18 Agustus 2019
🌼🌺🌼
Mark membuka matanya dengan pelan, hal pertama yang ia lihat adalah sisi kirinya.
'Apa aku sudah mulai gila? Aku mengharapkan dia tetap disini, disampingku. Sadarlah Mark, matahari sudah muncul dan sudah waktunya dia pergi.' Pikir Mark, sebelum membangunkan punggungnya menjadi posisi berdiri.
'Kalau begitu lebih baik menjadi gila dari pada waras namun mengharapkan sesuatu yang mustahil.' Pikir Mark lagi sebelum menurunkan kedua kakinya menginjak lantai.
Mark berjalan menuju kamar mandi, lagi dan lagi Mark mencium harum yang sama membuat langkah Mark terhenti.
"Apa aku sudah benar benar gila?" Tanya Mark pada dirinya sebelum menatap kaca yang memantulkan dirinya dengan wajah sedihnya, ada kekecewaan karna Carissa yang terlihat nyata hanyalah Carissa yang muncul karna imajinasinya.
"Aku rasa aku tidak akan bisa pernah kembali waras tampa kamu Car. Tidak bisakah kamu kembali?" Tanya Mark pada dirinya sendiri sebelum kembali melangkah melakukan aktivitas membersikan dirinya.
Tidak butuh waktu yang lama bagi Mark untuk berada dikamar mandi. Mark melangkah keluar dari kamar mandi, berjalan kearah lemari sebelum ahkirnya membuka lemari yang terisi dengan pakaiannya.
Mark mengambil kemeja putih, celana kain, dasi biru tua dengan jas yang memiliki warna yang sama dengan celana kainnya_hitam sebelum ahkirnya menggunakannya dalam diam.
Biasanya Carissa menyiapkan pakaiannya, biasanya Carissa akan merapikan kasur mereka dan Mark melihatnya lewat pantulan kaca lemarinya tapi kini? Mark harus melakukan semuanya sendiri, hanya dirinya tanpa ada Carissa disampingnya.
Mark menggunakan dasi dengan pelan, jujur dirinya tidak terlalu pandai memakai dasi dari bangku SMP bahkan sampai sekarang. Dirinya belajar mengikat dari dari Carissa namun sampai sekarang dirinya juga tidak terlalu pandai bagaimana menyimpulkan dasi tersebut.
Mark menatap dirinya di depan cermin, sebelum menghembuskan nafasnya dengan berat karna dirinya harus turun menghadapi beberapa orang yang mungkin sudah berkumpul di bawah menunggu Mark.
Mark melangkah menuju pintu dengan diri yang sudah rapi, menurunkan ganggang pintu sebelum menarik pintu dengan pelan dan menarik kembali pintu kearah yang berlawanan setelah dirinya berada di luar kamarnya.
Mark berjalan, setiap langkahnya terasa berat apalagi mengingat dirinya akan duduk di kursi meja makan yang hanya akan mengingatkan dirinya lagi pada Carissa. Perempuan yang biasanya akan turun bersamanya, duduk disampingnya, dan menunjukkan senyumnya sesekali karna paksaan yang Mark berikan.
'Aku berharap aku akan kembali berimajinasi.' Pikir Mark dengan kaki yang menuruni setiap anak tangga dengan wajah tanpa semangat.
Hingga dianak tangga terahkir dengan wajah yang melihat kearah bawah, Mark terdiam karna mendengar suara lembut yang semalam ia dengar. Bukan suara yang tertuju padanya, namun pada oranglain namun mampu membuat Mark ingin mendengarnya lebih jelas.
"Mana Mark?" Tanya Edward.
"Sebentar lagi dia akan turun kek." Jawab Carissa yang sudah duduk ditempat duduknya.
"..."
"Apa perlu Carissa panggil?" Tanya Carissa dan diwaktu yang sama Mark mengangkat kepalanya untuk melihat sosok yang baru saja mengatakan dirinya adalah Carissa.
'Apa aku kembali berimajinasi?' Mark pria itu tidak mampu kembali berbicara, Carissa ada di depannya.
Mark melihat dengan jelas Carissa yang baru saja berdiri dari kursinya dan kini melihat kearah Mark, mata keduanya kembali bertemu membuat suasana menjadi sunyi karna beberapa orang yang melihatnya juga terdiam terhanyut dalam situasi yang terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
IT'S ME CARISSA_mark (END)
ChickLit"Satu hal yang membuatku membenci kamu yaitu senyummu, tawamu, ucapanmu bahkan matamu semuanya hanyalah seperangkat dari kebohongan kamu." Elizabeth Carissa Alvira