"Aku punya cara buat ngasih pelajaran si Sherly itu." Nessa mengecilkan suaranya, yang membuat Vela semakin berusaha agar bisa mendengar suaranya.
Bruk
"Duh pake jatuh segala lagi." Batin Vela, kesal pada dirinya sendiri. Vela segera berlari untuk bersembunyi.
"Siapa itu?" Nessa segera membuka pintu, melihat ke kanan dan ke kiri, tetapi tak terdapat seseorang pun.
"Nes jangan sekarang deh, kayak ada yang nguping nih, sstt" Saran Adara.
"Iya biar besok aku kasih tau ya" Mereka berdua segera pulang"Duh gagal deh mengetahui rencana mereka." Vela kembali ke Siska dan Sherly yang masih menunggu kehadirannya. Sampai sampai ia melupakan bukunya yang masih tertinggal di kelas.
-oOo-
"Ma, aku berangkat dulu ya." Sherly segera berpamitan ke mamanya.
"Udah mau berangkat nih, udah disiapin semuanya?" Tanya Adel dengan suara yang lembut.
"Udah dong ma." Sherly tersenyum bersemangat.
"Yaudah hati hati ya." Adel mengelus ujung kepala Sherly.
"Siap ma." Sherly mengacungkan ibu jarinya."Oke saya sudah beri perintah, sekarang waktunya kalian bagi tugas dan laksanakan!" Perintah pimpinan.
"Sher kamu bagian buat tenda ya!" Perintah Vela.
"Oke siap!" Sherly langsung mengerjakan."Loh itu kan Fahri, cewek itu siapa ya?" Sherly mencyduk mereka yang sedang asik berduaan.
"Fahri, ini siapa?" Tanya Sherly yang masih berusaha sabar.
"Mmh jangan bicara disini ya, ayok kita kesana aja Sher, putri tunggu bentar ya." Ucap Fahri, yang mengajak Sherly sedikit menjauhi jarak dengan Putri.
"Siapamu tuh Putri?" Tanya Sherly yang tak sabar mendengar jawaban dari Fahri.
"Maaf Sher aku baru bilang ini sekarang, itu teman dekat baruku, aku bosan sama kamu, kamu ngelarang aku dekat sama siapa pun, padahal kamu itu bukan siapa siapaku." Kata kata itu pun keluar dari mulut Fahri.
"Bosan? Kamu kok tega sih! Padahal aku udah percaya ke kamu, aku selalu berprasangka baik sama kamu, dan sekarang kamu sama putri, aku kecewa sama kamu." Ucap Sherly kesal. Tangannya udah mengepal siap untuk menampar cowok dihadapannya, tapi Sherly tidak akan mengikuti nafsunya.
"Ya terserahmu, udah ya sekarang kamu jangan berhubungan dan bertemu denganku lagi, aku mau jaga perasaan putri, aku gak mau nyakitin dia." Sherly udah tak tahan dengan ucapan Fahri, ia pun segera balik.
Kata kata itu keluar dari mulut fahri seolah olah dia benar dengan yang diucapkannya.
Padahal disisi lain, kata kata itu sangat bikin Sherly sakit hati.
"Kenapa dia tidak ingin menyakiti putri, padahal dia tega menyakitiku!" Gumam Sherly kesal, sambil menatap langit.
"Dasar cewek bermuka dua, coba kamu tau sifat asli dari si Putri itu pasti kamu akan..." Ucapku terpotong sebab kedatangan Nessa.
"Sher boleh aku duduk sini?" Nessa menatap kursi panjang yang sedang diduduki Sherly.
"Ah iya Nes, silahkan" Sherly menggeserkan posisi duduknya, untuk memberi Nessa duduk.
"Makasih." Ucap Nessa tersenyum, dan segera duduk."Sher apa kamu bisa bantu aku?" Tanya Nessa.
"Oh iya boleh emang minta bantu apa?" Tanya Sherly heran.
"Tolong kamu jaga rahasia ini ya, gini aku lagi suka sama Rezi, kamu kenal kan?" Nessa segera menatap Sherly.
"Oh iya kenal terus kenapa?" Sherly semakin tak mengerti maksud Nessa berbicara seperti itu.
"Apa kamu bisa bantu aku, agar aku bisa dekat sama Rezi, karena aku lihat kamu sangat dekat sama Rezi." Nessa tau, Sherly tak akan mungkin menolak permintaannya.
"Hm iya, tapi aku harus bagaimana?" Tanya Sherly bingung.
"Oh iya satu lagi, aku lihat kayaknya Rezi menyukaimu, apa kamu juga begitu Sher?" Sherly gak percaya sahabatnya, mempunyai rasa kepada dia.
"Sher bisa kan?" Nessa melambaikan tangannya di depan wajah Sherly.
"Ah iya Nes bisa diulang? Aku tadi gak dengar hehe" Selama itu ya Sherly melamun sampai ia tak mendengar ucapan Nessa.
"Kurasa Rezi menyukaimu, makanya aku ingin kamu menjauhinya, aku ingin kamu menjaga jarak dan bersikap cuek."
"Apa?" Sherly gak bisa menjauhi sahabatnya, tapi ia juga gak bisa menolak permintaan Nessa.
"Kamu bisa kan Sher?"
"I-iya tapi aku gak janji, aku akan usaha" Sherly menghela nafas."Oke makasih Sher, mohon bantuannya ya." Nessa meninggalkan Sherly yang masih mematung di tempat.
"Hay Sher, ngapain disini? kok gak bantu yang lainnya, kamu doang nih yang gak kerja." Canda Rezi.
"Ah iya." Ucap Sherly berusaha cuek, meskipun susah.
"Aku harus terbiasa dengan sikapku seperti ini." Batin Sherly."Eh tunggu Sher, kenapa kamu cuek begitu gak biasanya loh." Kata Rezi sambil menarik tangan Sherly.
"Gak papa." Sherly berusaha melepaskan tangan Rezi."Ck ngapain sih pegangan tangan segala." Gumam Nessa dari balik pohon.
-oOo-
"Teman teman maaf ya, tadi aku ada urusan." Ucap Sherly.
"Gpp Sher, ini juga udah jadi, sekarang waktunya kita makan, ambil gih bekalmu." Perintah Vela sambil melahap makanannya.
"Kamu darimana Sher?" Ucap Siska sambil mengunyah makanan di mulutnya.
"Ada urusan sebentar." Sherly tidak bisa terus menerus menerus merepotkan sahabatnya.
"Jangan disembunyikan Sher." Siska tau sikap aneh Sherly, karena Siska merupakan sahabat kecil Sherly."Hm tadi Fahri memintaku agar tidak usah menemuinya lagi." Sherly mulai menyantap makanannya.
"Ha? Kok bisa?" Siska segera menghentikan makannya.
"Dan juga tadi Nessa minta bantuanku, agar aku menjauhi Rezi, karena dia menyukainya."
"What? Gak bisa gitu dong, kamu kan udah sahabatan sama Rezi dari kecil Sher." Ucap Siska terheran heran.
"Ya aku hanya mau membantunya." Sherly udah tak ada selera untuk makan.
"Btw, kemarin waktu aku mau ngambil bukuku yang ketinggalan, aku melihat Nessa dan Adara di kelas, mereka lagi ngomong sesuatu." Ucap Vela.
"Bicara tentang apa Vel?" Tanya Siska.
"Hm aku gak tau, soalnya mereka tidak melanjutkan obrolannya, karena ada aku."
Jangan lupa Voment ya :)
KAMU SEDANG MEMBACA
ESPERANZA [Completed]
Подростковая литература[ Completed ] Belum di Revisi. Esperanza. Harapan. "Andai dia tau, berharap itu melelahkan dan membosankan." -Siska "~Janganlah kamu memberi harapan, jika ujung ujungnya hanya nyakitin~" -(Part 1 cerita Esperanza) Sinopsis cerita Esperanza : - Cint...