36 - Kucing ( Bona )

667 17 0
                                    

Kaila Sherly Sifabella

Rayhan aku boleh
berangkat duluan gak?
soalnya bentar lagi
sudah masuk, nanti
km Malah telat kalau 
masih jemput aku

Iya gak papa kok
maaf ya aku tadi telat
bangun, jadi gak bisa
bareng kamu deh
berangkatnya

Gak papa kok Ray.
Kalau boleh, nanti
pulangnya kita masih
bareng kan.

Pasti dong, nanti
pulangnya gue antar
sampai rumah dengan
selamat lahir dan batin

Eh Ray kamu belum
di sekolah ya? Gue sudah
ada di sekolah nih

Lo udah di sekolah? gue aja
lagi pakai seragam
nih, emang kenapa?

Masih di rumah?!
Gerbang sekolah sudah
di tutup woy!

BENERAN!!

Iya cepetan gih!
Cepat Ray!
Hati hati di jalan!
Jangan ngebut!

Rayhan langsung memasukkan buku bukunya dalam tas, ia juga tak melupakan barang yang ia belikan kemarin untuk dimasukkan ke dalam tas.

"Sher gurunya belum datang ya?" Sherly dikejutkan oleh Rayhan yang mengganggu aktivitas membaca Sherly.

"Rayhan! Lo kok bisa ada disini? Kan gerbang lagi ditutup." Rayhan segera duduk di tempatnya.
"Gerbangnya kan gak di gembok, lagian gak ada penjaganya, yaudah gue masuk saja."

"Beruntung banget ya lo, bu Anis tadi izin keluar dan sekarang kita di beri tugas buat baca dari halaman 98 - 118, nanti disoal kalau bu Anis sudah kembali ke kelas, gue aja baru baca sampai halaman 110 dan 3 menit lagi bu Anis datang."

Rayhan sama sekali tak mengeluarkan bukunya, ia terus saja menatap Sherly.
"Woy ngapain lo liat gue? Gak mau belajar?"

"Biarin, mending liat lo daripada lihat buku, lagian gue sudah belajar di rumah." Sherly tak mempedulikan ucapan Rayhan, ia berusaha fokus baca bukunya.

"Rayhan! Jangan lihat gue terus dong, gue jadinya gak fokus nih." Rayhan hanya tersenyum melihat Sherly kesal.

"Tenang, gue akan bikin bu Anis lupa tentang soal tersebut, kamu jadi gak perlu belajar." Rayhan terus saja menatap Sherly.

"Gimana caranya?" Belum sempat Rayhan menjawab terdapat teriakan dari belakang.

"Rayhan Mandani Fathaan!" Rayhan pun akhirnya membalikkan tubuhnya ketika namanya terpanggil.
"Iya bu, kenapa?"

"Sini sini maju." Rayhan pun berdiri dan menghampiri bu Anis.
"Kamu telat ya? Sepertinya saya tadi tidak lihat kamu, saya yang salah lihat atau kamu yang telat?" Tanya bu Anis tegas.

"Hm bu Anis kalau marah paling cuma di marahin doang, gak kira dihukum. Mungkin ini kesempatan gue buat bantu Sherly." Pikir Rayhan dalam hati.

"Rayhan jawab!" Teriakan bu Anis baru menyadarkan Rayhan dari lamunannya.
"Iya bu, saya telat." Sherly membulatkan matanya ketika mendengar jawaban Rayhan.

"Tuh anak pengen di hukum paling ya, kenapa bilang kalau bu Anis yang salah lihat, pake ngaku telat segala lagi, terlalu pintar kamu Ray." Ucap Sherly dalam hati.

Selama dihukum ( diceramahi ) Rayhan sama sekali tak menatap bu Anis matanya terus tertuju pada Sherly yang sedang asyik membaca buku.

"Rayhan lihat saya!" Rayhan langsung mengubah pandangannya untuk melihat guru di depannya.
"Eh iya bu, ini saya sudah lihat."

Waktu berjalan hingga 30 menit, sampai bel istirahat berbunyi bu Anis masih memarahi Rayhan. Semua murid di kelas tersebut semua senang termasuk Sherly karena bu Anis tidak memberikan pertanyaaan.

"Bu sudah belum ceramahi saya? Sudah istirahat nih." Bu Anis baru menyadari jika sekarang waktunya untuk istirahat.
"Oke, ibu keluar sekarang. Assalamualaikum." Semua murid menjawab dengan kompak. Bu Anis pun keluar kelas yang diikuti oleh murid murid untuk pergi ke kantin.

Yang ada di kelas kini tinggal Rayhan dan Sherly. "Gue berhasil kan? Rayhan selalu bisa menyelesaikan masalah, ya meskipun telinga gue sakit dengar ocehan yang gak penting dari mulut bu Anis."

"Iya Rayhan lo emang hebat, jadi senang gak diberi soal sama bu Anis, makasih ya." Rayhan mengangguk tersenyum.

Rayhan membuka tasnya untuk mengembil sesuatu untuk Sherly. "Sher."
"Apa?"

"Gu..guee maa..mauu." Ucal Rayhan terbata bata saking gugupnya detak jantungnya berbunyi begitu cepat. Sherly mengerutkan keningnya tak mengerti.
"Apaan sih, bicara yang jelas dong." Ucap Sherly kesal.

Rayhan menarik dan membuang nafasnya. "Gue mau ke kantin."
"Yaelah cuma mau ke kantin, sampai terbata bata gitu, yaudah yuk ke kantin bareng, gue laper nih." Sherly berjalan duluan ke luar kelas, sementara Rayhan masih menaruh kotak yang isinya kalung ke dalam tasnya.

"Ternyata lebih susah dari yang gue bayangkan, cari waktu yang tepat aja deh." Rayhan berlari menyusul Sherly yang telah menunggu di luar. "Kenapa lama?" Tanya Sherly bingung.

"Tadi masih ngambil uang dulu, maaf bikin kamu kelamaan nunggu." Jawab Rayhan tersenyum. "Gak begitu lama sih, tapi perut gue pingin cepat cepat minta diisi."  Ucap Sherly tersenyum kecil sambil mengelus perutnya.

"Di dalam perutmu ada yang lagi minta makan ya? Ibu lagi ngidam apa?" Mendengar candaan Rayhan yang sama sekali tidak lucu, Sherly mencubit lengan Rayhan sangat keras sakit kesalnya.

"Ish sakit banget." Sherly memutar bola matanya kesal. "Ya salah kamu sendiri, bikin kesal aja deh." Jawab Sherly cemberut.

"Iyadeh aku ngaku salah, marahnya jangan lama lama ya. Masih kesal gak kalau aku traktir kamu?" Sherly menatap Rayhan dan tersenyum. "Setuju." Jawab Sherly tersenyum semangat.

-oOo-

"Langsung pulang aja ya." Sherly tersenyum dan mengangguk setuju.
Langkah Sherly dan Rayhan tergalang oleh kucing ya sedang menggaruk-garuk tubuhnya. "Wah ada anak kucing lucu banget." Sherly menatap kucing itu gemas.

"Sepertinya dia lapar." Rayhan mengambil bekal sarapan paginya yang belum ia habiskan.
"Nih makan ya." Rayhan menaruh kotak makannya di dekat kucing tersebut.

"Wah lahap banget, kamu beneran ngasih bekal sarapanmu buat kucing ini."
"Ngapain gue bohong, lagian sama kucingnya sudah dimakan tuh, mending kita pulang aja yuk." Sherly mengelus kepala kucing tersebut dan segera pergi.

"Ray, kamu dengar suara kucing gak?"
"Ya, gue dengar kok, jangan jangan itu kucing yang tadi ya." Sherly dan Rayhan memutar badannya dan melihat kucing yang terus mengikuti mereka pergi.

"Ngapain kamu kesini sih, makananmu belum habis tuh." Sherly menggendong dan membawa kucing itu ke tempat semula agar kucing tersebut dapat melanjutkan makannya.

"Sudah kan? Yuk cepetan pulang mumpung dia lagi makan." Sherly tersenyum mengangguk dan langsung pulang.
Tapi kucing tersebut tetap saja mengikuti Sherly dan Rayhan.

"Huft yasudah kucing itu biar gue bawa pulang aja, tolong pegangin ya Sher waktu gue lagi nyetir."
"Siap."

Kucing tersebut tertidur pulas di pangkuan Sherly. "Tidurnya nyaman banget, lucu banget ya. Aku mau namain kucing ini Bona, setuju gak?"

Rayhan menganggukkan kepalanya. "Boleh juga. Aku pulang ya Sher." Sherly melambaikan tangannya pada Rayhan.

ESPERANZA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang