21

1.4K 227 18
                                    

"Kau bawa dia pergi lebih cepat akan lebih baik" ucap tuan kim datar, sedang namjoon yang semakin tersudut lantas menundukkan kepala nya.

Tuan park mengalihkan pandangannya pada anak nya dan menepuk bahu rapuh itu beberapa kali.

"Namjoon-ah, janji pada papa kau harus baik-baik saja.  Vitamin dari papa jangan sampai ada yang terlewat.  Sesekali hubungi kami jika butuh sesuatu, mengerti nak?" tuan kim sedikit terenyuh pada perlakuan tuan park, pikirnya, bagaimana bisa ayah angkat sebaik dan setulus ini sedang ia sendiri justru menelantarkan sang anak begitu jauh. Namun lagi-lagi penyesalan itu terkubur oleh rasa takut akan ingatan yoongi yang kembali, maka yang ia pikirkan sekarang bagaimana menyeret keluar namjoon dari rumahnya.

"Sudah-sudah, aku muak dengan drama kalian, tuan park pintu keluar disebelah sana, jadi silahkan-" usir tuan kim dengan begitu terbuka.





















"Appa-"tuan kim berbalik menghadap namjoon dan menatapnya nyalang. Ia cengkeram pipi tirus itu dengan sedikit keras.

"Kau pikir kau siapa memanggilku appa, hah?!-"

"Kau lupa,kau lupa dosa apa yang telah kau lakukan?!" namjoon hanya menggeleng takut, dalam doa ia berharap tidak terjadi apapun pada jantungnya.  Setidaknya jangan sekarang. Tuan kim melepas cengkramannya dan berlalu begitu saja dari hadapan namjoon.

"Tak usah memandangku seperti itu!menjijikkan!"

"Dan ingat, kamarmu di ujung belakang sana, jangan pernah mendekati kamar anakku!" gertak tuan kim sebelum memasuki ruang kerja nya.

"Bisakah aku mendapat sentuhan hangatmu seperti dulu,appa?" batinnya dalam hati sambil menghela nafas.

Namjoon hanya dapat menghela nafas, ia tidak apa-apa ditaruh dikamar pembantu sekalipun, yang terpenting ia bisa berdekatan dengan keluarganya.  Hanya itu yang ia inginkan sekarang. Ia tarik koper besarnya dengan agak kesulitan hingga seorang lelaki paruh baya mendekati nya.

"Bisa ku bantu nak?" namjoon menghentikan langkahnya lantas berbalik melihat orang yang menyapa nya itu. Sedikit terperangah namun ia berusaha menormalkan pandangannya.

"Oh kenalkan saya kepala keamanan disini, jo haseo-" seo sedikit membungkukkan tubuhnya. Namjoon jelas kenal siapa orang dihadapannya ini, dia paman seo yang dulu selalu mengajaknya bermain saat ayah atau ibunya sedang sibuk atau jika yoongi sedang tak ada di rumah.

"Mari saya bantu,-" seo mengambil koper dari tangan namjoon

"Apa kau pelayan baru disini?-" tanya seo sambil mulai menarik koper namjoon. Namjoon sendiri bingung ingin mengutarakan yang sebenarnya, namun mungkin saja appa nya memang mengatakan jika ia merupakan pembantu baru.

"Mm..iya. Saya pelayan baru tuan, dari ilsan-"karang namjoon sekenanya.

"Baiklah, mulai sekarang kau bisa memanggilku paman,yang pantas kau panggil tuan disini hanya tuan kim, tuan yoongi dan tuan tae-tae"

"Tae-tae?" namjoon merasa asing dengan nama itu.

"Ah nanti kau akan tahu siapa dia, dia orang yang sangat baik.-

"Nah ini kamar mu, maaf agak kotor.  Ini sudah  sejak lama tidak dihuni, ini milik mendiang temanku, kepala pelayan park.kau bisa membersihkannya sebelum menempatinya, alat kebersihan ada dibelakang ruanganmu-" agaknya seo sedikit menahan emosinya mengenang rekan kerjanya yang ikut meninggal saat ibu namjoon kecelakaan sepuluh tahun lalu. Namjoon hanya mengangguk mengerti dan mengucapkan terimakasih pada kepala keamanan seo.

"Sudah tidak apa-apa,kau harus semangat bekerja. Mulai besok sepertinya tuan yoongi juga akan pulang, jadi bersiaplah.-" pelayan seo menepuk bahu namjoon sekilas lantas kembali ke luar rumah.























Trust MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang