"Apaan sih lo ngeliatnya gitu banget!" Kesal pemuda yang sedari tadi ditatap oleh keempat pria tanpa mengatakan sepatah kata pun.
"Gak mau nraktir kita gitu? Kan bentar lagi lo mau pergi." Tanya salah satu dari mereka, Haechan.
"Ya enggak lah! Aturan hyung yang nraktir gue, kan gue yang mau pergi." Tolaknya.
"Ih ih yaampun uang gue udah habis buat beli baju." Siapa lagi kalau bukan Jaemin.
"Skip deh gue," Sahut Jeno.
Mereka berempat -Jisung, Jaemin, Haechan, dan Jeno- langsung menoleh ke pria yang sedang sibuk dengan handphone ditangannya dan kaki kanan diatas lutut kaki kiri.
"Apaan lo berempat ngeliat gue?" Sinisnya, Renjun.
"Traktir atuh koh. Kan kokoh baik."
Renjun berdecak mendengar tuturan dari Haechan. "Gak, gue lagi gak megang duit." Tolaknya.
"Hih gak boleh bohong, emang Hyung mau kalau rezeki Hyung beneran diambil sama Tuhan?" Tanya Jisung.
"Gue gak bohong Park Jisung," Renjun melanjutkan, "Lo bisa liat kalau sekarang gue megang Hp bukan megang duit 'kan?" Lanjutnya.
"Bodoamat anying!" Umpat Jeno. Maklum ya, Jeno ini emang selalu ngegas.
"Dih ngegas!" Sahut Renjun.
"Kalau gak ngegas gak nyampe," Jelas Jeno.
"Apasi ngumpat terus?" Saeron menaruh piring yang penuh dengan risoles coklat, tanpa babibu lagi mereka langsung menyerbu risoles itu, kecuali Renjun.
"Memang kak, mulutnya Renjun Hyung enteng kalau ngomong kasar. Marahin aja!" Kompor Jisung yang mendapatkan pelototan dari Renjun.
Saeron me-melototi Renjun. Yang dipelototi bukannya merasa bersalah, malah mengedipkan sebelah matanya. Saeron berolling eyes dan menoleh ke Jisung.
"Eh, katanya kamu keterima di Nanyang?"
"Lagi Hoki kak, makanya keterima." Sahut Jisung.
Saeron tersenyum, "Kamu tau? Harusnya kamu ngurang-ngurangin pemikiran kamu yang kayakgitu."
"Seharusnya kamu mikir gini, kamu keterima karena kamu bisa. Karena kamu mampu. Bukan karena kamu hoki." Lanjut Saeron dengan senyumnya.
Tuh kan, Renjun ini bawaannya mau nikahin Saeron aja kalau Saeron udah mulai nunjukin sisi dewasanya.
Bercanda.
Tapi kalau bisa serius juga boleh.
Kalau kalian tanya sekarang mereka ada dimana, jawabannya mereka ada di rumah Mark. Memang cuma rumah Mark yang pewe buat nongkrong. Mark juga gak masalah, dia justru suka kalau rumahnya ramai. Istrinya, Yeri, juga oke oke aja kalau banyak yang main ke rumah mereka. malah dia yang nyuru Ella buat tinggal disini.
Tempat kedua yang enak buat nongkrong, dimana lagi kalau bukan di cafénya Saeron.
"Aku duluan ya," ujar Saeron sambil mengambil tasnya.
"Mau dianterin gak princess?" Tawar Haechan yang memotong perkataan Renjun. Biasa, udah baikan.
Renjun langsung melempar temannya ini dengan bantal. "Sialan lo!" Kesalnya lalu menoleh ke Saeron, "Mau dianterin gak?" Tawar Renjun.
Saeron tersenyum dan menggeleng, "Aku sama Siyeon." Tolaknya.
"Ada Siyeon di depan?" Sahut Jeno.
"Inget pacar orang!" Sahut Jisung yang mendapat umpatan pelan dari Jeno.
"Enggak, aku yang kerumah Siyeon sekalian berangkat." Jelas Saeron dan Jeno hanya ber'oh'ria.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] THEir STRUGGLES ; Nct 00 ✔
Fanfiction[Sequel of Bullying Renjun] [COMPLETED] Ini bukan sebuah cinta segitiga, jauh dari itu, melibatkan lebih dari 5 perasaan dan 3 posisi yang tidak ditempati sesuai aturan. "Tolong jangan mencipta tali yang lebih rumit lagi, Huang Renjun." #strawberric...