17 Agustus 2019
🌼🌺🌼
Beberapa bulan kemudian
Angin begitu kencang, membuat ombak menyapa Carissa lebih dekat. Membuat kakinya menjadi basah dalam hitungan detik, namun hal tersebut tidak membuat Carissa pergi ataupun lari.
Pemandangan di depannya selalu mampu menghipnotisnya, membuat dirinya bahkan tidak ragu untuk datang setiap hari walaupun kakinya akan kembali basah ataupun angin ombak akan membuat badannya lengket serta rambut menjadi kusut.
Kini dirinya berada jauh dari jangakauan siapapun yang tidak ia inginkan, kini kakinya berdiri ditempat yang menjadi tempat pelariannya selama beberapa bulan.
Jangan ditanya bagaimana bisa ia lolos begitu mudah dari jangkauan Mark ataupun Edward, karna nyatanya tidak mudah bagi Carissa untuk sampai dititik ini. Carissa harus memohon pada Edward, pria yang dikira Carissa tidak akan mengijinkan keputusannya namun ahkirnya mengijinkannya dengan syarat yang harus Carissa lakukan beberapa bulan kemudian.
"Apa yang kamu lakukan disini Car? Angin tidak baik untuk kamu begitu juga untuk anak kamu." Dika, pria itu ikut duduk disamping Carissa.
Selama pelarian ini Dika memutuskan untuk ikut dengan Carissa walaupun pria itu akan tetap balik ke Jakarta beberapa hari karna urusan perusahaannya. Jujur Carissa merasa bersalah dengan Dika, Adinda bahkan anak yang Carissa kandung. Kehidupan mereka sudah begitu rumit, ditambah lagi harus mengurusi kehidupan Carissa begitu juga anak yang dikandung Carissa, ia merasa bersalah pada anaknya.
Tidak akan ada jaminan kalau Carissa akan memberikan kehidupan yang baik untuk anaknya, mungkin layak dalam materi anaknya akan mendapatkannya tapi dari keutuhan keluarga Carissa tidak akan yakin bisa memberikannya.
"Kamu tahu apa yang aku lakukan disini Dik." Jawab Carissa tanpa memalingkan wajahnya dari pemandangan didepannya.
"Kamu mengagumi pemandangan matahari terbenam lagi?"
"Hem,, bukankah mereka begitu indah?" Tanya Carissa, hanya pemandangan yang didepannya yang bisa membuat Carissa melupakan satu hal kalau dirinya sedang bersembunyi ditempat terpencil ini.
"Ya."
"Aku akan kembali." Lirih Carissa.
"Apa sudah waktunya?" Tanya Dika dan dianggukan oleh Carissa.
"Hem, kakek memberikanku waktu hanya lima bulan dan kini sudah saatnya aku kembali, dengan dia." Ucap Carissa, sebelum meletakan tangannya diatas perutnya yang sudah membesar. Anaknya begitu baik, Carissa akui itu. Anaknya tidak pernah membuat dirinya menderita, anaknya hanya memberikan kebahagiaan yang tidak pernah dirasakan Carissa 'ia akan menjadi seoarang ibu'.
"..."
"..."
"Apa kamu merindukannya?" Tanya Dika tiba tiba mengganti topik pembicaraan, karna seperti yang Dika lihat sampai saat ini perempuan yang akan menjadi kakak iparnya tersebut tidak pernah bisa melupakan perasaan yang ia miliki untuk Mark.
Carissa hanya mencoba untuk menutupinya dengan menyangkal semua perasaannya, seperti sekarang perempuan itu kembali menyangkal perasaan yang ia miliki.
"Tidak, aku tidak merindukannya." Jawab Carissa dengan tangan yang masih mengelus perutnya pelan, anaknya sepertinya tahu kalau diri Carissa sedang berbohong.
"Mata kamu tidak akan bisa membohongi apa yang ada Car."
"Lima bulan Dik, selama lima bulan ini aku mencoba menata kembali perasaanku." Ucap Carissa sebelum melihat kearah Dika, "selama itu juga aku berkali kali goyah, jadi kumohon jangan membuat aku goyah kembali. Sangat sulit menyakini diriku untuk kembali, jangan membuat aku ragu dan kembali ke dasar yang sama. Sudah saatnya aku tidak boleh goyah."
KAMU SEDANG MEMBACA
IT'S ME CARISSA_mark (END)
Chick-Lit"Satu hal yang membuatku membenci kamu yaitu senyummu, tawamu, ucapanmu bahkan matamu semuanya hanyalah seperangkat dari kebohongan kamu." Elizabeth Carissa Alvira