So what? We hot. We young.
dongeng sebelum tidur,
ENJOY GUYS!!!!-
Liburan sudah berakhir hampir 3 minggu yang lalu, mau tak mau mereka kembali pada realita yang menyedihkan. Apalagi kalau bukan kekurangan waktu istirahat. Lingkaran hitam kembali terlukis di kantung mata, helaan nafas sering kali terdengar saat merasa pegal dan jengah dalam mengerjakan tugas-tugas.
Jangan tanya siapa yang paling pusing dan kacau di semester ketujuh ini, karena siapa lagi kalau bukan Jeon Somi dan Lee Haechan yang sibuk dengan mengumpulkan data-data untuk skripsi. Untungnya mereka mengambil metode kuantitatif, ya walaupun tidak terlalu jauh tingkat kesulitannya dengan metode kualitatif.
Jangan dikira Saeron dan yang lainnya tidak merasa pusing yang luar biasa. Apalagi Siyeon yang terus-terusan berurusan dengan buku-buku tebal di kamarnya. Jeno yang sibuk dengan perpajakan dan blablabla.
"Huah! Pening anjir!" Kesal Somi mengetuk-ngetuk keyboardnya dengan pena. Rambutnya sudah di cepol asal, kacamatanya sudah ia lepas dan ntah ia letakkan dimana.
Wanita Jeon itu melirik jam putih yang tertempel di dinding kamarnya. Ini sudah masuk waktu untuk makan siang dan ia sama sekali tidak ada niat untuk beranjak dari kursi belajarnya, bahkan hanya untuk berdiri mengambil minum di atas meja kecil dekat kasurnya. Gorden kamar saja belum ia buka sejak tadi pagi.
Somi menghela nafas begitu pintu kamarnya diketuk dan terdengar perintah untuk turun dan menikmati makan siang.
"Somi nanti, Biiii, lagi sibuk nih." Ia mengeraskan suaranya.
"Ada nyonya sama tuan di bawah. Tuan nyuru saya buat manggil Non." Ujar bibi dari balik pintu.
Somi berdecak lantas berdiri dengan ogah-ogahan untuk membuka pintu kamarnya, hal yang pertama ia lihat tentu asisten rumahnya yang dibalut baju putih.
"Iya, Somi mau cuci muka dulu, habis itu kebawah."
Somi menutup pintu kamarnya kembali setelah asisten rumah menjauh dari penglihataannya, wanita itu lantas berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci wajah kusamnya dan bergegas turun ke lantai dasar. Somi menghela nafas pelan, menyiapkan diri untuk melihat akting kedua orang tuanya yang bersikap baik-baik saja di depannya, yang masih mengira jika Somi tak pernah tahu tentang pertengkaran keduanya yang sering kali mengusik tidurnya.
—S T R U G G L E—
Pria jangkung yang dibalut dengan kemeja kebesaran dan celana hitam itu berjalan mendekati lift, membalas sapaan orang-orang yang di tujukan olehnya. Sangking seringnya berkunjung ke kantor sang papa, nama Huang Renjun bukanlah termasuk nama yang masih asing di telinga para pekerja. Pria duapuluhtiga tahun itu sering membantu sang papa untuk mengelola perusahaan keluarga mereka. Sama halnya seperti Jeno, hanya saja didikan Donghae untuk Jeno lebih disiplin dan sedikit keras.
"Pagi, Huang Jackson." Sapa Renjun dengan senyum menyebalkannya untuk sang Papa.
Jackson memberikan senyuman paksaannya, "Kurangajar kamu ya!" Ia menoyor kepala sang anak yang langsung mendapat protesan dari Renjun.
"Anak mau kerja bukannya dikasih semangat malah dikatain kurangajar, dasar orang tua!" Cibir Renjun mengelus kepalanya.
"Mau kerja kok pake kemeja kayak gitu? Mana bagian depan dimasukin ke celana, niat kerja gak kamu?"
"Kalau gak niat, Renjun gak bakal dateng. Papa kan tau sendiri kalau tadi pagi Renjun ada kelas, ini aja Renjun baru pulang langsung kesini. Nanti malem nyelesaiin lukisan buat pameran seni." Jelas Renjun panjang lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] THEir STRUGGLES ; Nct 00 ✔
Fanfic[Sequel of Bullying Renjun] [COMPLETED] Ini bukan sebuah cinta segitiga, jauh dari itu, melibatkan lebih dari 5 perasaan dan 3 posisi yang tidak ditempati sesuai aturan. "Tolong jangan mencipta tali yang lebih rumit lagi, Huang Renjun." #strawberric...