Renjun membuka pintu bertuliskan Mufych Café di depannya, kakinya melangkah menuju meja dengan wanita yang sedang membaca wajalah di meja. Pria Jilin itu menarik kursi kosong di depan Wanita itu.
"Siang tante cantik, kok ada disini?"
Wanita itu menengadah dan memasang ekspresi lega sekaligus kesal. "Mama kira ada orang yang kurangajar, tau!"
Renjun memberikan cengiran tak berdosanya. Menurutnya, menjahili Mama dan Papa tetap akan menjadi kegiatan yang sangat-sangat seru walaupun tak jarang ia mendapat pukulan ringan.
"Renjun kira, mama udah ke Jilin, ini kan udah masuk liburan."
"Ngusir?"
"Enggak lah! Mama aja yang baper. Oh iya, kenapa mama disini?"
Nyonya Huang menutup majalahnya, "Mampir," ia menunjuk ke sekeliling dengan matanya, "Soalnya rame bener anak muda yang nongkrong disini."
"Tapi kan mama anak tua!"
"Eh kurangajar ya kamu!"
"Permisi..."
Ujar suara yang berhasil menghentikan niat Nyonya Huang untuk menoyor anaknya. Nyonya Huang memasang ekspresi terkejut saat melihat seseorang yang mengantarkan minumnya, beda dengan Renjun yang sudah biasa dengan kebaikan si pemilik café.
"Kamu gak ada jadwal untuk foto majalah?"
Saeron berusaha untuk biasa saja saat baru menyadari jika wanita itu adalah Ibu dari Renjun, tetapi Saeron tidak bisa memasang ekspresi biasa saja saat pertanyaan dari Ibu Renjun terlontar.
"Eh?"
Nyonya Huang membuka majalahnya dan menunjuk foto Saeron yang kebetulan ada di situ, "Saya tau kamu, Ronsae."
Pffttt
Renjun menutup mulutnya dengan tangan yang terkepal karena Pria Huang itu tahu jika Saeron belum cukup terbiasa dengan orang-orang yang mengetahui profesinya sebagai model.
"O-oh, ada, tapi masih nanti sore, tan—"
"Mama." Potong wanita itu cepat, "Kamu temen Renjun kan? Panggil Mama aja."
"Gak mau! Gak boleh!" Sahut Renjun tak terima.
Oke, cukup Jeno Jaemin dan Haechan yang memanggil Mamanya dengan sebutan Mama. Karena—oh tolong, Renjun sangat buruk dalam berbagi.
"Apa apaan sih kamu? Udah jangan dengerin dia. Udah gede juga kayak anak-anak. Panggil mama aja deh."
"Mama?"
"SAE!"
Saeron langsung menaruh jari telunjuknya di depan mulut lantas berbalik dan meminta maaf pada semua pengunjung.
"Cuma bercanda, tau." Ujar Saeron dan Renjun tetap tak peduli.
Saeron menghela nafas pelan, kalau saja tidak ada Nyonya Huang disini, Saeron pasti akan menimpuk Renjun dengan bantal karena tingkah kenakan-kanakannya. Wanita Kim itu ingin berbalik dan mengantarkan pesanan yang lain tetapi Renjun menahan tangannya.
"Mau jus mangga dong,"
"Udah?"
"Gak usah," Sela Nyonya Huang, "Kamu pesen sendiri ke depan, Saeron kan cuma nganterin pesenan." Lanjutnya pada sang anak.
"Gak mau ah, biar sekalian. Saeron kan baik."
"Jangan ngerepotin!"
"Gak pa-pa tante, Renjun mah emang udah sering ngerepotin, saya permisi." Ujar Saeron dengan nada bercanda sebelum pergi ke depan dan memberitahu pesanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] THEir STRUGGLES ; Nct 00 ✔
Fanfiction[Sequel of Bullying Renjun] [COMPLETED] Ini bukan sebuah cinta segitiga, jauh dari itu, melibatkan lebih dari 5 perasaan dan 3 posisi yang tidak ditempati sesuai aturan. "Tolong jangan mencipta tali yang lebih rumit lagi, Huang Renjun." #strawberric...