24

1.5K 204 18
                                    

"mengatakan kau menyayangiku,tapi kenapa kau tak membahagiakanku taehyung-ah? Kau tahu kan kebahagiaanku adalah saat kau bisa mengambil milik namseok-" baekhyun berbisik dingin di telinga taehyung, membuat anaknya semakin ketakutan.

"Dasar anak tak berguna,sampah!-"

Setelahnya baekhyun melepas cengkeramannya dengan kasar dan bergegas pergi dari hadapan taehyung.  Taehyung hanya dapat terduduk lemas di sisi mini bar rumah kim. Ia bingung harus bagaimana menghentikan kegilaan sang ayah dan juga menyelamatkan ibunya. Namjoon melihat semuanya, melihat bagaimana sosok lelaki angkuh itu mencengkeram taehyung dengan erat bahkan memberinya beberapa ancaman. Dengan segera namjoon mendekat ke arah taehyung yang masih tertunduk dan terisak.

"Hei..semua akan baik-baik saja-" namjoon duduk dihadapan taehyung dan menepuk bahunya pelan.

"..."

"Jangan takut,aku bisa mem-"ucapan namjoon berhenti saat taehyung dengan kasar menepis usapan di bahunya.

"Tak usah sok akrab denganku! Kau hanya pegawai rendahan yang merusak kebahagiaanku park namjoon! Jika terjadi sesuatu pada ibuku, kan kubuat rumah ini bagai neraka untukmu!-"dengan keras taehyung menyentak namjoon hingga terdiam lantas bangkit dan berlalu setelahnya.

Namjoon sendiri masih mematung di tempatnya, apakah ia benar-benar membuat orang disini merasa kesulitan. Ia hanya ingin dekat dengan keluarganya, setidaknya keluarganya harus bertanggung jawab atas dirinya yang penyakitan ini, ia tak ingin lagi menyulitkan keluarga park. Namun saat ini yang terjadi justru sebaliknya, ia seakan boomerang bagi kehidupn taehyung dan ayahnya,serta menjadi momok menakutkan bagi ayah kandungnya. Lamunannya terbuyarkan kala mendengar suara seseorang memanggil berulang kali.

"Pasti ada yang tidak beres-" namjoon segera membawa tungkai nya menuju ke ruang depan,

















"Namjoon-" seruan itu kembali terdengar dari ruang tamu membuat rumah itu sedikit gaduh.

"Jaga bicaramu tuan park! Anda seakan tak memiliki etika bertamu dirumah orang!"

"Jangan berbicara omong kosong! Pantaskah aku bersikap baik pada laki-laki tak berhati nurani sepertimu hah!"

"Papa!-"namjoon segera melerai pertikaian antar kedua orang yang begitu berharga dalam hidupnya.

"Namjoon-ah! Nak, kau baik-baik saja kan? Apa laki-laki ini menyakitimu-"namjoon menatap papanya dengan pandangan sulit, entah ia tak bisa mengungkapkannya.

"bodoh-"gumam namseok dalam hatu

"Ayo jangan diam saja nak, kau tak baik-baik saja kan disini? Jujur pada papa-" agaknya dong gun harus menelan pil pahit kala namjoon justru menggeleng kepala mematahkan argumennya.

"See..? Kurasa kau lupa tuan park, bukan aku yang meminta anak ini untuk tinggal dirumahku, kau datang memohon padaku untuk menampungnya kan, jadi kulakukan-"

Menampungnya, ya namjoon baru tahu kata itu sekarang.  Bukankah ia layaknya anak terbuang yang tersisih dari keluarga kandungnya sendiri.  Masih dengan menekan emosinya namjoon kembali menatap kedua ayahnya bergantian

"Jadi apapun yang akan aku lakukan pada anak ini adalah hak ku, kau tak berhak atas apapun-"

"Dan jika kau lupa masih tiga minggu lagi waktu nya disini,jadi jangan macam-macam-"park dong gun diam seribu bahasa kala namseok berkata dengan angkuh.

"T..tuan kim..bolehkah aku memohon izin untuk keluar sebentar saja dengan papa ku" dengan terbata namjoon mencoba memohon izin pada namseok.

"Nak, kau memanggilnya tuan? Astaga, dia ayahmu, dia ayah kandungmu nak-" dong gun sudah tak bisa lagi menahan sakit hati nya, sambil menangkup wajah namjoon yang agak pucat, dong gun berusaha menyadarkan bahwa tindakan namjoon itu salah.

Trust MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang