~Yang terbaik bukanlah yang datang dengan segala kelebihannya melainkan yang tidak pergi karena kekurangannya~Happy Reading
"Lah hari ini kamu masuk? Kan baru kemarin kamu kemah." Adel melihat ujung kepala sampai ujung kaki Sherly udah siap berangkat sekolah dengan seragam yang lengkap dan rapi.
"Ya gak tau juga ma, coba tanya ke sekolah gih." Sherly duduk di meja makan yang terdapat roti untuk ia makan.
"Yaudah nanti mama ikut kamu sekolah ya." Adel selalu saja berhasil membuat Sherly mood.
"Jangan ih ma, malu kayak anak TK aja." Ucap Sherly sambil melahap rotinya.
"Yaudah aku berangkat ya ma." Sherly berdiri mengambil tasnya dan beranjak ke luar rumah.
"Gak bareng Fahri?" Adel keceplosan berbicara, padahal ia udah mendengar semua cerita Sherly tadi malam.
"Gak lah ma, kan aku udah gak berurusan lagi sama dia." Sherly mecium punggung tangan mamanya.
"Hmm." Adel menghela nafas dan tersenyum.
-oOo-
"Hay Sherly, morning!" Sapa Siska dan Vela, yang tak sengaja bertemu saat menuju ke kelas.
"Pagi." Jawab Sherly tersenyum."Wah sekarang kamu sendirian, untung kamu melihat mereka waktu berduaan, kalau nggak kamu akan dipermainkan sampai sekarang, mangkanya dengarin dong kalau sahabatnya bicara, tapi kamu pasti lebih baik tanpa Fahri." Ucap Siska.
"Pagi!" Sapa Rezi.
"P..pa..pagi." Ucap Sherly gugup dan canggung seketika."Nanti ada waktu kosong gak?" Tanya Rezi, yang membuat Sherly bingung harus menjawab apa.
"Hmm nanti..." Sherly kaku gak tau harus jawab apa. Ia gak sempat berpikir karena Rezi terus menunggu jawaban Sherly.
"Nanti Sherly ada urusan sama aku, yaudah kami duluan ke kelas ya Rez" Cerobos Vela, berusaha membantu Sherly. Mereka bertiga pun langsung meninggalkan Rezi.
"Gak biasanya Sherly dingin seperti itu, apa ada yang disembunyikan ya?" Pikir Rezi dalam hati.
"Makasih untuk yang tadi ya Vel!" Sherly masih mengatur nafasnya.
"Iya sama sama, apasih yang nggak buat kamu." Balas Vela tersenyum."Eh balik ke tempat dudukmu gih, gurunya dah datang tuh." Perintah Sherly.
"Siyap" Siska dan Vela memencar ke tempat duduknya masing masing."Ada yang ingin bertanya?" Pertanyaan bu Anis tak ada yang menjawab sama sekali, ia melihat murid muridnya sedang mengantuk, bosan, berbicara, sampai mengabaikan guru yang ada di depannya.
"Oke supaya kalian tidak ngantuk dan bosan lagi, apakah kalian mau kejutan." Murid murid langsung tersenyum bahagia, yang ngantuk menjadi segar, karena sudah lama mereka tidak mendapati kejutan.
"Kejutan apa bu?" Mendengar pertanyaan tersebut bu Anis tersenyum.
"Kok perasaan gue gak enak gini ya?" Gumam Reza teman sebangku Rayhan."Iya, gue juga ngerasa kok." Jawab Rayhan.
"Kejutannya adalah, hari ini kalian melaksanakan ujian materinya bab
7 & 8, sebenarnya ujian ini akan dilakukan minggu depan karena materinya belum selesai, tapi kalian ini sepertinya sangat membutuhkan ujian ini sekarang." Murid murid langsung kaget dan mengeluh, bayangkan saja 1 bab aja soalnya ada 50, kini ujiannya 2 bab jadi soalnya adalah 100, dan lagi bab 8 belum selesai dipelajari."Baik buku dimasukkan, siapkan alat tulis kalian." Seisi kelas mendengar apa yang diucapkan bu Anis langsung mengeluarkan alat tulisnya pasrah.
"Lah kok mendadak bu!" Keluh salah satu murid di kelas. Murid murid sangat bersyukur ada yang bertanya seperti, karena mereka pada takut.
"Ibu yakin meskipun materinya belum selesai pasti kalian udah belajar di rumah, karena ibu udah mengingatkan untuk tiap malam selalu belajar di rumah. Tapi berhubung materi bab 8 banyak, ibu beri waktu 5 menit untuk kalian belajar." Murid murid langsung mengeluarkan bukunya tanpa harus membuang waktu lagi, meskipun mereka baca 1 halaman mereka sangat bersyukur.
5 minutes later...
"Buku dimasukkan!" Semua murid melihat ke jam ternyata 5 menit udah berlalu, semua langsung memasukkan bukunya dalam tas.
"Ibu bilang masukkan!" Bentak bu Anis kepada Reza yang masih membaca bukunya.
"Hehe iya bu." Reza pun tak bisa membantah guru disampingnya, ia memasukkan bukunya dalam tas.
"Selamat mengerjakan, jangan nyontek ya, jika ada yang nyontek, kalian bisa mengerjakannya diluar." Ucap bu Anis.
"Huh akhirnya selesai juga." Ucap Sherly merasa lega, setelah sekian lama mengerjakan 100 soal. Meskipun 25 soal lainnya ia isi dengan jawaban sembarangan.
"Sut Sher nih." Vela melemparkan kertas ke Sherly yang isinya berupa pertanyaan untuk Sherly menjawabnya.
"Ha? No. 1,2,8,39,40,45,55,50,67,83,92? Buset nih anak." Ucap Sherly dalam hati sambil menulis jawaban di kertas yang diberi Vela.
Dia tak menyadari jika mulai tadi dibelakang Sherly bu Anis melihat apa yang ia lakukan.
"Sherly kertas apa ini?! Sekarang kamu kerjakan ini diluar, jangan dikumpulkan sampai bel istirahat!" Telunjuk bu Anis segera mengarah keluar.
"Baik bu." Sherly segera berdiri, mengambil barang barangnya, dan keluar kelas.
"Sher maafin aku." Gumam Vela, sangat merasa bersalah kepada Sherly.
"Mampus rasain tuh." Gumam Nessa tersenyuk kesenangan melihat Sherly dihukum.
Kriing... ( Bel istirahat )
"Kasihan banget sih kamu, dihukum lagi nih, haha" Ucap Rayhan bersender di tembok dekat Sherly mengerjakan, yang kemudia ia menarik kertas ulangan Sherly.
"Rayhan kembalikan ih, aku mau ngumpulin nih." Ucap Sherly kesusahan mengambil kertas itu ditangan Rayhan, karena tubuh Rayhan yang sangat tinggi.
"Ambil aja kalau bisa, mangkanya jadi orang jangan pendek haha." Ucap Rayhan sambil menepuk nepuk kepala Sherly.
"Ih apaan sih jangan megang megang!" Ucap Sherly kesal.
"Pipimu merah tuh kenapa? Soalnya gue pegang kepala lo?" Ledek Rayhan berjalan mundur agar Sherly kesusahan untuk mengambil kertas di tangannya.
"Tauk, ayo kembalikan dong." Ucap Sherly sambil meloncat loncat.
Brukk
Kaki Sherly tersandung hingga terjatuh. Namun dia tidak merasa kesakitan dan dia merasa dalam keadaan tengkurap, seperti berada di kasur yang empuk.
Ketika Sherly membuka matanya dengan perlahan dan melihat apa yang dilihatnya serta apa yang terjadi padanya.
Tangan kiri Sherly sedang menggenggam tangan Rayhan, dan tangan kanannya berada di wajah tampan cowok tersebut.
"Ekhm..... ngapain kalian berduaan disini?!" Teriak bu Anis, sampai semua siswa siswi berkumpul dan melihat insiden yang memalukan ini.
Sontak Sherly langsung berdiri dan langsung mengambil kertas ulangan di tangan Rayhan.
"Nggak kok bu, kejadiannya gak seperti yang ibu bayangkan, ini bu ulangannya saya kumpulkan." Ucap Sherly sambil melirik Rayhan, wajahnya merah dan pergi begitu saja.
"Yaudah ibu percaya, tapi kamu jangan ulangin lagi! Dan kalian semua bubar, kembali ke kelas masing masing!" Perintah bu Anis.
Jangan lupa voment ya! :)
KAMU SEDANG MEMBACA
ESPERANZA [Completed]
Fiksi Remaja[ Completed ] Belum di Revisi. Esperanza. Harapan. "Andai dia tau, berharap itu melelahkan dan membosankan." -Siska "~Janganlah kamu memberi harapan, jika ujung ujungnya hanya nyakitin~" -(Part 1 cerita Esperanza) Sinopsis cerita Esperanza : - Cint...