"Huh capek banget, keburu pulang." Saking kesalnya Sherly mendorong mejanya, dengan badan dan kepalanya yang bersender di tembok.
"Aduh! Kamu kenapa sih Sher? Baru aja dateng udah kesal kayak gitu." Ucap Vela menaruh bukunya yang sedang dibaca tadi.
"Lo ngapain di tempatnya Rayhan?" Sherly melihat Vela sedang duduk nyaman dengan bukunya di bangku Rayhan.
"Kan bangkunya Rayhan lagi kosong, yaudah gue tempatin, lagian gue pingin ngumpul sama lo dan Siska." Sherly hanya mengangguk mengerti.
"Terus kenapa lo kesal begitu?" Tanya balik Vela.
"Iya, mukanya jangan cemberut dong, cerita sini." Kata Siska sambil mencubit pipi Sherly."Sakit ah." Ucap Sherly sambil mengelus elus Pipinya yang dijadikan squishy oleh Siska.
"Tuh 2 cowok ngeselin, ngejar ngejar gue." Jawab Sherly."Siapa?" Tanya Siska.
"Fahri dan Rayhan""Fahri?" Tanya Siska.
"Rayhan?" Tanya Vela"Kalau nanya satu satu dong!" Ucap Sherly tambah kesal, sambil mengalihkan pandangannya keluar jendela.
"Ngejar gimana sih maksudnya?" Tanya Siska kembali.
"Fahri dia ngajak aku ketemuan, mungkin soalnya ditinggal tuh sama si Putri."
"Mampus rasain tuh, tapi kamu masih mau sama Fahri Sher?" Tanya Vela.
"Gak."
"Mukamu liat kesini dong, jangan keluar jendela mulu." Siska merasa kesal karena dirinya sedang berbicara sama Sherly, sementara Sherly sama sekali tidak melihat ke arahnya.
"Gak"
"Terus gimana tentang yang Rayhan?" Tanya Vela untuk kesekian kalinya.
"Tuh si tukang modus! Sok jadi pahlawan kesiangan." Jawab Sherly datar.
"Maksud lo apa bicarain gue?!" Sontak Sherly mengalihkan pandangannya yang sebelumnya menghadap ke jendela, sekarang mengahadap ke asal suara tersebut.
"Rayhan? Bukan apa apa kok, kamu salah dengar mungkin." Kata Sherly gemetaran, saking takutnya.
"Ikut gue sekarang!" Bentak Rayhan.
"Gak mau ah, capek." Balas santai Sherly."Ikut gue sekarang!" Nada Rayhan semakin tinggi, sehingga anak anak yang berada di kelas langsung menghadap ke arah Sherly.
"Iya santai dong." Ucap Sherly menyusul Rayhan, yang sudah menunggunya di depan pintu kelasnya.
Rayhan pun mengajak Sherly ke suatu ruangan yang tak terpakai.
"Masuk!" Rayhan membukakan pintu untuk Sherly segera masuk.
"Tapi disitu tulisannya dilarang masuk." Sherly menunjuk tulisan yang ditempel di pintu ruangan tersebut.
Rayhan menarik kertas tersebut dan membuangnya ke tempat sampah.
"Tulisannya udah gak ada kan, yaudah cepat masuk."Sherly melihat isi ruangan itu yanh sempit dan gelap.
"Gak ah, takut."Melihat ekspresi Rayhan, Sherly pun langsung masuk.
Sherly tiba tiba takut saat melihat Rayhan menutup pintunya rapat rapat.
"Pintunya kenapa ditutup?" Tanya Sherly ketakutan."Biar seru." Jawab Rayhan tersenyum.
"Seru a..apanya?" Jawab Sherly gugup."Gak usah takut gitu dong." Ucap Rayhan dengan senyuman devilnya.
Rayhan pun memajukan langkahnya untuk mendekati Sherly, reflek Sherly mengambil langkah untuk mundur.
"Plis, jangan apa apain gue!" Sherly terus saja mundur sementara Rayhan terus memajukan langkahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ESPERANZA [Completed]
Teen Fiction[ Completed ] Belum di Revisi. Esperanza. Harapan. "Andai dia tau, berharap itu melelahkan dan membosankan." -Siska "~Janganlah kamu memberi harapan, jika ujung ujungnya hanya nyakitin~" -(Part 1 cerita Esperanza) Sinopsis cerita Esperanza : - Cint...