Bagai Bunga Bangkai

760 14 2
                                    

Haloo pembaca virgin candy, Sory ya, ceritanya lama banget aku baru update lagi, sama mau ucapin terimakasih juga yang telah memberi vote pada bab-bab di cerita ini,

terimakasih, selamat membaca ;D

*****************************************************************************

"Chat dari vera, katanya dia sama alfi ga bisa dateng, ada urusan mendadak" ujar Anya

"oh gitu, yaudah gapapa" jawab Via

"dia nitip buat tugas ospek juga, artinya pohonya sama kuenya dilebihin dua ya" ujar Anya

"Loh, gak bisa gitu dong?!, kita yang cape-cape nyari sama mikir masak dia cuma tinggal nitip doang" jawab Ardi dengan nada protes

"jadi gimana?, gak usah dibelikan ya?" tanya Nike

"ya Gausah lah, biar mereka usaha sendiri" jawab Ardi

"Kalau mereka beneran ada masalah gimana?, misalnya ban bocor atau mereka sakit?" tanya Anya

"Mana ada bon bocor gak bisa nyari tugas, kan ada go-jek , grab, usahalah" jawab Ardi

"udah deh, bener kata Anya, lagipula cuma pohon sama kue ini kan?, aku lebih milih bantu nyariin tugas ospek mereka daripada kehilangan temen kayak mereka" ujar Via

"udah-udah, kita mau debat atau nyari tugas ospek nih?" tanya Nike

"iaa-iaaa, nyari tugas ospek, kembali ke rencana awal ya?, aku nyari pohon, kalian nyari kue" jawab Ardi

"eh, tapi aku gak ada motor" jawab Anya

"yaudah gini aja, aku kan sama nike, soalnya sekalian nganter dia pulang, kamu sama ardi aja nyari pohon gimana?" Sela Via

"aku oke-oke aja sih, Ardi gimana?, oke gak?" tanya Anya

"okee" Jawab Ardi

merekapun berangkat keluar mencari barang-barang yang diperlukan

*****

Pagi itu tampak mendung dan awan mengikuti perjalanan Anya dan Ardi mencari Pohon, hingga sampailah mereka di pasar tanaman dan hewan, terlihat banyak bunga-bunga cantik dan tanaman hijau yang tersusun rapi dipinggir jalan, dan senyuman para penjual bunga yang sembari menyiram tanaman disana, terlihat juga penjual bibit tanaman dan tukang parkir yang terkadang muncul tiba-tiba. 

Disudut lain, terlihat berbagai macam makanan hewan, dari makanan kucing,pelet hingga ulat untuk pakan burung, terlihat juga burung, kucing dan banyak hewan lainya yang dikandangkan dan dipajang seharian

"pak, pohon angsananya 6 ya pak" ujar Ardi

"oke siap, saya ambilkan dulu" jawab penjual bibit pohon

"oke pak" jawab Ardi

"pohon angsana ini yang biasa ada di pinggir jalan kan ya?" tanya anya ke Ardi

"iaa" jawab Ardi

"kenapa belinya pohon angsana?" tanya Anya kembali

"murah, cuma 5000" jawab Ardi

"kenapa gak pohon mangga aja?, kan tinggal beli buah mangga, terus bijinya ditanam deh" tanya Anya kembali

"soalnya kalau pohon mangga nanti ada semut rangrang nya" jawab Ardi

"kenapa pohon angsana tapi?" kan masih banyak pohon yang lain? tanya Anya

"kenapa kamu banyak tanya?!" jawab Ardi sambil melihat kearah Anya dengan wajah malas

"ya kan pingin tau aja" jawab Anya 

"Pohon Angsana itu, walau kelihatanya gak ada buahnya tapi manfaatnya banyak banget, dan biasanya pohon angsana cuma dilewatin begitu aja dijalan, ditusuk paku pas kampanye, ranting dan daunya dipatah-patahin seenaknya buat nandain mobil mogok. padahal mereka gak tau kebaikan pohon angsana, karena kamu gak tau kebaikan dari suatu hal, bukan berarti dia gak ngasih kamu apa-apa, kamunya aja yang belum tau" jawab Ardi

"oh ya-ya, jadi pohon Angsana ini buat apa?" tanya Anya

"Aduuh, pusing aku, udah, kamu cari di google aja sana" jawab Ardi

"iaa-iaa gitu aja marah mas" jawab Anya

Ardi dan Anya berhasil mendapat tanaman yang mereka cari, merekapun berniat kembali ke kos Anya

****

Tiiiin, Tiiiin, bunyi klakson memekakkan telinga, asap kendaraan memenuhi ruang, dan terlihat motor seperti air yang dengan cepat mengisi tiap-tiap sela diantara mobil

ya, Anya danArdi terjebak macetnya ibukota

"kok macet ya?" tanya Anya

"ia, udah jam makan ni soalnya" jawab Ardi

"oh gitu" jawab Anya

"apa kita makan dulu aja ya?, keburu tumbuh besar nanti ni benih pohon kalau nungguin kelar ni macet"

"oceee" jawab Anya

merekapun berhenti di suatu rumah makan, merekapun mengobrol sembari menyantap makan siang

"Anya, ini pertama kali kamu tinggal di jakarta kan ya?" tanya Ardi

"Ia kenapa emangnya?" tanya balik Anya

"ya gapapa sih, cuma mau ngingetin aja, kalau kamu dideketin cowok tiati, cowok disini banyak yang cuma main-main, ya walau banyak juga yg baik-baik sih" jawab Ardi

"main-main gimana maksudnya?" tanya Anya

"ya kayak habis manis sepah dibuang" jawab Ardi

"apanya yang manis?" tanya Anya

"aduuh, kamu masa gitu aja gapaham" jawab Ardi sambil menggaruk-garuk kepalanya

"hehe, sory ya, emang rada lemot kalau ngomongin masalah cowok. kamu sendiri gimana?, banyak deketin cewek-cewek kampus?" tanya Anya

"Engga kok, lagi males pacaran sama cewek" jawab Ardi

"Astaga, terus kamu mau pacaran sama cowok?!" tanya Anya dengan kaget sambil menutup mulutnya dengan satu tangan

"ya enggaklah, aku cuma lagi males aja punya hubungan spesial sama cewek" jawab Ardi

"kenapa gitu?, gak nemu yang cantik?" tanya Anya

"Yang cantik sih ada aja, cuma kebanyakan matre, ga mau susah" jawab Ardi

"Emang cewek matre salah?" tanya Anya

"ya kalau matre uangnya cuma buat belin baju sama makan aja sih mending, tapi kalau uangnya dipakai ke diskotik lah, beli bir lah, gua aja beli air mineral masih milih yang paling murah" jawab Ardi

"hahaha oh gitu ya" Jawab Anya

"ya gitu deh, entah juga didiskotik ketemu cowok siapa aja dah, mana bisa hubungan kayak gitu kan" tambah Ardi

"kan bisa aja ke diskotik cuma buat nongkrong sama temen-temenya kan?" tanya Anya

"ya bisa aja sih, cuma ya gatau kan, ibarat tai cicak jatuh di kuah sop, kita ga tau yang aer sop yang mana yang engga kena tai cicaknya kan, kita ga tau pasangan kita jujur apa engga" jawab Ardi

"ia sih, ya cuma seberapa besar bisa saling percaya sama pasangan aja deh kayaknya ya kalau kayak gitu" tambah Anya

"nah, tumben lu nyambung, ya gitu deh, cewek kalau cuma mau enak-enak aja bagaikan bunga bangkai, ia sih bunga, tapi waktu dideketin ternyata bangkai, hatinya udah mati" jawab Ardi

Kriiing, punyi bel yang tepasang di pintu masuk pertanda ada yang membuka pintu rumah makan, terlihat pria tinggi berbadan tegap dengan brewok tipis memasuki rumah makan

"loh, mas Fairuz" ujar Anya dengan sedikit kaget dan senang

Virgin CandyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang