27 - Salah paham

748 32 6
                                    

"Ulangan bentar lagi, kalau kita gak ikut sekarang, kita nanti nyusul di ruang guru, mending ikut ulangan di kelas aja, bisa nanya jawaban ke Devan." Mereka berdua pun meninggalkan Arkan, Siska, dan Ilham.

"Gue cabut yak." Ucap Vino melambaikan tangannya, yang hanya nampak punggung badan dan tangannya. Dan dibalas oleh ketiganya.

"Sis, Ham, gue mesan makan dan minum dulu ya, awas lo kalau godain Siska." Tidak selamanya Arkan bermusuhan dengan sahabatnya, paling bertengkar besoknya udah baikan. Arkan pun beranjak pergi meninggalkan mereka berdua.

"Gak usah takut, gue gak gigit." Ilham mulai mengambil sebatang rokok lagi.

"Ah iya." Jawabnya canggung. Siska tak tahan dengan asap rokok Ilham, ia mulai batuk batuk perlahan.

"Lo alergi rokok?" Tanyanya datar.
"Ah gak alergi kok, tapi tiap hirup rokok ya selalu kayak gini sih, hatchi.." Jelasnya sambil bersin.

"Nih." Ilham memberikan sapu tangan kepada Siska.
"Makasih." Balas Siska. Ilham pun segera mematikan rokoknya dan memainkan hpnya.

"Maaf ya, atas sikap Siska yang lalu." Ucap Siska sedikit tersenyum ke Ilham.

Ilham sedikit melirik ke Siska dan kembali memainkan hpnya. "Ya."

"Terus gimana jawabannya tentang pernyataan ku yang kemarin?" Tanya Ilham yang masih menatap layar hpnya.

"Pernyataan apa ya?" Siska benar benar lupa pernyataan apa.
"Bagaimana kalau kita pacaran dulu." Ucapnya dengan sangat jelas.

"Hm maaf Siska gak bisa, karena Siska masih suka sama Arkan, tapi kita masih bisa temenan kan." Jawab Siska dengan perasaan yang gak enak terhadap Ilham.

"Temenan?" Tanyanya penuh penekanan.
"Ya, kenapa?"

"Buat apa temanan jika akhirnya kamu lupain aku juga, kalau udah dapatin tuh si Arkan."

"Siska janji gak akan lupain Ilham, tapi Ilham juga janji jangan ngelakuin hal seperti waktu itu." Siska memberikan jari kelingkingnya ke Ilham, tentu saja Ilham membalas dengan menempelkan jari kelingkingnya.

"Gue pegang omongan lo, jadi lo wajib mau gue jemput besok! Gue duluan." Belum Siska menjawab ucapan Ilham, ia udah pergi duluan.

"Ilham mana?" Arkan datang dengan dua gelas yang dipegangnya. Yang satu buat dirinya sedangkan yang satunya ia berikan ke Siska.

"Tadi pergi." Arkan mengangguk dan mulai meminum.
"Gak ngapa-ngapain kamu lagi kan?" Siska hanya menggeleng, memikirkan bagaimana nanti ia harus berangkat bareng Ilham.

,-oOo-

"Ah iya bentar." Siska segera berlari menuju pintu ketika mendengar seseorang memencet bel rumah.

"Ilham?" Tanya Siska sambil menatap ujung kepali sampai kaki, padahal ia berhara Arkan yang bakal menjemputnya.

"Ya, yuk berangkat." Siska menutup pintu rumahnya, dan segera menyusul Ilham yang udah mendahuluinya. Ilham langsung nelajukan sepeda motornya dengan sangat cepat.

"Ilham tau dari mana rumah Siska?" Suara Siska sedikit berteriak, karena suaranya yang berbenturan dengan angin yang kencang.

ESPERANZA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang