"Gue satu kereta sama Nakyung!" Ucap Somi setelah mendengar penjelasan dari mbak-mbak yang berdiri di depan mereka. Ia meraih lengan kiri Nakyung dan memeluknya.
"Eh? Gak boleh! Gue yang sama Nakyung!" Sahut Siyeon memeluk lengan kanan temannya itu.
"Ish, kenapa rebutan si? Kan satu kereta diisi tiga orang." Kesal Nakyung karena Siapa yang tidak kesal jika lengannya di perebutkan oleh orang?
Wahana ini diberi nama Kereta Hantu karena, setiap pemain diharuskan menaiki kereta yang nantinya akan jalan dengan sendirinya menyusuri rumah hantu ini. Satu kereta bisa ditempati 2 sampai 3 orang, kereta tanpa atap tentunya. Disediakan pistol mainan yang digunakan untuk menembak hantu dari benda mati sebanyak 3 kali, dan setelah itu hantu yang sudah ditembak akan menyingkir dengan otomatis dengan bantuan teknologi tentunya. Terdapat manusia yang menggunakan make up agar menyerupai hantu untuk menakuti para pemain. Kurang lebih seperti itu.
"Terus aku sama siapa? Aku juga pingin sama Nakyung." Tanya Saeron pelan. Ia tak akan mengelak jika salah satu dari temannya mengatakan dirinya penakut.
"Pacaran aja sana sama Nakyung." Celetuk Renjun yang mendapat tawa kecil dari Jeno. Kalian sepertinya sudah tahu seberapa tingginya humor dari Lee Jeno.
"Udah-udah gini... dibagi aja biar aman, takutnya ada hantu-hantu yang ngelanggar aturan. Siyeon sama Jeno, Somi sama Samuel, Saeron sama ..." Haechan menoleh pada Renjun, "Sama Renjun lah ya pasti. Terus Nakyung—"
"Sama gue!" Jaemin mengangkat tangannya.
"Udah cocok tuh kelompok yang gue bagj, jadi yang cewek gak usah takut di anggur-anggur sama setan cowok."
Samuel mengangguk pahan, sedangkan Renjun menatap Haechan ragu, "Terus elo sama siapa?"
"Gue di luar, nunggu lo semua selesai," Haechan menunjukkan cengirannya, "Soalnya gue udah pernah masuk. Serem ler gak bohong!" Lanjutnya.
Saeron meneguk saliva susah, "Aku... sama Haechan aja deh, kasian Haechan kalau sendiri" Alibi Saeron.
"Gak-gak. Masuk semua aja, kan emang kesini mau main bareng." Tolak Renjun, "Chan, lo sama gue sama Saeron aja. Kan satu kereta bisa 3 orang." Suruhnya.
Haechan membuka mulutnya, tapi kata-kata yang ingin ia lontarkan menguap begitu saja. Ingin menolak karena tak ingin menjadi nyamuk diantara Renjun dan juga Saeron, tapi ia juga ingin berada satu kereta dengan sahabatnya itu. Renjun sedikit penakut, Haechan tahu. Renjun berusaha untuk melawan ketakutannya sendiri ketika bersama Saeron, Haechan juga tahu. Dan sepertinya kalau harus berada di satu kereta yang sama -dengan Saeron dan Renjun- akan membangunkan kembali rasa kesalnya terhadap Wanita Kim itu yang sudah bisa ia padamkan beberapa bulan yang lalu.
"Haechan sama gue sama Samuel." Sahut Somi dan Samuel mengangguk menyetujui, menurutnya tak ada masalah jika Haechan, dia, dan Somi berada dikereta yang sama.
"Terserah deh, atau lo pingin sama gue sama Jeno? Ayo yang penting ikut semua. Kan adil ... jadi takut semua." Tawar Siyeon.
"Eh? Gweeela si direbutin jadi eeenak~" Ucap Haechan dengan wajah menyebalkannya.
"Permisi, ini kapan naiknya?" Tanya mbak-mbak yang mengintrupsi keriwehan mereka.
"Maaf." Jeno melihat temannya satu-persatu, "Siapa yang duluan? Gue ya?"
"GAK!" Pekik Siyeon yang langsung panik mendengar perkataan Jeno. Jeno berdecak lalu menoleh pada Somi dan Juga Saeron yang kompak menggelengkan kepalanya.
"Yaudah gue yang pertama." Nakyung menarik pergelangan tangan petnernya, "Ayo cepet!"
"E-eh, kok lo a-asal ngomong gitu sih! Kan gue belom ngeiyain, heh berhenti Naku! yaampun nanti kek kedua aja!" Gugup Jaemin yang memang merasa sedikit —ralat. Takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] THEir STRUGGLES ; Nct 00 ✔
Fanfiction[Sequel of Bullying Renjun] [COMPLETED] Ini bukan sebuah cinta segitiga, jauh dari itu, melibatkan lebih dari 5 perasaan dan 3 posisi yang tidak ditempati sesuai aturan. "Tolong jangan mencipta tali yang lebih rumit lagi, Huang Renjun." #strawberric...