Misi mau nyanyi bentar,
You see my hope was all but gone~
Ralat deh, but diganti almost.
Happy reading!
***
"Beres kalau sama gue." Kata Jaemin dengan wajah sombongnya setelah menyerahkan tumpukan kertas Nakyung.
Nakyung hanya berdecak kemudian mengecek skripsinya yang dua hari lalu dihancurkan oleh Jaemin, Wanita Lee itu menoleh saat layar handphoneya yang menyala dan menampilkan kontak bunda.
"Kenapa?"
"Naku di kafe deket toko... Iya, Naku yang ke toko apa mama yang ke sini?"
Nakyung memutuskan sambungan setelah mendapat izin dari mama, ia menaruh handphone itu ke meja dan menoleh pada Jaemin sebentar. "Makasih," Katanya singkat kemudian kembali mengecek skripsinya.
"Hm,"
"Lo udah nyelesaiin skripsi?"
Jaemin menggeleng, "Dikit lagi, terus tinggal dikirim ke percetakan."
"Kerjain sekarang, daripada lo nggak ngapa-ngapain disini."
Jaemin hanya berdehem dan Nakyung langsung menatap Pria Na itu heran. Sejak kapan Jaemin bersikap tidak menyebalkan dalam sehari?
Nakyung berdehem dan menyeduh jusnya, "Kenapa?"
"Gue?" Tanya Jaemin dengan dahi berkerut.
"Di depan gue memangnya ada siapa lagi selain lo?"
"Oh..."
"...Nggak kenapa-napa, pusing sedikit aja."
"Ya pusing kenapa, Nana?"
"Pusing kenapa Naku cantik terus, hehe..."
Jaemin memberikan cengiran yang akan selalu menjadi cengiran menyebalkan sekaligus cengiran kesukaan Wanita Lee itu. Nakyung menahan senyumnya dengan kembali menyibukkan diri pada skripsinya.
Sedangkan Jaemin, pria itu menyandarkan bahu tak bersemangat pada kursi dan memejamkan kedua matanya. Ingatannya terputar pada kejadian 2 hari yang lalu dimana ia, Saeron, Renjun, Ningning, dan Haechan secara tidak sengaja bertemu. Jujur saja saat itu rasanya ia ingin menghajar Renjun di tempat, tetapi ia tahu jika ia melakukannya, itu akan menjadi hal paling bodoh yang pernah ia lakukan.
"Kalau udah besar harus kayakgini ya, kak?"
Jaemin langsung membuka matanya saat suara anak-anak terdengar oleh rungunya.
"Iya, kalau nggak kayakgini nanti nggak lulus lulus."
Yejun mengangguk dan lanjut memakan es krimnya.
"Yejun sejak kapan disini?"
"Sejak hyung tidur," Balas Yejun sedikit tak peduli. Es krimnya lebih penting.
"Udah?" Tanya Nakyung yang melihat Yejun menaruh cup es krim. Yejun mengangguk lucu kemudian menuandarkan tubuh mungilnya pada Nakyung.
Nakyung mengelus rambut Yejun sayang, "Mau beli apa?"
"Um... Mau es krim lagi, boleh?"
"Kan udah tadi."
"Sekali lagi, ya? Ya? Ya?" Mohon Yejun lucu.
Nakyung menghela napas pelan, menarik kedua ujung bibirnya, menunjukkan senyuman termanisnya dan... "Nggak boleh!" Tegasnya yang membuat Yejun mengembungkan pipinya kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] THEir STRUGGLES ; Nct 00 ✔
Fanfiction[Sequel of Bullying Renjun] [COMPLETED] Ini bukan sebuah cinta segitiga, jauh dari itu, melibatkan lebih dari 5 perasaan dan 3 posisi yang tidak ditempati sesuai aturan. "Tolong jangan mencipta tali yang lebih rumit lagi, Huang Renjun." #strawberric...