16 - Arkan

943 59 5
                                    

"Sherly!" Sikap Arkan kini berubah 180° di hadapan Sherly.

"Eh kamu Arkan kan? Ah gue kangen banget sama lo."

"Aku juga kangen banget sama kamu Sher." Arkan secara gak sadar memeluk tubuh mungil Sherly yang setara dengan pundaknya.

"Hmph gak bisa nafas gue." Sherly memulul mukul dada Arkan yang sengaja Arkan tidak membuka pelukannya selama 20 detik.

Cewek cewek yang kagum dengan pesona Arkan, kini bertatapan sinis ke arah Sherly karena iri.

"Eh Sher anterin gue ke kelas dong."
"Kelas lo dimana?"

"Katanya sih pojok dekat kantin."

"Oke aku anterin, btw itu kelasku." Sherly membawa Arkan pada kelasnya.
"Beneran? Wah beruntung banget ya gue."
"Ini tuh perpustakaan." Arkan sambil melihat sekeliling isi sekolah barunya, yang dibantu Sherly.

"Nih kelas kita, indah kan, lo pasti betah deh." Arkan menatap kelas barunya, dalamnya sesuai dengan harapannya bersih, bagus, indah.

"Eh Sher ini siapa?" Mata Siska menatapi wajah indah milik Arkan tak henti.

Kedatangan Arkan, membuat seisi kelas heboh, yang cowok tampak biasa aja, sedangkan yang cewek bergosip dengan topik Arkan, berteriak, dan menatap kagum Arkan tak henti.

"Ray lo duduk dekat Adit." Sherly tersenyum beraharap Rayhan mengizinkannya.

"Gak."
"Yaudah lo aja ya Rez yang duduk dekat Adit."

"Okelah, ada untungnya juga dekatnya Adit, bisa dimanfaain." Reza mengambil barangnya dan duduk disebelah Adit, sementara itu Adit yang tadinya sedang baca buku kini pandangannya menatap Reza heran.

"Apa liat liat? Gue sekarang duduk disini." Kata Reza memelototi Adit, yang membuat Adit takut sehingga melanjutkan membaca komik si Kancil.

"Hey boleh kenalan?" Sapa Arkan tersenyum, berharap Rayhan memberi respon.

"Rayhan."
"Oh gue Arkan."

"Dasar, nih anak ngeselin banget." Jika tidak ada Sherly di belakang, mungkin mereka jadi tom and Jerry deh.

"Ha? Gue gak mimpi ya, Arkan ada di depanku." Siska mencubit cubit pipinya sendiri, membuat Sherly bingung.

"Kamu murid baru ya? Ayo perkenalan diri dulu." Perintah bu Nia tersenyum, ya awalnya emang tersenyum, coba deh nanti kalau udah kenal, ampun deh.

Arkan pun memperkenalkan dirinya, berharap temannya bisa menerima dia. Seketika cewek cewek pada berbisik bisik, beda dengan cowok yang hanya bersikap cuek.

"Sher, kamu mau beli beli kan? Bareng yuk." Ajak Arkan, membuat Rayhan kesal dan memainkan hpnya untuk mengembalikan moodnya.

"Sher?"
"Ya?" Tanya Sherly menatap Arkan bingung.
"Tuh Rayhan kenapa sih!?" Tanya Arkan kesal.

"Positif thinking aja, mungkin dia PMS." Untung aja Rayhan gak dengar, kalau dengar, pasti Arkan gak bisa ketemu Sherly lagi.

"Lo emang lucu ya, gak berubah ternyata sikapnya." Arkan mengetuk kening Sherly, yang membuat Sherly mengaduh kesakitan.

"Nanti pulangnya bareng ya, aku mau ketemu sama mamamu." Arkan udah menyiapkan rencana buat mamanya Sherly
"Oke."

ESPERANZA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang