sebelum ahkirnya Carissa kembali dengan kebahagiaan yang ia bawa. Dan yang sekarang Mark coba untuk yakinkan, semuanya akan terus berjalan mau bagaimana manusia berusaha keras tetap yang di atas yang memiliki ke hendak.
"Kenapa lama sekali?" Tanya Adinda menatap kakak sekaligus abang iparnya dengan tatapan kesal.
"Maaf." Ucap Mark sedangkan Carissa hanya tersenyum sebelum mengukurkan tangannya ke udara.
"Latihan dek jadi seoarang ibu." Ucap Mark dengan senyum mengejek adik iparnya yang menatap Mark dengan kesal.
"Kenapa gak bang Mark aja yang gendong Skala? Kalau beberapa jam sih boleh, nah ini selama di sini aku yang gendong dari bangun sampai tidur. Lelah bang, Adinda juga mau jalan sama__." Ucap Adinda mengeluarkan keluh kesalnya selama seminggu berada di puncak.
"Sama siapa? Dika? Ih, abang sarankan yah dek kalau sekarang mending jaga jarak siapa tahu gak jo__." Ucap Adrian memetong perkataan Adinda dengan kata kata yang membuat Adinda memicingkan matanya.
"Hush mulutnya. Sembarangan kamu ngomong." Ucap Carissa sambil mengelus punggung putrinya, Skala_nama yang diberikan oleh Mark untuk putri kecilnya.
"Hehehe." Mark tertawa pelan, menggaruk kepala belakangnya yang sama sekali tidak gatal.
"Nyaman!" Ucap Adinda sebelum berjalan lebih dulu masuk ke dalam mobil yang sudah ada Dika di dalam mobil tersebut, di kursi pengemudi.
"Kamu Mark, bukannya bilang terimakasih malah kamu buat marah." Ucap Carissa yang berjalan diikuti oleh Mark.
"Sesekali gak masalah Car, biar semakin dekat."
"Ia kalau semakin dekat, kalau kembali kaya dulu gimana? Habis kamu, hanya umpatan yang akan keluar dari mulut Adinda untuk kamu." Ucap Carissa.
"Ia maaf." Ucap Mark sebelum membukakan pintu untuk Carissa karna perempuan itu akan memasuki mobil.
Mark menutup pintu dan berjalan masuk menuju pintu penumpang yang satunya.
....
Your biggest weakness is when you give up and your greatest power is when you try one more time.
Do your best at every opportunity tahat you have.
If opportunity does not come to you, then create it.
When you want to give up, look at back and then see how far you have climbed to reach your goal.
Kelemahan terbesarmu adalah ketika kamu menyerah dan kehebatan terbesarmu adalah ketika kamu mencoba sekali lagi.
Lakukan yang terbaik di semua kesempatan yang kamu miliki.
Jika kesempatan tidak menghampirimu, maka ciptakanlah.
Ketika kamu ingin menyerah, lihatlah ke belakang dan kemudian ketahui seberapa jauh kamu telah berusaha untuk meraih tujuanmu.
||Mark||

KAMU SEDANG MEMBACA
IT'S ME CARISSA_mark (END)
ChickLit"Satu hal yang membuatku membenci kamu yaitu senyummu, tawamu, ucapanmu bahkan matamu semuanya hanyalah seperangkat dari kebohongan kamu." Elizabeth Carissa Alvira