Bab 26

7.5K 1K 675
                                    

Kalau ada yang penasaran apakah Siyeon masih berlatih menembak maka jawabannya tidak. Dan kalau ada yang penasaran bagaimana hubungan Jeno dan Siyeon seminggu ini maka jawabannya sedikit rusak. Sedangkan kalau ada yang penasaran bagaimana hubungan Hyunjin Siyeon dan Jeno Lami maka jawabannya masing masing dari mereka semakin dekat.

"Itu gak sengaja. Ayo dong, keluar." Kata Jeno di depan pintu kamar Siyeon.

"Gak mau. Lee Jeno jahat sama kupu-kupu." Balas Siyeon dari dalam, ia tidak ada nafsu untuk makan dan juga keluar kamar.

Seminggu ini Siyeon hanya berada di kamar, mengurus burung yang terluka, Wanita Park itu keluar dari kamarnya hanya untuk berangkat kuliah. Bahkan ia tidak peduli dengan pola makannya.

"Maaf, sekarang keluar, kasian bibi udah nyiapin makan." Bujuk Jeno pusing sendiri.

"Gak mau. Minta maaf sama kupu-kupunya. Sama burungnya juga."

"Kupu-kupunya kan mati?!"

"Meninggal!" Ralat Siyeon karena kata-kata mati terlalu kasar, "Gue kubur di halaman depan, sana minta maaf!"

Jeno menghela napas pelan, "Iya nanti gue minta maaf, keluar dong, Yeon. Papa lo khawatir tuh, Mama lo juga."

"Ck, bohong. Sejak kapan papa khawatir?" Balas Siyeon cuek.

Jeno meringis mendengar kalimat yang terlontar dengan lancarnya, ia mengambil handphonenya dan mencari kontak Saeron. Mengirimkan beberapa pesan untuk Saeron dan memasukkan kembali benda pipih itu ke dalam saku.

"Gue minta maaf sama burungnya dulu, deh." Jeno melanjutkan, "Burung, aku minta maaf." Katanya pasrah.

"Burungnya tidur." Sahut Siyeon mengelus kepala burung yang sebenarnya tidak tertidur.

Iya, Siyeon berbohong, karena...

Oh, ayolah. Ia sangat kesal dengan Pria Lee itu.

"Gila lo, kasian Jenonya, njir." Kata Hyunjin pelan.

"Diem gak lo!" Ancam Siyeon dan Hyunjin langsung menutup mulutnya rapat-rapat.

Kalau kalian penasaran dimana Hyunjin sekarang maka jawabannya adalah di atap dekat jendela kamar Siyeon. Kamar Siyeon tidak memiliki balkon jadi Pria Hwang itu terpaksa mengantarkan makanan untuk Siyeon lewat jendela yang ada di lantai dua.

Bucin level Hyunjin.

"Cepet sana makan. Udah gue bawain dari rumah juga." Kata Hyunjin lalu rebahan diatap. "Makan gak lo! Gue udah rela tidur-tiduran di atap ini." Ancamnya lalu memainkan persegi pintarnya.

"Bentar," Siyeon menoleh ke arah pintu. "JENO PULANG AJA SANA. BURUNGNYA SAKIT HATI SAMA ELO. DIA GAK MAU DENGER SUARA ELO LAGI!"

"Lah tadi katanya tidur!"

"Udah bangun. Sana pulang!" Usir Siyeon menarik napas dalam-dalam, "PAK SATPAAAAMMMM JENONYA TOLONG DIUSIIIIRRRRR DIA GANGGUIN SIYEONNNNN."

Hyunjin menutup kedua tangannya karena teriakan Siyeon sangat tidak manusiawi.

Siyeon menoleh pada Hyunjin saat sudah tidak mendengar tanda-tanda keberadaan Jeno di depan kamarnya. Ia bisa melihat Pria Hwang itu sedang rebahan di atap, kaki kanannya ia naikkan ke kaki kiri, sedangkan kedua tangan dan kedua matanya fokus pada benda pipih di tangan.

Yang ini santuy level Hyunjin pokoknya.

"Jin, ini bukan pantai." Kata Siyeon membuka makanan yang tadi Hyunjin bawa.

"Halah gasak." Balas Hyunjin cuek.

Siyeon berdecak, "Emang lo udah pake sunscree—

"ANJENG BELOM GUE LUPA!—HUA—

[2] THEir STRUGGLES ; Nct 00 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang