Baekhyun baru saja menghabiskan dua gelas wine miliknya, setelah sebelumnya ia menunggu temannya bermain-main dengan namjoon. Dibawanya tungkai ke ruang basement, mereka tahu mereka harus segera meninggalkan tempat ini.
"Sudah ku kirimkan video nya pada tuan park dan aku tidak mengirimkan pada namseok, kau tahu maksud dan tujuanku kan?" baekhyun menyerahkan segelas wine untuk rekan nya ini.
"Lakukan sesukamu--sungguh aku tak peduli"
"Dan lihat, tuan park beberapa kali menghubungiku-" baekhyun tersenyum, rencana nya akan apik jika semuanya berjalan sesuai rencana.
Baekhyun menarik wajah namjoon dengan sedikit kasar, memiringkan pandangannya pada luka disudut leher namjoon. "Jika korban penculikan tidak terluka itu tidak lucu kan, jadi aku ingin menggoreskan sedikit luka ke wajah anak ini" rekannya itu mempersilahkan saja dan memandang baekhyun yang memukul dan menendang namjoon beberapa kali, ya meskipun tak sadar namjoon masih bereaksi mengerang karena pukulan baekhyun yang tak main-main.
"Bawa dia ke mobil, kita ke seoul. Istriku akan kujadwalkan operasi malam nanti" beberapa ajudan mengiyakan dan membawa tubuh babak belur itu naik ke ruang atas, mereka sempat merobek beberapa atribut pakaian namjoon, menghiasi ruangan itu dengan darah dan meninggalkan mobil yang tadi digunakan untuk membawa namjoon.
"Hyun-ah, kurasa aku memerlukan anak ini lagi sekarang. Aku belum puas menyakitinya" baekhyun pasrah saja, kalaupun ia harus kehilangan namjoon sekarang, toh temannya ini sudah menjanjikan untuk memberikan ginjal baru untuk istrinya.
"Lakukan sesukamu saja lah"
***
"Tidak...tidak, aku tidak membunuh adikku--paman kumohon" dengan gemetar yoongi mengetikkan nama baekhyun di ponselnya, berusaha menghubungi baekhyun.
Namseok mengejar yoongi, setelah ia ditinggalkan dalam gudang. Namseok tahu ingatan yoongi mulai kembali, ia senang sekaligus sedih, mungkin kehangatan putranya tak akan pernah ia rasakan lagi setelah ini. Yoongi pasti sangat kecewa padanya. Tungkainya ia bawa untuk mencari yoongi, anak itu kadang tak terkendali jika sedang sakit.
Matanya terbelalak kala menyadari yoongi berjalan kebingungan ke tengah jalan, dengan segera ia berlari diiringi beberapa penjaga yang sempat ia hardik karena lalai membiarkan yoongi keluar. Menyadari ada mobil kencang dari arah lain, namseok makin mempercepat laju larinya.
"Yoongi awas!!!" yoongi terpaku kala melihat siluet cahaya yang amat silau menuju ke arahnya.
"Joonie sayang hyungie--banyak banyak"
"Joonie mau kepantai--huhuu appa ayo kepantai"
"Joonie, jangan dengarkan appa,kembalilah ke asrama. Nanti hyung akan datang kembali menjemputmu"
Yoongi kembali menggenggam tangan namjoon
"Apa kau percaya pada hyung?""Hyung benar-benar akan menjemputku? Benar hyung? Janji kelingking" sorot mata sipit itu berbinar menunggu jawaban sang kakak serta jari kelingkingnya yang terulur di hadapan sang kakak.
"Iya.. Hyung janji akan menjemput. Tapi namjoonie harus janji jangan nakal di sana. Atau hyung tidak akan datang menjemput"
"Janji kelingking" tangannya terulur mengaitkan jari nya pada sang adik.
"Namjoon--"
"Appa jahat!!! Appa jahatt!!"
Yoongi mengingat segalanya, mengingat janji nya pada sang adik. Kejadian ini mengingatkan nya pada saat ia hendak kabur dari rumah demi memenuhi janji nya pada sang adik dan berakhir mengalami kecelakaan. Kepalanya berputar hebat, air matanya jatuh tak terkendali, tangannya gemetar, semua bayangan masalalu tentang janjinya, atau semua kejahatannya pada sang adik seakan berkali-kali menghantam ingatannya. Tubuhnya ambruk tepat saat mobil itu berhenti tepat di hadapannya. Dekapan namseok bahkan tak terasa sama sekali oleh yoongi, yoongi sibuk menghardik dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trust Me
FanfictionTuduhan yang tidak mendasar sejak 10 tahun lalu menjadi titik balik kehidupannya. Hanya satu harapan hidupnya, sang kakak. Namun, Tuhan menarik ulur takdirnya. Menciptakan lika-liku hidup. Hingga akhirnya dia menyerah, sang penuduh datang denga...