20 - Nonton

856 32 2
                                    

"Cepat naik!" Siska langsung naik motornya, tanpa mengucapkan satu katapun.

"Tumben nih anak, gak bicara sama sekali, biasanya kalau lagi dijalan kayak gini, bicara terus gak ada lampu merahnya. Kenapa ya?" Pikir Arkan dalam hati.

"Udah sampai ayo turun." Siska hanya memberi senyuman, Arkan segera melajukan motornya.

"Apa siska masih syok gara gara yang tadi, apa karena kata kata gue yang tadi, ah tapi kan Siska itu pemaaf, ngapain sih gue mikirin dia."

-oOo-

"Siska!" Panggil Arkan, mengetuk pintu rumah Siska. Siska langsung berlari ke arah pintu saat mendengar suara Arkan mengetukkan pintu.

Siska membukakan pintu lebar lebar untuk Arkan masuk kedalam rumahnya.
"

Oh Arkan udah sampai, ayo masuk."

Arkan melihat Siska berbeda karena hidung Siska memerah serta suaranya berbeda dari sebelumnya. "Kamu kenapa? sakit?"

"Cuma flu biasa, tunggu ya Siska mau ganti baju dulu pas berangkat." Sebelum Siska pergi, Arkan menempelkan tangannya di kening Siska.

"Tuh kan lo panas." Siska tercengang, menatap Arkan heran, baru kali ini Arkan perhatian, ini merupakan peristiwa bersejarah dalam hidup Siska.

"Tapi Siska kuat kok, yaudah Siska mau ganti baju dulu ya." Siska berlari ke kamarnya dengan menutup wajahnya, tangan Arkan berhasil  membuat jantung Siska tak berhenti berdetak kencang.

"Ayok berangkat!" Arkan yang semula menatap layar hpnya, sekarang menatap kagum ke sumber suara tersebut.

"Wah gak nyangka, ternyata cewek aneh kayak lo itu cantik juga ya, eh gue barusan bicara apa sih." Batin Arkan yang melihat dari ujung kepala sampai ujung kaki Siska.

"Kok Arkan liat Siska kayak gitu? Jangan jangan Arkan mulai suka ya sama Siska." Siska tersenyum bahagia.

"Mulai lagi deh penyakitnya, yuk cepetan, Rayhan sama Sherly udah nunggu tuh."

"Darimana aja kalian? Lama banget." Sherly menatap kesal ke arah mereka berdua.

"Biasa, masih berduaan dulu." Balas Rayhan sambil memainkan hpnya.

"Sok tau banget, tadi tuh gue nungguin Siska, yaudah ayo masuk."
Sherly memutar bola matanya. "Enak banget, kita yang nunggu lama disini, kalian yang nyuruh kita masuk."

"Duh kenapa lihat horor sih, kan gue takut." Batin Arkan.
"Pingin nutup nih mata, tapi gengsi sama Siska." Arkan mengalihkan pandangannya, agar tidak melihat filmnya. Siska yang melihatnya kebingungan.

"Arkan takut?" Tanya Siska sambil tertawa kecil, melihat tingkah Arkan.

"Apasih, ya nggak lah."
"Yaudah liat dong filmnya." Arkan menturuti perintah Siska, ia menatap filmnya dengan pandangan kosong.

"Woaa." Siska mengkagetkan Arkan, yang membuatnya berteriak kencang.

"Lebay banget, gitu aja takut." Arkan yang melihatnya menjadi kesal, pingin sekali mencubit pipi chubby Siska, agar tau rasa.

"Gue gak takut, gue hanya kaget." Arkan mencari pembelaan.

"Dingin banget, jangan jangan lo setan yang ada di film itu ya?!" Rayhan tiba tiba menggenggam tangan Sherly.

ESPERANZA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang