37 - Menyatakan saat berpisah

853 20 1
                                    

"Ada apa sih ma? Kenapa suruh aku balik cepat?" Tanya Rayhan sambil mengelus bulu kucingnya.
"Kamu dapat kucing itu darimana?"

"Aku nemu kucing ini di sekolah, to the point aja deh ma, mama itu mau bicara tentang apa?"

Sita menarik nafas dan tersenyum. "Gini Ray, diperkirakan besok lusa kita akan pindah." Rayhan mengkerutkan keningnya tak mengerti. "Secepat itu ya, kenapa harus pindah?"

"Mama telah bekerja sama bisnis dengan teman mama disana, itu semua dilakukan agar bisnis kami lancar karena kalau kita tetap disini itu bisa sangat menyusahkan."

Rayhan menggelengkan kepalanya masih tak mengerti. "Mama bicara apa sih aku gak ngerti, kita mau pindah, pindah ke mana ma?"

"Kita akan pindah ke jepang dan menetap disana, dan pastinya kamu juga akan sekolah disana." Rayhan memegang kepalanya dengan perasaan yang campur aduk. "Emh terserah mama, Rayhan ikut saja."

"Kalau kamu mau disini dan gak mau ikut mama gak papa kok, kamu bisa tetap  bersekolah disini dan tinggal bersama ayah dan adikmu, biar mama yang berangkat sendiri."
"Nggak ma, Rayhan akan ikut mama."

Sita berdiri meninggalkan tempat duduknya untuk mendekati Rayhan. "Yasudah kalau itu keinginanmu, mama berangkat dulu ya, jaga dirimu baik baik, mungkin mama pulang agak malam." Ucap mamanya yang mengelus ujung rambut Rayhan.

Rayhan menarik dan menghembuskan nafasnya. "Gak usah bilang aku juga tetap tau kok ma, kan mama selalu pulang malam." Sita tersenyum kecil dan pergi meninggalkan Rayhan yang masih ditempat.

Rayhan mengambil HPnya dan melihat jam yang menunjukkan angka 20.05, dan ia pun melihat pesan yang baru saja masuk.

Kaila Sherly Sifabella

Maaf ganggu, Ray
sekarang aku lagi
ada didepan rumahmu

Beneran? Kamu nunggu
lama ya? Bentar ya aku
akan segera keluar

R

ayhan membuka pintu rumahnya dan melihat seorang gadis lagi duduk yang menanti seseorang. "Maaf nunggu lama, ayo masuk."

"Gak papa, aku nunggu gak terlalu lama kok, ini buat kamu." Ucap Sherly sambil memberikan beberapa kue. "Makasih." Rayhan melihat kue indah pemberian Sherly yang disusun di kotak pink bergambar hello kitty.

"Enak." Sherly tersenyum melihat Rayhan lahap memakan kue buatannya. "Kamu mau?"
"Itu buat kamu, aku sudah makan puas di rumah, lebihnya buat kamu." Rayhan mengangguk mengerti dan kembali memakan.

"Oiyah Ray, kenapa tiap aku datang ke sini, rumahmu selalu sepi, kemana semua?" Tiba tiba Rayhan berhenti makan dan terdiam. "Eh kenapa diam? Aku salah bicara ya? Maaf."

"Gak papa kok, ya mamaku lagi kerja kalau jam segini dan pulangnya selalu lebih malam, mungkin dia lupa kalau punya anak yang selalu pingin bersamanya."

"Eh kenapa kamu bicara seperti itu? Semua orang tua pasti sayang sama anaknya, kan mamamu bekerja untuk biayai keperluar keluarga. Terus ayahmu dan Khansa mana?"

"Kedua orang tuaku sudah berpisah sejak aku berusia 8 tahun. Khansa tinggal bersama ayahku dan aku bersama mamaku." Sherly mengangguk mengerti.

"Maaf aku baru bilang ke kamu. Untuk besok lusa aku akan pindah." Sherly mengkerutkan keningnya tak percaya. "Pindah? Pindah kemana?"

"Jepang." Sherly membulatkan matanya gak percaya. "Jepang?! Itu jauh banget, lalu bagaimana cara kita berhubungan?"

"Kan ada ini." Rayhan menunjukkan HPnya pada wajah Sherly. "Yah padahal baru saja aku bisa dekat sama kamu, kenapa kamu pergi sih?" Tanpa menjawab pertanyaan Sherly Rayhan berjalan meninggalkannya. "Kamu mau kemana Ray?"

ESPERANZA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang