30

2.4K 244 58
                                    


"Paman park, ini aku wonjae-"


















"Tidak mungkin-" tuan park terduduk begitu saja ditengah keriuhan kamar hotel itu.

".."

"Tidak-" tuan park memijit pelipisnya sambil masih mendengarkan suara di seberang sana.

"Aku akan berusaha melacak keberadaan namjoon, paman-"

"..."dong gun bahkan sudah tak mampu berkata apa-apa lagi.

"Appa sudah siapkan penerbangan dari los angeles ke korea dengan  waktu penerbangan pertama,paman. Kau hanya--" terdengar suara histeris dari seberang telepon, ia takut terjadi sesuatu yang tidak-tidak dengan paman nya ini.

Wonjae menjeda sesaat perkataannya lantas mendengar suara kepanikan. Ia tak bisa menangkap jelas apa yang terjadi sebenarnya disana.

"Paman-"

"Paman kau baik-baik saja?-"

"Papa apa yang terjadi/Papa/ada apa yeobo?" suara  saling bersahutan masih dapat wonjae dengar.

"Bawa papa kesana hoseok, eomma tenanglah-" mungkin suara itu yang terdengar jelas oleh wonjae.

Seokjin yang masih melihat ponsel sang ayah yang masih tersambung panggilan lantas segera mengambil dan menggantikan ayahnya berbicara.

"Halo selamat malam, dengan siapa ini-" wonjae tahu dengan siapa ia berbicara sekarang.

"Seokjin-ah, ini aku wonjae hyung-" seokjin menegakkan tubuhnya dan memandang kembali sang ayah yang telah dibantu bersandar oleh hoseok.

Seokjin sedikit menggigit bibirnya, ia tidak tahu perasaan apa ini.  Tetapi ia begitu takut saat ini.

"Seokjin-ah, aku ucapkan selamat atas kelulusanmu, kau sudah berhasil menggapai mimpi mu eoh----namjoon pasti bangga pada mu seokjin-ah" ucap wonjae lirih dari seberang sana, seokjin tahu ada hal lain yang ingin wonjae bicarakan.

"Hyung, ada apa?-"dahi seokjin sudah mulai bermunculan keringat

"Ah tidak jin-ah, ada apa dengan paman? Paman baik-baik saja kan?-"

Seokjin melirik sesaat keadaan sang ayah, memandang ayahnya yang bersandar di headbed sambil dibantu hoseok untuk minum.

"Papa--papa terlihat syok-"

"Aku berhak tahu apa yang terjadi hyung-" ucap seokjin berikutnya

Wonjae berpikir sesaat, tak ada salahnya melibatkan seokjin dalam hal ini. Setidaknya seokjin jauh lebih baik dalam hal penguasaan emosi dibanding ibunya, hoseok atau bahkan jungkook.

"Kau yang tertua kan seokjin-ah, kau harus janji padaku bahwa keluargamu akan baik-baik saja"

"Hyung, kumohon ada apa? Apa terjadi sesuatu pada adikku? Aku benar-benar takut hyung" tuan park terus menatap lekat seokjin yang masih memegang ponselnya

"Aku mengirimkan tiket penerbangan pertama esok hari, kembalilah ke korea jin-ah. Ada sesuatu yang terjadi dengan namjoon-"

Seokjin bergeser menjauh dari ruang keluarga, ia tahu bahasan ini akan begitu sensitif untuknya dan keluarganya.

"ada apa dengan adikku hyung? Namjoon baik-baik saja kan?" tanya seokjin gusar.

"Namjoon, ia terdaftar sebagai salah seorang pasien pendonor ginjal-"

"A--apa--bercandamu sungguh tidak lu--cu hyung" seokjin merasa suaranya tercekat hebat.

Seokjin terus mendengar penjelasan wonjae, meski wonjae terus mengatakan bahwa dia mengusahakan pencarian namjoon tetapi ia juga tak pernah yakin. Dipandangnya ketiga anggota keluarganya yang belum mengetahui keadaan yang terjadi,

Trust MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang