"wah gimana Nya. pa kabar?" menjabat tangan Anya lalu duduk pada kursi kayu dihadapan Anya
"baik di, gimana kampus?" jawab Anya sembari menuangkan Teh pada gelas untuk Ardi
"ya masih gitu gitu aja, kelas, tugas, himpunan, dah gitu aja terus." Ardi meletekkan tasnya disamping kursinya "sepi ga ada kamu disana."
"bisa aja lo di." sahut Anya
"gimana Nya, mau ngomongin apa?"
"di, kamu inget kosan lama aku kan?"
"ia inget, kenapa?"
"kamu tau apa soal kosan itu?." tanya Anya
Ardi menyuruput teh manis yang Anya buat dengan perlahan
"buat apasih?." Ardi balik bertanya
"udaah jawab aja dulu." protes Anya
"yaa.., setauku ya, itu kosan sebelumnya, rumah.., yang masyarakat disana kurang suka karena tempat itu biasa dipake mabuk-mabukan dan berisik aja gitu sampai-sampai tengah malam." jelas Ardi
"keluarga siapa sih yang tinggal dirumah itu?." Anya bertanya lebih dalam
"orang disana biasa sebut beliau pak herman, orangnya baik dan cukup ramah sama warga sana, cuma dia sama istrinya ini sering keluar kota, dan ninggalin, dua anaknya aja dirumah itu" papar Ardi
"dua?."
"iaa, yang anak pertamanya laki-laki, sedang yang bungsu tu cewek" jelas Ardi kembali
"anak pertama ini, Nando maksutmu?." Anya berusaha memastikan
"Ia bener, sebelumnya dia di rehabilitasi karena kecanduan obat-obatan, dan yang aku dengar dia tu baru keluar tak lama sebelum kamu nempatin kos itu." jelas Ardi
"terus si bungsu, pak herman dan istrinya dimana sekarang?." Anya kembali bertanya
"udah ga ada." Ardi meneguk tetes terakhir teh dari gelasnya "ada masalah waktu itu, ada foto-foto ga baik yang tersebar tentang gadis itu, mungkin saking malunya si bungsu ini gantung diri rumah itu, sementara pak herman sendiri meninggal dipenjara karena melakukan percobaan pembunuhan dan istrinya sendiri stress sampai kena struk" beber Ardi
"kamu tau ga, nama adiknya siapa?!." selidik Anya
.....
"sory Nya, aku ga inget." jawab Ardi "itu udah gosip lama yang aku dengar dari warga sana"
.....
"hm.., oke makasih infonya di" ujar Anya
*****
ke esokan paginya, Anya menunggu Vero dimeja dalam cafe,
dengan gelisah dan berulang kali mengecek hpnya, Anya semakin tak tenang karena matahari semakin naik, sementara Vero bahkan tak membaca satupun pesan atau mengangkat telfonya
"sarapan dulu." ujar Eko sembari meletekkan salad buah yang baru saja ia siapkan
"makasih Ko." ujar Anya
"jadi mau besuk temenmu pagi ini?." tanya Eko
"rencananya sih gitu" jawab Anya
"Vero masih ga ada kabar?" tanya Eko kembali
"belum nih, ga di read pesanku" jelas Anya
"lagian kenapa dia ga tinggal disini aja sih?" keluh Eko "setelah cafe tutup selalu ngilang, dan baru datang nanti jam 11."
Anya meresponse dengan mengangkat kedua bahunya
matahari semakin melambung, dan waktu sudah menunjukkan pukul 10 lebih 15,
"Aku anter Aja Nya" Eko menyodorkan helm ke Anya "ga bakalan sempat kalau kamu nunggu dia."
"yauda deh, makasi ya" Anya meraih helm dari Eko
Eko pun menggeber motor Vixion birunya dan membawa Anya ke rutan yang cukup jauh darisana
KAMU SEDANG MEMBACA
Virgin Candy
RomanceAnya, gadis manis berprestasi yang mendapat beasiswa kuliah di Jakarta. ditengah keluguanya ia baru mengenal kerasnya dunia pergaulan dijakarta bagimana kisah anya di jakarta?, bisakah ia lulus dengan baik dari tempat ia berkuliah? ~ia duduk termen...