"Echan..." kata Somi pada orang di sebrang sana.
"Apa lagi?"
"Mau nangis..."
Haechan mengangkat sebelah alisnya bingung, "Hah? Yaudah nangis aja, ngapain coba nelfon gue?" Tanyanya menatap wajah Somi dari layar handphone.
"Nyebelin banget, sih?! Yaudah ah, bye!" Kesal Somi lantas mematikan video call mereka.
Somi memeluk guling hijaunya dan menatap langit-langit kamar diam. Kejadian tadi sore terulang kembali di kepalanya. Tentang Samuel yang ingin confess kepada Shuhua dan dengan bodohnya Somi memberikan dukungan.
Orang-orang bilang; follow your brain, your heart is stupid as shit. Dan itu tidak berlaku untuk Somi because her brain is goddamn stupid as shit.
Somi menutupi wajah cantiknya dengan guling saat air mata lolos dengan tiba-tiba. Wanita Jeon itu merengek seperti anak berumur 3 tahun.
"Mamaa...." teriaknya tertahan. Oh, ayolah. Kenapa rasanya sangat sakit seperti ini?
Somi merubah posisi tidurnya menjadi tengkurap, menenggelamkan wajah pada bantal dan menangis sejadi-jadinya. Ia tidak akan mengelak jika ada seseorang yang menganggapnya berlebihan seperti ini.
Handphonenya berdering, Somi mengangkat wajahnya, meraih benda persegi pintar itu dan mengangkat panggilan dari ntah siapa yang menelfonnya karena ia tidak peduli dengan nama kontak yang tertera.
"Apa?" Tanyanya sesenggukkan.
"Beneran nangis?"
Somi merengek saat mendengar suara Haechan di sebrang sana, "Yaaa be...ne...ran laahh.... huhuhu echan...."
Haechan menghela napas berat, "Ke ruang tamu."
"Gak mau..." Somi membuang ingusnya di tissue.
"Jorok anjir! Cepet ke ruang tamu. Gue di rumah lo."
"Bo...hong... echan suka bohong... la...lagi ng...nggak mau bercandaaaa...." balasnya sambil merengek.
"Yaampun, Som, serius nih gue. Tv lo nyala, tadi satpam yang nhebolehin gue masuk. Kesini gak!"
"Sumpah jelek banget," celetuk Haechan melihat wajah sembab Somi.
"JAHAAAATTTTT SANA PERGIIIII!" Somi memukuli Haechan dengan bantal sofa.
"Eh, iya, iya, ampun! Bercanda! Yaampun Jeon Somi! Galak bener lo ketularan Nakyung apa gimana?!" Keluh Haechan menarik paksa bantal sofa yang ada di tangan Somi.
Haechan menatap wajah Somi untuk beberapa detik dan membuang napas pelan, "Kenapa?"
"Samuel... jahat..." rengeknya kembali menangis.
"Iya kenapa? Jahat kenapa?" Ulang Haechan yang ikutan bingung dengan tingkah Wanita Jeon itu.
"Kan tadi gue pulang bareng dia..." Somi mengelap air matanya, "Terus dia nanya... huhuhu ECHAAANNNNNN!!!!" Wanita Jeon itu memeluk Haechan erat dan menenggelamkan wajahnya di pundak Haechan.
Haechan mengelus pundak Somi pelan, ada bagian terkecil dari hatinya yang merasa tidak senang saat melihat wanita di pelukannya ini merasa sedih.
"Jangan kayakgini, ceritain dulu sampe selesai, biar gue gak bingung." Katanya perhatian.
Somi melepas pelukannya dan mengelap air matanya yang tadi keluar, "Samuel nanya kalau mau confess ke cewek enaknya ngasih apa... gue bilang boneka, bunga, cokelat, ya sejenis itu..." Somi menarik napas dalam-dalam, "Terus dia nanya lagi... kira-kira Shuhua sukanya apa ya—ECHAANNNNNNN!!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] THEir STRUGGLES ; Nct 00 ✔
Fanfiction[Sequel of Bullying Renjun] [COMPLETED] Ini bukan sebuah cinta segitiga, jauh dari itu, melibatkan lebih dari 5 perasaan dan 3 posisi yang tidak ditempati sesuai aturan. "Tolong jangan mencipta tali yang lebih rumit lagi, Huang Renjun." #strawberric...