Seorang siswa bertubuh mungil melangkahkan kaki menuju rooftop sekolah. Sedangkan si tinggi yang begitu penasaran dengan keseharian anak bertubuh mungil itu lantas mengikutinya dengan sembunyi-sembunyi. Si tinggi dengar bahwa anak bertubuh mungil itu selalu menjadi bahan bullyan teman-teman kelasnya, itu yang si tinggi dengar dari pembicaraan di kantin. Si tinggi yang ternyata adalah namjoon merasa begitu penasaran dengan sifat tertutup anak tersebut lantas mengikutinya. Hingga satu fakta memukul telak asumsi yang telah terbangun dipikirannya bahwa anak itu anak yang polos.
Nyatanya, di ujung rooftop tepatnya di sofa lusuh ujung sana namjoon melihat anak tersebut membuka sebuah rokok dan menyalakan pemantiknya. Ia yang tertegun melihat hal tersebut justru melangkahkan kaki mendekat kearah anak tersebut.
"Heii" ucap namjoon sambil menepuk bahu anak tersebut.
Tanpa disengaja gerakan mengejutkan anak tersebut, dan secara reflek anak tersebut menjatuhkan rokok di genggamannya.
Dengan tubuh yang menegang, anak tersebut lantas berbalik menghadap namjoon.
"MAU APA LAGI KAU HAH?!!! TIDAK CUKUP MEMBULLY KU?!!!"ucap anak tersebut dengan wajah merah padam.
Namjoon yang melihat tersebut terlonjak kaget dan memundurkan tubuhnya selangkah. Ia seakan tak dapat mengatakan apa-apa karena ia begitu syok. Untung saja tubuhnya sedang sehat, jika saja kondisinya sedang tidak baik, ia yakin akan mendapatkan serangan mendengar teriakan histeris anak tersebut.
"Hee..ii...Heii... Kau ada masalah?" ucap namjoon takut-takut, berjaga jika anak tersebut histeris.
"Siapa kau?" ucapnya dingin.
"Aah.. Aku park namjoon, kurasa aku kakak tingkatmu. Kau di tingkat dua kan?" tanya namjoon hati-hati.
"Ya" ucapnya datar
"Lalu nama mu siapa?" tanya namjoon berikutnya.
"Aku jimin, park jimin... sunbae" ucapnya sambil menatap netra namjoon.
"Jangan memanggil aku sunbae, panggil aku hyung saja. Terasa lebih nyaman,-" jelas namjoon lantas menepuk bahu jimin
"ah.. Apa yang kau lakukan disini, dengan pemantik dan rokok itu?" tanya namjoon sambil menunjuk ke wadah rokok dan pemantik yang sudah tergeletak di bawah.
"Kau tahu sun.. Ah maksudku hyung,ini hanya pelarian"
"Maksudmu?"
"....."jimin nampak terdiam dan berpikir sesaat sebelum kembali melanjutkan obrolannya
"Keberadaan,hyung. Keberadaanku yang selalu dianggap tabu dengan orang disekitarku. Padahal aku berada tepat berada di hadapan mereka,-"
"mereka selalu saja memandangku sebelah mata hanya karena satu kesalahan ku, setelahnya mereka selalu menghujatku dan menganggap keberadaanku tak lebih dari hama pengganggu,-"
"Apalagi setelah ada anak baru itu, wajah bodohnya itu semakin membuatku muak"
"Oh..kim taehyung? Dia teman kelasmu? Apa kau membencinya?" tanya namjoon hati-hati
"entah,hanya aku merasa tidak nyaman dengannya" jawab jimin sambil lalu menyesap kembali rokoknya.
"cahayaku semakin redup dimanapun aku berada hyung"
"Apakah menurutmu itu buruk?" ujar namjoon sambil menyandarkan tubuhnya disofa tempat duduk jimin.
"Tidak juga, aku hanya merasa hampa. Lantas aku mencari pelarian agar aku tidak membalas perbuatan mereka"
"Dengan merokok?"
"Lebih dari itu hyung, terkadang kita butuh sesuatu yang baru untuk menjadi pelampiasan kita. Bukan begitu?" ujar jimin berikutnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/163482379-288-k425217.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Trust Me
FanfictionTuduhan yang tidak mendasar sejak 10 tahun lalu menjadi titik balik kehidupannya. Hanya satu harapan hidupnya, sang kakak. Namun, Tuhan menarik ulur takdirnya. Menciptakan lika-liku hidup. Hingga akhirnya dia menyerah, sang penuduh datang denga...