24 - Tanggung jawab

768 38 2
                                    

HAPPY READING

"Wahh beneran?! Siska mau nonton, mau ke mall, mau ke taman, mau renang, yang penting bisa berlamaan sama Arkan." Selama diperjalanan Siska tak berhenti berbicara seperti biasanya.

"Mau kemana duluan nih?" Mendengar pertanyaan Arkan, Siska harus memikir dengan benar, jangan sampai ia menghilangkan kesempatan emas ini.

"Kita ke taman aja." Siska berharap waktu semakin lambat agar ia bisa seharian bersama Arkan lebih lama.
"Siap bos." Arkan mempercepat motornya.

"Wow es creamnya besar banget." Siska menatap kagum es cream tersebut tak berkedip sekalipun.

"Pak beli es creamnya 1." Dengan cepat bapak tersebut memberikan es cream tersebut kepada Arkan.

"Yuk jalan lagi." Selama diperjalan Arkan melihat Siska terus menatap es creamnya.

"Nih." Siska langsung mengambil es cream tersebut dari tangan Arkan.

"Eh, ini kan punya Arkan, yaudah nih Siska balikin." Siska memberikan tempat es creamnya sambil tersenyum.

"Kenapa balikinnya tinggal tempatnya doang. Itu gue beliin buat lo." Arkan harus sabar jika bersama Siska

"Kita udah ngabisin 2 jam buat keliling, yaudah yuk pulang." Arkan pergi mendahului Siska, sementara Siska masih terdiam di tempat.

"Kok seperti Ilham ya?" Siska sekilas melihat Ilham tersenyum padanya. Siska segera berlari ke arah Arkan.

"Arkan, tadi Siska seperti melihat Ilham." Siska membawa Arkan ke tempat ia melihat Ilham.

Arkan memperdekat langkahnya ke tempat Ilham berada, tapi ia tidak menemukan Ilham disana. "Mana? Gak ada tuh, mungkin kamu salah lihat paling, mangkanya jangan sering sering mikirin Ilham."

"Siska gak pernah mikirin Ilham, Siska tuh seringnya mikirin Arkan." Siska tersenyum dengan menunjukkan sederet giginya.

"Bicara apaan sih lo?" Arkan mencubit pipi Siska gemas.

"Udah jam berapa nih, kita pulang aja ya." 2 jam bersama Arkan itu hanya sebentar bagi Siska.

"Gak! Temanin Siska ke toko buku."
"Iya, tapi setelah itu kita langsung pulang." Arkan melihat Siska melalui spion, ia hanya mengangguk dan tersenyum.

"Eh ini kan buku yang aku cari cari selama ini." Siska memeluk erat buku tersebut.

"Ngapain beli kamus?" Tanya Arkan dengan raut wajahnya yang datar.
"Ini novel, Arkan. kalau aku selesai baca, nanti aku ceritain ke kamu deh."

"Hm terserah, yuk pulang." Arkan segera keluar dari tempat tersebut, karena jika berlamaan di tempat itu, bisa pingsan ditempat, karena melihat buku buku yang sangat banyak.

"Kok ninggalin sih? Kita baru 4 jam berduaan." Siska sangat lelah mengejar Arkan. Karena Arkan nampak kasihan terhadap Siska, ia ingin membuat Siska tersrnyum lagi.

"Kalau kamu mau pulang sekarang, nanti malam kita ke pameran selama 4 jam, mau gak?" Siska membuka mulutnya gak percaya, ia segera mengangguk dengan semangat

"Wah ternyata Arkan mulai tambah perhatian sama Siska." Arkan sudah terbiasa dengan perilaku Siska. Ia segera berpisah ketika sudah di rumah Siska.

-oOo-

"Pintar kan aku tadi." Rayhan memuji dirinya sendiri.
"Pintar apanya? Aneh banget tadi lo, kayak bukan Rayhan yang bukan gue kenal." Sherly memutar bola matanya menghadap luar mobil.

ESPERANZA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang