Semua yang berada di dalam ruangan tersebut merasa lega karena akhirnya namjoon tenang, walau sedih karena namjoon kembali tak sadarkan diri.
"kalian silahkan keluar dahulu, aku ingin berbicara dengan keluarga pasien" dr. Cha mempersilahkan dokter jaga dan beberapa suster tadi untuk keluar lebih awal.
"paman bibi tenang saja, sepertinya beban pikiran namjoon sedang tinggi ditambah demamnya juga belum turun,-"
"karena nya tekanan darah namjoon naik cukup tinggi ditambah demam yang hampir menyentuh 40 derajat celcius,-"
"jadi jantung namjoon sedikit mengalami serangan, maka normal jika tubuhnya merespon demikian" jelas dr. Cha pada kedua orang tua namjoon.
Tuan park yang sedang memeluk nyonya park pun hanya dapat menggumamkan bahwa semua baik-baik saja. Tuan park mengerti betul bagaimana ketakutan sang istri apalagi ditambah vonis beberapa hari yang lalu.
"dan paman, pengaruh bius yang kuberi tidak terlalu tinggi, ini hanya melemaskan otot namjoon saja. Mungkin beberapa jam kedepan namjoon akan bangun. Jika demam namjoon bisa menurun lebih cepat, ia aku izinkan untuk rawat jalan, karena sebenarnya aku tahu yang namjoon inginkan adalah pulang ke rumah. Aku bertanggung jawab untuk perawatan namjoon di rumah" ucap dokter cha sambil mengalihkan perhatian ke tuan park
"Terimakasih dokter cha, aku benar-benar beruntung memiliki mu" ucap tn park sambil mengalihkan perhatian ke dokter cha.
"Tenang saja paman, joonie itu sudah seperti adikku sendiri. Sudah sepantasnya aku melakukan ini pada adikku" ucap dokter cha dengan lembut.
Namjoon berusaha mengejar wanita yang mengaku sebagai ibunya, jujur saja ia sudah agak lupa rupa wajah ibu nya. Tapi ia yakin itu benar, karena senyum gusi yang ditunjukkan wanita itu persis seperti kakaknya, yoongi.
"Eomma.... Tunggu"
Setelahnya wanita itu berbalik lantas memandang namjoon dengan teduh.
Dari jauh namjoon melihat wanita itu menggumamkan kata-kata yang membuatnya sedih.
"Kembalilah joonie, belum saat nya"
Setelahnya namjoon seakan benar-benar ditarik cahaya putih terang yang sangat menyilaukan penglihatannya.
Beberapa jam setelah kejadian mengerikan itu, ketiga saudara namjoon sudah berada di sisi kiri dan kanan namjoon. Jungkook yang masih sesenggukan bahkan terus saja menciumi tangan dingin kakaknya yang terbebas dari infus tersebut.
Jungkook takut bahkan sangat takut kehilangan kakaknya. Ini adalah kali pertama jungkook melihat namjoon histeris kesakitan, jadi wajar jika ketakutannya juga berlebihan.
"hyung..Jangan sakit terus hiks-"
"katanya ingin hadiah kaws terbaru hiks..Itu hiks.. sudah ada di kamarmu" gumam jungkook masih menggenggam tangan kakaknya.
Sedangkan kedua kakak adik yang lain hanya menatap sendu obrolan searah jungkook hingga suara lain mengejutkan mereka.
"benarkah?" ucap namjoon lirih tanpa membuka mata.
Ternyata sedari tadi namjoon telah sadar namun belum mampu membuka matanya, ia hanya bisa mendengar suara jungkook yang sepertinya duduk disampingnya.
"Namjoon hyung" jungkook yang menyadari suara namjoon yang kelewat pelan langsung histeris dan berusaha memeluk namjoon.
Jangan lupakan bahwa keterkejutan jungkook menambah kadar kekuatannya dua kali lipat. Jadi seokjin langsung menarik tubuh anak itu saat hendak memeluk namjoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trust Me
FanfictionTuduhan yang tidak mendasar sejak 10 tahun lalu menjadi titik balik kehidupannya. Hanya satu harapan hidupnya, sang kakak. Namun, Tuhan menarik ulur takdirnya. Menciptakan lika-liku hidup. Hingga akhirnya dia menyerah, sang penuduh datang denga...