Bab 12

10.4K 1.3K 547
                                    

Ok guys, Happy Reading! Enjoy!

-

"SIYEON BANGUN! CEPET MANDI INI UDAH MAU JAM 9 KAMU BELUM MAKAN!"

Tubuh wanita itu menggeligat begitu mendengar teriakan sang mama dan gedoran pintu kamarnya, ia menarik napas dalam-dalam. "IYA MAAAA INI SIYEON UDAH BANGUN!" Sahutnya dengan mata yang masih tertutup.

Setelah tak lagi terdengar suara teriakan dan gedoran pintu, Siyeon langsung mencari posisi yang nyaman untuk melanjutkan tidurnya. Yang ia inginkan hanya satu. Membalas tidurnya yang selalu kurang dalam waktu 2 minggu penuh.





Bunyi bell menggema di rumah ini, dengan segera sang asisten membukakan pintu untuk seseorang di luar sana. Ia membungkuk sopan untuk tamu itu.

"Pagi, Bi! Tante Park, mana?"

"Pagi. Nyonya ada di ruang televisi."

Orang itu, Jeno, mengangguk dan memberikan kotak jaco pada asisten rumah ini. Setelah itu kakinya melenggang menuju ruang televisi. Ia bisa melihat ibu dari wanita galak itu sedang menonton acara gosip yang sedang tayang.

"Pagi, Tante!" Sapanya.

Yang disapa menoleh dan tersentum, "Yaampun pagi-pagi aja udah ganteng ya kamu!" Puji nyonya Park, ibu dari Park Siyeon.

"Yaudahlah, kamu gak usah nikah sama anak saya. Kamu nikahnya sama saya aja." Lanjutnya.

Jeno tertawa sampai-sampai kedua matanya menghilang karena menanggapi perkataan wanita itu. "Siyeon dimana, Tan?"

Yang ditanyakan langsung menghela napas berat, "Masih tidur tu di kamar. Gak tau kenapa jadi cewek malesan banget. Cepet nikahin sana biar tante gak pusing!"

Jeno meringis dan menggaruk tengkuk yang tak gatal, boro-boro mau nikah, skripsi saja belum.

"Bentar tante bangunin lagi dulu." Ada penekanan pada kata 'bangunin lagi', Nyonya Park beranjak dari duduknya dan hendak berjalan menuju kamar sang anak, namun Jeno mencegah wanita itu.

"Biar Jeno aja yang bangunin," tawar Pria itu yang diangguki oleh Nyonya Park. Jeno menaiki anak tangga dan berbelok ke kanan menuju kamar Siyeon.

Diketuknya pintu berwarna putih di hadapannya berkali-kali. Tetapi tidak ada jawaban.

Jeno menghela nafas pasrah, tangannya meraih knop pintu. Tidak dikunci, dasar wanita ceroboh! Pikirnya. Ia mendorong pintu ini dan membiarkannya tetap terbuka.

Kepalanya menggeleng tak percaya melihat Siyeon yang tertidur dengan bantal yang menutupi wajahnya. Disingkirkannya bantal itu dari wajah Siyeon.

Dan tanpa aba-aba, Jeno menarik Siyeon hingga terduduk di atas kasur. "Whoaaa!" Reflek Siyeon membuka manik cokelatnya, tangannya memegang bagian jantung yang berpacu lebih cepat, napasnya jadi tidak beraturan.

Kemudian suara tawa memenuhi kamar Siyeon. Iya, itu Jeno yang tertawa melihat ekspresi Siyeon ketika terkejut. Pria satu itu memang tidak punya hati. Membangunkan anak orang dengan cara seperti itu tentu membuat orang yang dibangunkannya merasa terkejut bukan main.

Buk!

Satu pukulan bantal yang lumayan keras mengenai wajah pria itu.

"Gak lucu!" Kesal Siyeon lalu bersender pada kepala kasur. Jeno mengelus pipi kirinya yang duluan terkena hantaman bantal dari Siyeon.

Dan selanjutnya Jeno menganga tak percaya karena Siyeon melanjutkan tidurnya dengan posisi duduk dan bersanda di kepala kasur. Ah, wanita di hadapannya ini memang gila tidur, pantas saja mamanya angkat tangan dengan kebiasaan yang satu ini.

[2] THEir STRUGGLES ; Nct 00 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang