28

1.4K 209 23
                                    

Beberapa jajaran direksi kim corps saling berhadapan di ruang rapat bernuansa klasik itu, sesekali mereka tertawa kaku menandakan adanya tipuan dalam segala interaksi mereka.

"Jadi begitu tuan-tuan, mudah saja.  Kalian hanya perlu sedikit membuat masalah pada namseok.  Membuat kondisi perusahaan tidak stabil,  setelah itu aku akan jalankan rencana besarku-"

"Lalu kau akan memberikan kami keuntungan apa tuan baekhyun?-"

"Saham sepuluh persen bisa kalian bagi, aku akan menentukannya nanti.  Bagaimana? Tertarik-"

Setelah berdiskusi angin, mereka pun setuju dan saling mengangkat gelas wine tanda kerjasama ini dimulai.

"Tuan lee, kau siap dengan skenario nya?-" laki-laki bermata gelap itu mengangguk mengiyakan pertanyaan sang rekan kerja.





















"Namjoon hyung pasti terkejut kita datang lebih cepat, ahh..aku merindukan hyung--" jungkook yang cerewet terus tak hentinya berbcara sambil mengunyah kacang.

"Jungkookiee--kacang itu menyembur ke tubuhku!!" omel hoseok memerhatikan adiknya yang menghujaninya dengan serpihan kacang..

"Kookie sayang, makan dulu baru bicara-" tegur sang ayah lantas dibalas tawa kaku jungkook.

"Mianhe papa-" jungkook tersenyum lebar hingga dua gigi besarnya terlihat.




















"Sekali lagi terimakasih banyak bantuannya, tuan. Saya berhutang nyawa kepada anda-"

"Tidak apa, lagipula aku berbuat seperti ini hanya untuk menghargai ayahmu.  Kupikir dia akan datang--" ponsel namseok berdering beberapa kali hingga ia mengalihkan pandangannya.

"Bersiaplah, ayahmu akan datang berkunjung-" ucap namseok lantas membuat namjoon menghentikan pekerjaannya.

"Papa akan datang menjemput? Ada apa sebenarnya-" gumam namjoon dalam hati













"Jangan pergi namjoon, aku tidak mengijinkanmu pergi-" semua orang yang berada ruang tamu lantas mengalihkan pandangan ke arah yoongi.

"Yoongi hyung-"

"Aku mengingatmu namjoon, aku mengingatmu-" ujar yoongi sambil berderai air mata.

Namjoon yang kala itu masih berada di pelukan hoseok lantas melepaskan diri dan berbalik memandang sang kakak yang selama ini ia perjuangkan. Mata namjoon berkaca-kaca, apakah ini adalah keajaiban Tuhan setelah berbagai ujian ditimpakan kepadanya. Namjoon menggeleng lemah dan bergumam kecil.

"Hyungie ingat aku..ingat jika aku namjoon?-"

"i..iya aku ingat, kkau namjoonie ku yang kecari sejak lama, kau kkim namjoon adikku" seru yoongi tak kalah parau di hadapan semua orang.

Namseok meremat erat jari-jarinya, tak percaya atas kejadian ini. Ini terlalu cepat, bagaimana mungkin yoongi mengingat jika ia saja tak pernah menceritakan apapun tentang namjoon. Ia terlalu takut untuk membayangkan kemarahan atau kekecewaan yoongi padanya atas perbuatannya pada namjoon selama ini. Ia masih terus memandangi kedua putra nya yang saling memeluk dalam tangis. Keluarga park juga memandang tak percaya kejadian ini.  Mengapa harus saat ini ingatan itu kembali, ketika mereka telah siap menjemput namjoon dan mengupayakan lagi keselamatan untuknya.  Mengapa harus kembali lagi ingatan buruk itu, hoseok hanya mampu menggenggam erat tangan sang adik.  Hoseok tahu adik kecilnya ini akan sangat ketakutan jika kehilangan namjoon.

"Hyyungh..ayo pulang. Seokjin hyung dan eomma menunggumu-" ucap jungkook lirih sambil menahan air mata yang sejak tadi mendesak turun.

Tuan park yang sadar itu lantas memeluk putra terkecilnya itu hingga tercipta beberapa isakan kecil. Ia mengusap punggung bergetar itu sambil menggumamkan kata penenang kecil.

Trust MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang