"Sherly, Sherly." Fahri mengetuk pintu megah rumah Sherly. Dibukakan pintu oleh Adel.
"Fahri? Cari Sherly ya?"
"Iya tante, boleh panggilkan Sherly? Saya mau antar dia.""Oke." Adel tau betul dengan sikap Fahri yang tak pantas dengan Sherly, tapi jika hanya sekedar teman ia izinkan.
Sherly segera turun dari kamarnya menuju suara tersebut yang asalnya dari luar. "Siapa ma? Seperti suaranya Fahri?"
"Iya tuh Fahri nunggu kamu diluar, katanya mau berangkat bareng sama kamu.""Yaudah cepetan gih berangkat, udah jam berapa tuh." Sherly melihat jam yang sepertinya kurang 5 menit lagi bel sekolah akan berbunyi. Sherly segera berpamitan ke mamanya.
"Tumben jemput?" Tanya Sherly dengan tatapan lurus enggan untuk melihat Fahri.
"Pingin aja, kangen."
Sherly memutar bola matanya, jijik dengan yang diucapkan Fahri.
"Idih.""Ray ayo berangkat." Ajak Keisha, sebelumnya ia udah merencanakan semua ini dengan Fahri.
"Ngapain lo disini?" Rayhan menatap sinis Keisha.
"Jemput lah." Jawab Keisha tersenyum."Wah siapa ini? Mau jemput Rayhan ya?" Tanya mama Rayhan.
"Iya tante.""Yaudah cepetan berangkat nanti telat loh."
"Yaudah aku berangkat ya ma." Rayhan dan Keisha berpamitan kepada mama Rayhan."Siska." Kini Arkan sengaja ingin menjemput Siska.
"Arkan?" Siska mengubah dirinya 180° yang lemas menjadi semangat."Astaga Siska, lo gak punya jam? Ini udah jam berapa, dan lo masih pakai daster kayak gini, oh gue tau, ini seragam barumu, yaudah berangkat yuk."
"Lah Arkan juga ngapain jemput Siska jam segini?"
"Tadi bangunnya kesiangan, habis mimpinya indah banget." Jawab Arkan sambil menunjukkan deratan giginya."Sakit ya?" Arkan memegang pipi Siska.
"Panas, hm yaudah lo istirahat aja.""Maaf ya Siska gak bisa nemenin Arkan hari ini, tapi Arkan mau gak nemenin Siska saat pulang sekolah?"
"Hah?! Berdua di rumah lo? Gak."
"Ada kakak, bibi, dan mama kok.""Yaudah deh kalau sempat, gue berangkat dulu ya." Siska tersenyum dan melambaikan tangannya.
"Wah Sherly Fahri kalian barengan nih?" Keisha sengaja mempanaskan suasana, dengan matahari yang terik.
"Lo bareng juga sama Rayhan, wah kalian nampak cocok sekali." Fahri menguatkan ucapan Keisha.
Tapi semua ucapan itu tidak sama sekali mempengaruhi Rayhan dan Sherly.
"Ck. Panas banget hari ini, gue ke kelas duluan ya." Rayhan berjalan duluan menuju kelas yang disusul oleh Sherly di belakangnya.
"Kamu kok bisa bareng Keisha?" Sherly mensejajarkan langkahnya dengan Rayhan.
"Kenapa? Tadi dia paksa aku, dan mama juga menyuruhku agar bareng sama dia."
"Mamamu?" Sherly menatap Rayhan bingung, dan sedikit sedih.
"Ya." Sherly hanya mengangguk pelan.
"Cemburu? Mama memang punya sikap baik ke semua orang, tapi mama tau kok sikap Keisha seperti apa." Rayhan mengusap ujung rambut Sherly.
KAMU SEDANG MEMBACA
ESPERANZA [Completed]
Fiksi Remaja[ Completed ] Belum di Revisi. Esperanza. Harapan. "Andai dia tau, berharap itu melelahkan dan membosankan." -Siska "~Janganlah kamu memberi harapan, jika ujung ujungnya hanya nyakitin~" -(Part 1 cerita Esperanza) Sinopsis cerita Esperanza : - Cint...