13 Mei 2020
🌼🌸🌼
Perempuan berambut sebahu dengan dress berwarna hitam menatap pintu ruangan yang tertutup dengan rapat, menghembuskan nafasnya sesekali, meyakinkan dirinya untuk bertemu dengan sosok yang sudah lama tidak ia temui.
Setelah menyakinkan dirinya, ia mengulurkan tangannya, mendorong pintu tersebut hingga ahkirnya terbuka. Perempuan itu masuk ke dalam, menutup pintu kembali. Berjalan perlahan dilorong pendek, sebelum ahkirnya ia bisa melihat pria yang terbaring dengan banyak alat disisi kiri dan kanannya.
Perempuan itu menghembuskan nafasnya dengan berat, ia tidak pernah mengirah keadaan pria itu begitu parah. Ia kira ucapan Mark sebelumnya hanyalah kebohongan, tapi ternyata pria itu mengatakan yang sebenarnya. Adrian_pria itu terbaring begitu lemah dengan alat bantu yang membantunya hingga saat ini.
Perempuan itu berjalan, menarik kursi yang ada disisi kiri Adrian, dan duduk disana. Perempuan itu diam mengamati wajah Adrian, wajah yang terlihat datar serta pucat.
"Apa yang kamu lakukan disini?" Tanya perempuan itu tanpa mengahlihkan tatapannya dari wajah Adrian.
"..."
"Apa yang terjadi sama kamu?" Tanyanya lagi, perempuan itu paham dirinya tidak akan pernah mendapatkan jawaban tapi entah mengapa dirinya masih terus ingin bertanya.
"..."
"Apa tidur begitu mengasikan, hingga kamu terus menutup mata kamu?" Tanyalah lagi, entah mengapa perempuan itu begitu mengharapkan jawaban dari Adrian.
"..."
"Bangunlah, setidaknya tatap aku sebelum aku kembali pergi." Ucap perempuan itu lagi dengan diahkiri hembusan nafas yang semakin berat.
"..."
"Apa kamu akan tetap tidur hingga aku pergi kembali? Aku datang ingin menunjukkan betapa bahagiaannya sekarang diriku, tapi kamu_bagaimana bisa aku menunjukan kebahagiaanku dan menyombongkan betapa bahagianya aku sekarang?" Lirihnya dengan kepala yang ia tundukan.
"..."
Perempuan itu kembali mengangkat kepalanya, namun belum sempat ia kembali bicara ponselnya berbunyi. Perempuan itu memasukan tangannya di dalam tasnya, mencari benda persegi panjang yang terus bersuara tersebut.
Perempuan itu melihat layar ponselnya, menunjukkan siapa yang menelponnya saat ini. Perempuan itu menarik senyumnya, sebelum bangkit dari posisi duduknya berjalan kearah jendela ruangan Adrian yang menapakan kota Jakarta.
"Hallo?" Sapanya dengan lembut.
"Hai babe." Suara pria yang terdengar berat, namun lembut menggema di telinga kanan perempuan tersebut.
"Ada apa Matt?" Tanya perempuan itu lagi, pada pria yang bernama Matt tersebut.
"Kapan kamu kembali? Grania terus menangis merindukan Ibunya." Jawab Matt.
"Besok atau mungkin lusa." Ucapnya lagi menjawab pertanyaan Matt.
"Pulanglah cepat, bukan hanya Grania yang merindukan kamu, tapi aku Git." Ucap Matt kepada istrinya tersebut dan dibalas oleh tawa pelan dari Gita_perempuan masa lalu Adrian.
"Baiklah, aku usahakan besok pulang." Ucap Gita sambil sesekali melihat Adrian yang masih dengan posisi yang sama.
"Apa kamu sudah di hotel?" Tanya Matt, dengan tangan kanan yang menepuk pelan putrinya yang tertidur disampingnya setelah menangis dengan waktu yang lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
IT'S ME CARISSA_mark (END)
ChickLit"Satu hal yang membuatku membenci kamu yaitu senyummu, tawamu, ucapanmu bahkan matamu semuanya hanyalah seperangkat dari kebohongan kamu." Elizabeth Carissa Alvira