Anya, gadis manis berprestasi yang mendapat beasiswa kuliah di Jakarta.
ditengah keluguanya ia baru mengenal kerasnya dunia pergaulan dijakarta
bagimana kisah anya di jakarta?, bisakah ia lulus dengan baik dari tempat ia berkuliah?
~ia duduk termen...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Siang itu di terminal keberangkatan bus sangatlah terik, bahkan awan enggan menampakan wujudnya, meskti begitu, tempat itu sangat ramai, entah hanya melepas teman atau saudarnya pegi, atau menyambut kedatangan keluarga yang kembali ke rumah, tampak seorang gadis dengan jilbab berwarna cream bak cappuchino membawa kardus dan tas laptop asus diikuti seorang pria yang mengangkat tas jinjing bergegas menuju bus yang sudah mau berangkat
Gadis itu bernama Anya, ia dibantu oleh kakaknya yang bernama Raka, memasukkan barang-barang kedalam bagasi bus.
"Anya, cuma ini yang bisa aku kasih ke kamu, kamu baik-baik ya dijakarta, aku tunggu disini" ujar raka menggenggam bahu anya
"ia kak, insyallah, doain aja ya", jawab anya dengan tersenyum manis
Anya masuk ke dalam bus dan ia duduk dikursi dekat jendela, bus pun bergerak perlahan meninggalkan tempat itu, dari jendela tampak raut cemas kakaknya yang ditutupi oleh senyuman, dengan lambaian kecil, Raka melepas kepergian adiknya
Bus pun melaju semakin kencang
Dengan tempat kaki yang tertekuk mati, selembar selimut,bantal, sepotong roti dan sebotol air mineral menemani perjalananya
"jika berangkat siang ini, bisa-bisa tengah malam baru sampai nih" gumamnya
Saat hari mulai sore bus berhenti di terminal lainya
Terlihat seorang pria dengan headphones tergantung di leher, dengan membawa tas,masuk dan duduk di sebelah Anya.
"Permisi y mbak" ucap pria itu
"Ia mas, silahkan"
"Mau ke jakarta y mbak? Kuliah?"
"Ia, masnya juga?"
"Ia nih, tapi jalan2 aja"
"Aku Anya, nama mas siapa?" menyodorkan tanganya
"Nama?, g ada gunanya nama kalau kita g bakal ketemu lagi kan?" jawab pria itu dengan tersenyum
"Hehee.. gitu ya?" Anya menahan malu, dan menarik kembali tanganya
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
