"Sepertinya ada."
"Besok ujian kan?" Sherly hanya menjawab dengan anggukan."Kamu kesini ya belajar bareng."
"Lah kok aku yang suruh ke sana, biasanya kamu dong yang kesini.""Kan waktu itu aku udah ke rumahmu, gantian dong."
"Hm iyadeh, bentar lagi aku keluar biar aku mampir ke rumahmu ya." Rayhan langsung mematikan panggilan tersebut."Sher ini yang harus kamu beli ya." Adel memberikan daftar belanja yang harus dibeli Sherly karena pembantu di rumah Adel sedang tidak ada.
"Oke, ma nanti aku pulangnya agak malam ya, soalnya aku masih mampir ke rumah teman, mau belajar bareng." Adel hanya mengangguk tersenyum.
"Ayo masuk." Sherly menatap sekeliling rumah Rayhan, bahkan lebih indah dari rumahnya.
"Gak ada orang disini?" Tanya Sherly celingak-celinguk mencari seseorang di rumah Rayhan.
"Gak ada."
"Kamu gak kira apa apain aku kan."
"Ya nggak lah." Jawab Rayhan tersenyum. Sekarang mereka berdua duduk di kursi dengan meja yang cukup panjang dan lebar."Wah ternyata kalau belajar kamu bisa serius juga ya." Sherly menatap Rayhan kagum.
"Emang kamu, sampai dikeluarin dari kelas waktu itu."
"Ih kamu kok masih ingat sih, kan lagian itu bukan salahku."
"Iyadeh." Mereka berdua melanjutkan belajarnya, terdapat keheningan di antara mereka berdua."Dasar baru belajar 40 menit aja udah tidur." Rayhan pergi ke kamarnya untuk mengambil beberapa spidol.
"Maaf ya Sher, aku mau dandanin kamu dulu biar jadi cantik." Rayhan mulai menggambar kumis, bintik bintik hitam, titik di dahinya, warna merah pada bibirnya, dan menggambar dengan warna lainnya pada wajah Sherly. Dan dengan cepat cepat Rayhan memfoto Sherly dengan keadaan begitu.
"Ah dingin." Sherly langsung bangun saat benda kaleng dingin menyentuh pipinya.
"Nih minum aja dulu." Rayhan memberikan minuman kaleng pada Sherly.
"Makasih." Sherly langsung meminumnya.
"Ternyata kamu ada sisi baiknya juga ya Ray." Batin Sherly."Kalau ngantuk kita keluar aja yuk, lagian kamu disuruh belanja kan sama mamamu."
"Oh iya aku lupa, yaudah yuk berangkat sekarang." Sherly memasukkan bukunya dan keluar bareng Rayhan dengan lukisan yang masih menempel di wajahnya.
"Ray, orang orang kenapa lihat kesini terus?" Sherly melihat sekelilingnya sedang memperhatikan mereka.
"Iya yah, kenapa ya, gue gak ada yang beda kan?" Jawab Rayhan berpura pura tak tahu.
"Gak, kalau gue ada yang beda gak?" Sherly memperhatikan bajunya, dan seluruh badannya kecuali wajah.
"Nggak kok, yaudah jalan lagi yuk." Sepanjang jalan Sherly masih memperhatikan sekitarnya. Orang orang malah menertawakan mereka, Sherly hanya bisa menunduk.
"Cowoknya ganteng tapi ceweknya kok.."
"Ceweknya sebenarnya cantik banget sih tapi sayang gak tau dandan." Sherly mendengari cewek cewek yang melewati Sherly dan Rayhan."Udah gak usah dengarin yuk cepat beli barang barangnya." Sherly segera mengambil barang yang tercatat di kertas pesanan Adel.
"Duh susah banget." Sherly berusaha mengambil barang yang cukup tinggi bagi Sherly untuk diambil bahkan ia sudah menjinjit dan meloncat tapi usahanya gagal, apalagi barang tersebut cukup besar.
"Gitu aja gak nyampek." Rayhan langsung mengambil barang tersebut.
"Biarin, yaudah mana barangnya."
"Nih ambil." Bukannya barang itu dikasih ke Sherly, malah memegang barang itu ke atas.
KAMU SEDANG MEMBACA
ESPERANZA [Completed]
Подростковая литература[ Completed ] Belum di Revisi. Esperanza. Harapan. "Andai dia tau, berharap itu melelahkan dan membosankan." -Siska "~Janganlah kamu memberi harapan, jika ujung ujungnya hanya nyakitin~" -(Part 1 cerita Esperanza) Sinopsis cerita Esperanza : - Cint...