09.42
Bandara Icheon sangat ramai, orang-orang berlalu lalang dengan koper mereka. Begitu juga dengan pemuda berhoodie putih, koper abu-abu, dan tas ransel berwarna hitam di punggungnya.
"Belajar yang bener!" Ujar pria berkaos kuning menasehati pemuda yang 2 tahun lebih muda darinya.
"Jangan main game terus!" Pria dengan kaos merah ikut menasehati.
"Makan yang bener ya lo, biar gak cungkring kayak Kokoh!" Sahut pria berkaos hitam yang mendapatkan tatapan sinis dari pria berkaos kuning.
"Jaga mata!" Timpal pria berhidung mancung. Mendengar peringatan dari pria berhidung mancung, pemuda itu, Park Jisung, menoleh ke perempuan jangkung yang sedang memeluk wanita jangkung pula.
Yang ditatap memalingkan wajahnya. Wanita yang dipeluk mengelus rambut perempuan ini dengan perhatian. Ia tau jika perempuan yang daritadi memeluknya merasa sedikit kacau?
"Awas lo sampe buat nangis Jiheon!" Ancam wanita lainnya.
"Dia udah nangis." Balas Jisung sambil menunjuk Jiheon dengan dagunya.
"Lah? Kapan!?" Kaget Siyeon menoleh ke perempuan yang sedang memeluk Saeron.
"Tadi malem,"
"Enggak!" Protes Jiheon yang merasa tidak terima dengan perkataan Jisung.
"Urusan anak remaja emang pusing ya. Lelah hayati," ujar Haechan lalu Jaemin mengajak temannya ini ber-tos-ria.
"Kenapa lo meluk Saeron terus?" Heran Renjun, Jiheon menatap Jiheon sinis, "Terserah gue!"
"Bilang aja lo mau meluk Saeron!" Tuding Jeno yang sialnya benar.
Saeron berolling eyes mendengar perbincangan yang mulai keluar dari topik, ia menoleh ke Jiheon. "Jisung bentar lagi berangkat, gak ada yang mau dibilangin ke dia?" Tanya Saeron yang diangguki oleh Siyeon. Jiheon diam.
"Cih, lama! Ke mobil kuy!" Ajak Jaemin pada keempat temannya. Renjun dan yang lain mengangguk, "Omongin apa yang memang harus lo omongin ke dia." Ujar Renjun sebelum menyusul ketiga temannya.
"Dih gak ngaca dulu dia yang ninggalin kak Saeron!" Kesal Jisung melihat kepergian Hyungnya.
"Mau ditinggal juga gak?" Tawar Siyeon, Jiheon menggeleng, ia yakin jika kedua unni-nya ini bisa diajak kompromi. Tidak seperti keempat pria yang sudah menghilang, mulutnya tidak bisa dirantai.
Jiheon melepaskan pelukannya, "Tungguin, bentar aja kok."
Siyeon dan Saeron mengangguk paham dan sedikit mundur agar doubleJ bisa leluasa berbicara. Perempuan ini menghampiri pemuda jangkung yang selama ini menjadi ce es kentelnya.
"Udah gak mogok ngomong?" Tanya Jisung begitu Jiheon berdiri di depannya.
"Ish nyebelin banget sih lo, Park Jisung!" Jisung tertawa mendengar nada kekesalan dari perempuan ini. "Mau bilang apa lo? Bawain oleh-oleh cowok ganteng?" Tanya Jisung.
Jiheon berdecak, pemuda di depannya memang sangat menjengkelkan. "Apaan si, ya enggak lah!"
"Selama ini gue belum pernah manggil lo 'kak' kan?"
Iya, Jisung memang lebih tua dari Jiheon, mereka bisa sekelas karena waktu itu Jisung mengalami insiden yang mengharuskannya beristirahat selama setahun.
"Itu tau! Gak sopan lo sama gue!"
"Serius dulu!"
"Mau diseriusin?"
"Park Jisung!" Kesal Jiheon.
Jisung berhenti tertawa, menunduk dan membuang nafas pelan. Kemudian menoleh ke perempuan di depannya, "Jangan suka sama Jeongin."
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] THEir STRUGGLES ; Nct 00 ✔
Fanfiction[Sequel of Bullying Renjun] [COMPLETED] Ini bukan sebuah cinta segitiga, jauh dari itu, melibatkan lebih dari 5 perasaan dan 3 posisi yang tidak ditempati sesuai aturan. "Tolong jangan mencipta tali yang lebih rumit lagi, Huang Renjun." #strawberric...