Keajaiban

2.3K 290 12
                                    


"Joonie, jangan dengarkan appa,kembalilah ke asrama. Nanti hyung akan datang kembali menjemputmu"
Yoongi kembali menggenggam tangan namjoon
"Apa kau percaya pada hyung?"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Namja kecil itu memandang sendu sang kakak,  ucapan sang kakak bagai terpatri di hatinya.  Secara reflek ia menganggukkan kepala menandakan ia memahami apa yang kakaknya ucapkan. 

"Hyung benar-benar akan menjemputku? Benar hyung? Janji kelingking" sorot mata sipit itu berbinar menunggu jawaban sang kakak serta jari kelingkingnya yang terulur di hadapan sang kakak.

Yoongi kembali memeluk adiknya,  menangis sesenggukan di balik badan sang adik.  Ia sendiri tak yakin akan ucapannya.  Sedari kecil ia dan namjoon tahu bahwa perkataan ayahnya adalah mutlak.  Sedikit keraguan pada apa yang telah ia janjikan pada sang adik,  namun ia bersumpah akan memberikan adiknya keadilan dan menyadarkan keegoisan sang ayah.

"Iya..  Hyung janji akan menjemput. Tapi namjoonie harus janji jangan nakal di sana.  Atau hyung tidak akan datang menjemput"

"Janji kelingking" tangannya terulur mengaitkan jari nya pada sang adik. Dalam hati ia bergumam memohon Tuhan mengabulkan permintaan adiknya.

Kemudian terdengar kembali suara jeritan kemarahan sang ayah. Yoongi yang menyadari ayahnya keluar membawa senjata api langsung melepas pelukan nya dari namjoon. Ia segera berlalu menuju sang ayah.  Sang ayah yang menyadari pelukan yoongi lantas mengguncang erat lengan yoongi.

"Kutanya! Untuk apa kau masih memeluk anak pembawa sial itu,hah?!

Yoongi yang ditanya hanya terdiam dan terus menerus menjatuhkan air matanya
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Malam nya Namjoon kembali demam, dengan lembut suster Ana mengusak surai bocah malang dihadapannya.  Sesekali suster Ana mencuri kecupan di dahi Namjoon. 

Ya kalian benar, setelah kejadian pilu di rumah nya.  Namjoon diajak kembali ke asrama.  Meski pada awalnya Namjoon benar-benar tidak ingin dipisahkan oleh kakaknya,  namun ia pun akhirnya menurut kembali ke asrama karena ia ingat bahwa sang kakak akan datang menjemputnya.
.
.
.
.

Ingatan suster kembali tertarik pada kejadian  pagi tadi.  Pikirannya berkecamuk, merasa bahwa tindakan ayah Namjoon itu tidak benar

Ya,  tentu saja.
Itu jelas salah,tindakan macam apa itu.
Menyalahkan seorang anak yang tak bersalah karena kematian istri nya.
Bahkan segala kasih sayang dan sikap lembut lelaki paruh baya yang ia kenal sebagai ayah yang sempurna itu mendadak lenyap seketika.
.
.
.
.
.
.
.

"Nghh..  Gi hyung.. Hiks hiks"
Suara igauan Namjoon memecah lamunan suster Ana seketika. Suster Ana segera memeluk tubuh hangat Namjoon.



"Ssstt..  Sayang..  Suster disini.. "
"Tidur lagi ya sayang.. "
Suara lirihnya berbisik di telinga Namjoon,  sesekali tangan menepuk punggung kecil itu agar Namjoon kembali tidur.



"Hiks.. Hiks.. Gi hyung..Gi hyung. " kali ini igauan anak ini terdengar pilu,  bahkan air mata nya tak berhenti mengalir.  Dengan sabar suster Ana mengusap air mata itu dan membisikkan kata-kata penghibur agar Namjoon dapat tidur nyenyak.



"Sudah ya sayang, Sstt... "
"Hyung mu pasti datang.  Jangan menangis" bisiknya ditelinga Namjoon.  Setelahnya, Namjoon terlihat lebih nyaman dalam tidurnya. Suster Ana memandang wajah kecil itu begitu dalam.  Ia berpikir bahkan dalam tidur nya, anak sekecil Namjoon begitu memperlihatkan sisi lemahnya.

Di tempat lain




Prang..

Suara barang terbanting kembali terdengar.

"Appa jahat!!..  Appa... Hiks" tangis pilu terdengar di ruang tengah mansion yang kacau itu.  Terlihat barang-barang pecah di sekitar ruang tengah itu.  Begitu berantakan.  Seperti hati penghuni mansion yang terasa beku itu.

"Gi..  Hei... Dengar Appa" sang ayah berusaha merengkuh bahu yang bergetar itu,  namun belum sampai mengenai bahu anak sulung nya, tepisan kasar diterima oleh nya.

"Stop Appa.. Jangan menyentuhku!!!"
"Appa jahat..!! Joonie tidak salah appa.. " suara lantang itu terdengar lirih di akhir.

.
.
.
.
.
.
.

"Sudah Appa katakan jangan pernah sebut nama bocah sialan itu!!"
"KAU MENGERTI ITU YOONGI!!!" Emosi tuan Kim sedari tadi memang begitu fluktuatif.  Hingga ia tak sadar telah mencengkram lengan anaknya dengan sangat keras. 

"Ss..sakit Appa.. Hiks"
"Lepas.. Hiks" Hingga, setelahnya terdengar ringisan dari sang anak yang membuat nya sadar. Ia reflek melepaskan tangannya dari lengan sang anak.
.
.
.
.
.
.
.

Yoongi berjalan mundur menjauhi sang ayah. Kekecewaan Yoongi bertambah menjadi dua kali lipat.  Jika pada awalnya Yoongi begitu kecewa melihat sikap ayahnya pada sang adik.  Maka sekarang kekecewaan itu bertambah karena kejadian ini.  Yoongi seperti tidak mengenali sosok pria di depannya.  Ayahnya yang begitu hangat sekarang berubah menjadi monster apabila disinggung mengenai adiknya.

Setelahnya Yoongi berlari keluar mansion, ia berusaha melewati gerbang depan untuk mencari taksi.  Hanya satu tujuannya,  St.Yoseph. Ia ingin menepati janji nya,  menjemput sang adik dan memulai hidup baru.  Dengan atau tanpa ayahnya sekalipun Yoongi tidak peduli. 

Yoongi terus berlari hingga ia mencapai  gerbang mansion.  Sejenak ia melihat kebelakang dan melihat sang ayah masih berusaha memanggil namanya dan mengejarnya.  Dengan cepat ia berusaha menyeberang jalan agar sang ayah tak dapat mengejarnya.


















Braak....

Kejadian begitu cepat,  sehingga ia sendiri tak dapat menyelamatkan anaknya.

"Yoon.. Gi..." Tuan Kim langsung terjatuh lemas melihat tubuh anaknya terhempas oleh mobil.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.









"hh.. Hh.. Gi hyung.." Namjoon kembali mengigau,  kali ini dengan keringat di dahi nya yang bahkan membuat rambutnya lepek.

"Gi hyung...  Hh.. Hh.. Gi....Gi.....GI HYUUNG!!! " Seketika Namjoon terbangun dari tidurnya.  Sontak saja pergerakan mendadak itu membuat suster Ana ikut terbangun.

"Hiks.. Hiks..  Gi hyung"








Tbc
Hai haii..  Readers kesayanganku..
Sebelumnya aku minta maaf kalo aku bener2 lama banget ga up chapter.
Kemarin itu lagi sibuk urus ini itu,
So,inspirasiku baru muncul beberapa jam yang lalu.

So sorry kalo chapt nya gak panjang2 ya.

Semoga kalian suka.

Oh ya, boleh banget yang mau kasih masukan.  Aku tahu tulisanku masih butuh banyak saran dan kritik.
So,kutunggu comment,and like nya yaa  💜💜💜



Saranghae
🐨🐨Veve🐨🐨

Trust MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang