10

2.4K 265 27
                                    

Yoongi masih termenung memandang ke arah taman yang beberapa saat lalu telah ditinggalkan remaja tersebut.  Payung transparan milik yoongi seakan tetap melindungi tuannya dari guyuran yang amat deras.  Tatapan yoongi disana, pada bangku taman yang beberapa saat telah ditinggal oleh penghuni nya.  Pikirnya, seberat apa beban pasien itu, sampai ia berhujan-hujan an di taman rumah sakit.  Padahal jika dilihat dari sikap laki-laki yang yoongi duga sebagai kakak anak itu, yoongi pikir anak itu tidak mungkin memiliki masalah dengan keluarganya. Ah, mungkin saja anak itu baru divonis menderita penyakit tertentu,pikir yoongi.

"Yoongi-ah.. . "teriak seseorang dari belakang.

Yoongi yang mendengar itu lantas membalik badannya untuk melihat siapa yang meneriakkan namanya.

"Apa yang kau lakukan disitu?"

"Appa"

"ayo kesini, lihat celana mu kotor" ucap tuan kim saat melihat ada noda lumpur di celana yoongi.

Setelahnya yoongi beranjak dari selasar taman untuk mendekat ke arah ayahnya.

"Appa kenapa menyuruhku kemari,astagaaa...."

"padahal aku sedang istirahat" gerutu nya seperti anak kecil.

"haish kau ini. Appa ingin memperkenalkan mu pada tuan byun"





















"hyungah.." ucap namjoon dengan sekali tarikan nafas yang begitu sesak di pelukan seokjin.

Setelahnya dr. Cha datang dengan suster sambil mendorong brankar mendekat ke adik kakak tersebut.

"letakkan pelan-pelan jin.. " titah dokter cha pada seokjin yang menurunkan namjoon ke atas brankar.

"joonie kumohon jangan tidur, sadar joonie. Kau dengar hyung?" ucap seokjin sambil terus berlari mendorong brankar dan menepuk pipi adiknya berulang.

Seokjin bersama dokter cha dan beberapa suster mendorong cepat brankar yang ditempati seorang remaja tersebut.  Keadaannya tak bisa dikatakan baik-baik saja,  wajah pucat pasi dengan nafas terengah sesekali terlihat pada anak tersebut.  Seokjin seakan mengutuk dirinya sendiri karena lalai meninggalkan namjoon terlalu lama, namun ia tidak menyangka bahwa namjoon berbuat hal yang tak masuk akal. Astaga, seokjin sepertinya benar-benar akan menghakimi dirinya sendiri apabila kondisi namjoon menurun lagi.  Setelah mendorong cukup jauh dari taman, akhirnya mereka sampai di depan ugd dan segera mendorong brankar ke dalam ruangan tersebut.  Seokjin lantas terduduk di bangku tunggu sambil mengusap kasar wajahnya.







Kegelisahan menyelimuti ruang UGD yang baru saja dimasuki namjoon. Seokjin yang sadar dari keterkejutannya lantas membuka ponselnya dan mencari nomor ibu nya.

"Eomma namjoon sekarang dilarikan ke ugd, tolong eomma kemari" ucapnya lemas saat panggilannya tersambung pada sang ibu

Hanya itu yang ia katakan, samar ia mendengar teriakan sang adik di ponselnya. Ia duga yang menerina telepon bukanlah ibunya, namun jungkook. Ia tak berniat menenangkan jungkook yang suaranya masih terdengar menangis, karena ia sendiri sedang berusaha meredam kekhawatirannya

Panggilan terputus, lantas seokjin beralih memandang ruang ugd. Di celah pintu ugd ia bisa melihat kaki-kaki saling melangkah bergerak cepat kesana kemari.  Ia pikir pasti di dalam sana adiknya belum bisa dikatakan baik-baik saja.  Sungguh,  melihat namjoon sakit adalah mimpi buruk untuk seokjin.





























Tuan kim dan yoongi berjalan menuju basement untuk kembali ke rutinitas mereka setelah puas berkeliling rumah sakit.

"Selamat siang tuan kim" ucap seorang dokter yang mendekat ke arahnya.

Trust MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang