Bab 32 (bagian 1)

8.1K 1.1K 919
                                    


Wanita berparas ayu itu perlahan membuka matanya, kedua maniknya menyipit beradaptasi dengan cahaya yang langsung menyerang. Ia melihat jam analog pada nakas. Sekarang pukul 7 pagi, artinya semalam ia tertidur selama lebih dari 8 jam.

Kakinya ia turunkan dari ranjang, merenggangkan otot-otonya yang kaku. Kedua alisnya menukik saat mendapati flower bouquet di nakas lantas meraihnya dan membaca tulisan yang terdapat di kartu.

 Kedua alisnya menukik saat mendapati flower bouquet di nakas lantas meraihnya dan membaca tulisan yang terdapat di kartu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semangat buat pengumuman! Sori gue gak bisa dateng —lhc

Kedua sudut bibirnya terangkat, membentuk senyuman bahagia yang akhir-akhir ini sulit ia rasakan. Tanpa sadar Somi melupakan masalahnya semalam, Wanita Jeon itu beranjak dari kasur lantas berlari mencari keberadaan mama yang ia yakini sedang berada di dapur menyiapkan sarapan pagi ini.

"Apa sih teriak teriak?" Tanya Mama yang mendengar Somi menyebutnya berkali-kali.

Somi memberikan cengirannya sembari menyatukan kedua telapak tangan, "Tadi malem Haechan ke sini?"

"Iya." Mama mengambil piring dan menaruhnya pada meja, "Kamu udah tidur, mau mama bangunin tapi kata dia nggak usah." Lanjut mama yang mampu membuat Somi mengerucutkan bibir kesal.

"Kenapa?" Tanya mama yang melihat Somi merengut.

"Aturan mama nggak dengerin—" Perkataan Somi menguap saat netranya mendapati lengan mama yang membiru, ia dengan segera meraih lengan itu. "Ini kenapa?"

Mama dengan segera menarik lengannya dari genggaman Somi, mengabaikan pertanyaan anaknya dan kembali melanjutkan aktivitasnya.

"Mah, Somi nanya..."

Mama tersenyum, "Tadi ketabrak knop pintu—"

"Bohong!" Potong Somi cepat, Wanita Jeon itu menarik napas dalam-dalam, "Karena papa 'kan?"

"Bukan, Jeon Somi. Udah sekarang kamu mandi, terus ke bawah buat sarapan, oke?"

"Mah..."

"Nggak nerima protesan." Balas mama dengan senyumnya sembari mengusap rambut Somi pelan, "Beresin muka kamu sekalian, memangnya mau di hari pengumuman kerja, kamu ke sana sama muka sembab kamu?"

Somi berdecak, "Kenapa kalian selalu berusaha buat keliatan baik-baik aja di depan somi?" Tanyanya pelan lalu melangkah menuju kamar, meninggalkan mama yang menatap punggung Somi dengan senyuman mirisnya. Dalam hati meminta maaf karena telah menyeret anaknya ke dalam permasalahan.

Somi mendudukkan diri di kursi rias, menatap wajah kacaunya lantas menghela napas pelan. Tangannya hendak meraih cleanser tetapi handphonenya berdering, meminta untuk diindahkan keberadaannya.

"Kenapa?"

"Kirain belum bangun." Balas suara di sebrang sana. Haechan.

"Udahlah, ini udah pagi."

[2] THEir STRUGGLES ; Nct 00 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang