Bab 7

11K 1.5K 272
                                    

Enjoyyyy!

-


"Permisi tante"

Yang dipanggil tante pun tersenyum, "udah lama gak kesini. Nyari Jaemin ya?" Tanya wanita paruh baya ini.

"Iya tan, baru juga pindah 2 minggu yang lalu. Jaemin dimana?"

"Dikamarnya, kesana aja, ada Jeno juga."

Pria itu mengangguk lalu menaiki anak tangga satu persatu. Renjun membuka pintu hitam di depannya, kemudian berjalan menghampiri kedua temannya.

"Ngapain lo tiduran sambil meluk guling?" Heran Renjun yang melihat pria berhidung mancung tengah berbaring telungkup di kasur Jaemin.

"Diem lo! Jauh-jauh sana!" Jeno menendang kaki Renjun pelan. Kemudian mengubah posisi tidurnya dan memainkan persegi pintarnya.

"Apasi anjing." Umpat Renjun lalu duduk disamping Jaemin yang sedang sibuk dengan game di depannya.

"Ren, ambilin gue minum sana. Haus gue."

Renjun menatap Jeno tajam, "Lo nyuruh gue?" Tanyanya. Jeno mengangguk masih dengan guling dipelukannya.

"Ambil sendiri." Lanjut Renjun.

Jeno mendengus kesal dan memukul Renjun dengan guling Jaemin, "Gak guna lo jadi kawan!" Kesalnya lalu tengkurap melihat game di depannya.

"Nyusahin lo, sialan!" Protes Renjun. Jaemin masih enggan membuka mulutnya, yang terpenting adalah gamenya. Bukan temannya.

Pintu kamar terbuka, menampilkan wanita yang membawa beberapa minuman dinampan.

"Katanya kamu mau belajar." Ujar wanita itu. "Udah Ma, udah ruwet otaknya. Sekarang waktu untuk main game." Balas Jaemin tanpa mengalihkan pandangannya.

"Awas kalau nilai kuis kamu gak besar!" Ancam wanita itu yang dibalas anaknya dengan anggukkan. "Ini Jeno gak ikut main? Tumben."

"Lagi galau dia. Biarin aja ma, nanti juga sembuh sendiri." Sahut Jaemin lagi. Renjun mengumpat dalam hati karena menjadi pelampiasan kekesalan temannya. Sedangkan Jeno sedang menahan tangannya agar tidak menghajar temannya ini.

"Galau kenapa si? Dasar anak muda!"

"Enggak lah. Jaemin bohong, tante kan tau kalau Jaemin suka bohong." Elak Jeno.

Wanita itu terkekeh, "Belajar yang bener. Tahun depan harus udah lulus. Kalau udah lulus kan tinggal kerja dan kalian bebas mau ngelamar cewek yang kalian mau. Kalian tau gak kalau orangtua kalian itu pingin punya cucu. Denger 'kan Jaemin?"

"Apaan si ma omongannya. Udah ah udah mama arisan sama temen-temen mamah aja." Balas Jaemin.

"Dasar ngusir~" wanita itu keluar meninggalkan ketiga pria ini.

"Brengsek, Hyunjin!" Umpat Jeno.

"Jelas-jelas lo yang brengsek, Sialan!" Decak Renjun mendengar Jeno yang terus terusan mengumpat.

"Kalian berdua yang brengsek." Sahut Jaemin,

"Kan yang suci cuma gue." Lanjutnya tanpa mengetahui ekspresi kedua pria ini yang ingin memakannya hidup-hidup.

Sebenarnya Jeno dan Renjun ingin meminting leher Jaemin. Tetapi yang dikatakan oleh pria itu adalah fakta, -dibagian 'kalian berdua yang brengsek,' jadi mereka tidak bisa protes.

"Telfon Hyunjin aja, capek gue ngeliat lo misuh-misuh kayak orang bego!" Kesal Renjun.

"Ngapain gue nelfon Hyunjin? Kurang kerjaan."

[2] THEir STRUGGLES ; Nct 00 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang