-
"Bocor lagi, No?" Tanya Jaemin yang melihat wajah frustasi temannya.
Jeno menoleh kemudian menggeleng, "Pusing aja mikirin yang sebelumnya."
Renjun terkekeh, "Udah kayak perempuan aja ya obrolannya. Bocor..." Gumamnya lalu bertos ria dengan Jaemin.
Haechan berdecak, "Lain kali kalau megang informasi perusahaan lebih hati-hati, No. Persaingan punya lo lebih ketat daripada punya kita-kita."
"Sampe sekarang belum tau siapa yang ngambil informasinya?" Penasaran Renjun.
"Belum,"
Renjun menghela napas, "Pusing juga ya kalau teknologi semakin canggih..."
Sekadar informasi, sekarang keempatnya berada di Apartemen Renjun. Jarang-jarang kan mereka menginap seperti ini, mengingat kewajiban mereka sebagai mahasiswa tingkat akhir membuat mereka sibuk pada urusan masing-masing.
Jeno menoleh pada Renjun, "Eh, lo udah minum obat belum?"
"Belum, males." Balas Pria Jilin itu santai.
"Buset, enteng bener dah tu mulut." Celetuk Jaemin heran.
Renjun mengangkat bahu tak peduli, "Cuma flu doang, paling besok juga sembuh."
"Ya kalau sembuh, kalau mati gimana hayoooo?" Tanya Jaemin yang langsung mendapat lemparan bantal dari Jeno.
"Enteng bener dah tu mulut." Kata Jeno mengikuti perkataan Jaemin.
Haechan yang melihat kebodohan temannya itu hanya menggelengkan kepala. Pantas saja ia bodoh, temanannya saja dengan orang-orang bodoh, begitu pikirnya.
Pria berkulit tan itu menoleh pada ponselnya yang menyala dikarenakan pesan masuk. Ia mengernyit saat kontak bernama Kak Yuqi mengirimkannya pesan. "Gue ke kamar duluan deh," Ia beranjak.
"Lo minum obat dulu sana!" Suruhnya ke Renjun.
"Nanti, gampang."
"Minum sekarang nggak lo! Gue cekokin nih." Katanya kemudian berjalan ke kamar tamu setelah mendapat anggukan dari tiga pria yang sibuk menonton televisi.
Renjun menatap punggung Haechan yang menghilang dari balik pintu, "Lah katanya mau nyekokin?" Bingungnya.
"Lupa kali, udah biarin aja. Lagi pusing dia mikirin bisnis keluarga." Sahut Jaemin.
kemudian hening selama hampir 1 menit.
"Denger kabar nggak?" Kata Jeno pelan setelah berpikir apakah tidak salah jika memberitahu kedua temannya kabar yang belum tersebar.
"Kabar apa, anjing?" Jaemin dan Renjun langsung merapat agar bisa mendengar omongan Jeno.
"Temen lo berdua mau dijodohin juga katanya,"
"Haechan?"
Jeno mengangguk.
"SUMPAH DE-mi apa lo?" Jaemin mengecilkan suaran ketika Renjun mengangkat tangannya bersiap untuk memukul Pria Na itu.
"Gue dengernya gitu, waktu bokap dia ngobrol sama bokap gue. Tapi kata bokap Haechan, itu masih rencana, gak tau dilanjut apa nggak."
"Haechannya tau nggak?" Tanya Renjun.
Jeno menggeleng, "Kan kata bokap dia baru rencana."
"Semoga gue nggak dijodoh jodohin kayak lo bertiga..." Gumam Jaemin karena dia tidak suka dengan kebiasaan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] THEir STRUGGLES ; Nct 00 ✔
Fanfiction[Sequel of Bullying Renjun] [COMPLETED] Ini bukan sebuah cinta segitiga, jauh dari itu, melibatkan lebih dari 5 perasaan dan 3 posisi yang tidak ditempati sesuai aturan. "Tolong jangan mencipta tali yang lebih rumit lagi, Huang Renjun." #strawberric...