33

2K 218 30
                                    

Namjoon mengerjap kedua matanya kala sinar lampu jalan menerpa sebagian wajahnya, belum lagi ia merasakan perih yang teramat sangat setiap bagian tubuhnya. Ia merasa Tuhan baru saja merajamnya dengan tongkat baseball atau apalah itu hingga tubuhnya terasa remuk. Mendengar lenguhan itu, baekhyun lekas mengalihkan pandangannya.

"Sudah bangun pangeran?" namjoon hanya menggumam beberapa kali karena kaki dan tangan juga mulutnya ditutup dengan plaster.

Baekhyun terkekeh mendengar gumaman namjoon, itu terdengar seperti hiburan baginya. Namjoon sendiri memerhatikan sekitar jalan, ia harus menghafal jalan ini jika saja terjadi sesuatu yang diluar kendalinya.

"Kudengar ayah dan ibumu ada di rumah keluarga cha?-" namjoon terpejam, bagaimana mungkin baekhyun tahu semua gerak gerik keluarganya.

"Jangan pernah macam-macam padaku namjoon, jika kau berani membantah aku tak segan-segan melukai kakak dan adikmu, kau mengerti?" namjoon mengangguk patuh, lekas menghela nafas kala merasakan terpaan pendingin mobil.

Tubuhnya yang hanya berbalut kaos dan celana pendek membuat semuanya semakin terasa menyakitkan. Tak sadar ia menggigil karena tak kuat terpaan pendingin mobil juga merasakan tubuhnya yang ngilu sepenuhnya.

"Kita akan jalan-jalan bertemu keluargamu sekarang--persiapkan dirimu. Oke--oh lihat siapa yang menelfonku sejak semalam??" baekhyun memperlihatkan ponselnya yang sedang berdering, lekas meletakkannya di sisi tuas transmisinya.

Yoongi is calling

Itu kakaknya yang sejak tadi menelepon, untuk apa? Untuk menanyakan kematian adiknya atau menyesali segalanya yang telah dia perbuat. Namjoon menggumam saat merasakan dingin semakin menusuk seluruh tubuhnya, sakit sekali rasanya hingga ia hanya bisa menangis. Baekhyun yang menyadari isakan namjoon lekas melihat kebelakang dan melihat sanderanya tengah menggigil kedinginan memutuskan untuk menghentikan laju kendaraannya.

"Merepotkan" gumam baekhyun masih terdengar oleh namjoon.

Baekhyun turun untuk mengambil baju dan selimut hangat di bagasi belakang, lekas membuka pintu belakang dan mulai memakaikan jaket pada namjoon,  tak lupa selimut tebal ia lilitkan di seluruh tubuh namjoon. Sedang sibuk menata posisi yang nyaman dan hangat untuk namjoon, baekhyun dikejutkan oleh kedatangan dua orang berpakaian polisi.

"Maaf tuan, ada apa hingga anda berhenti di sisi jalan?" baekhyun berusaha mengendalikan ketegangannya dan tersenyum hangat pada polisi lalu lintas itu.

"Ahh, ini putraku tertidur. Dia kedinginan dan aku ingin menyelimutinya" seorang polisi mengusap tubuh namjoon yang meringkuk dan berbalut selimut tebal itu.

"Wajahnya terlihat pucat dan banyak memar, apa terjadi sesuatu?"  tanya petugas itu sambil memeriksa surat kendaraan milik baekhyun.

"Ah biasa, pertengkaran anak muda. Dan yah, karena putraku masih terlalu kecil, jadilah dia yang kalah" baekhyun terkekeh kecil sambil berusaha menormalkan raut wajahnya.

"Baiklah, ini suratnya kami kembalikan--anda perjalanan dari mana tuan?" baekhyun membolakan matanya, tidak bisakah polisi ini lekas pergi sekarang.

"Kami dari ilsan, aku tadi menjemputnya dari asrama,  kami harus pulang untuk segera memulihkan kondisinya, bisakah saya bergegas sekarang?" tanya baekhyun sopan, polisi lekas mengangguk.

"Silahkan tuan, maaf mengganggu perjalanan anda.  Kami permisi" kedua polisi itu lekas kembali kedalam kendaraannya dan baekhyun tertunduk sopan kala mobil itu mendahuluinya.

"Bagus juga aktingmu namjoon. Beruntung aku tadi melepas lilitan " baekhyun melihat namjoon yang tertidur, untung saja tertidur, jika tidak kacau sudah segalanya.

Trust MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang