"Gimana Ray disentuh sama cewek?" Goda Reza, yang merupakan Sahabat Rayhan.
"Gimana apanya? Tuh cewek berat banget." Rayhan memutar bola matanya, sebenarnya ia malas jika ada yang mengungkit ungkit kejadian yang tadi.
"Biasanya lo kalau disentuh sama cewek, langsung pingin mandi, kan lo gak suka, tapi kalau disentuh Sherly kenapa lo suka?" Tanya Reza tertawa kecil.
"Siapa juga yang bilang gue suka " Rayhan langsung pergi meninggalkan Reza."Ray tunggu! Lo marah? Kan gue cuma nanya, lagian gue bicara fakta kok." Reza sedikit kesal terhadap Rayhan, karena mulai tadi dirinya hanya bicara sendiri tanpa dijawab oleh Rayhan.
-oOo-
"Eh Vel Es teh 1 aja ya." Pinta Sherly.
"Aku bakso ya vel." Lanjut Siska."Oke siyap!" Vela berdiri dari tempat duduknya dan langsung pergi untuk memesan.
"Hey Sher ikut gue bentar!" Ajak Fahri langsung menarik paksa tangan Sherly untuk dibawa ke taman belakang sekolah. Sherly berusaha melepas tangannya tapi genggaman Fahri lebih kuat darinya.
"Apaaan sih megang megang! Ada apa?" Ucap Sherly kesal sambil menarik kembali tangannya.
"Tadi kamu kenapa berduaan sama Rayhan?" Tanya Fahri.
"Masalah?" Sherly menaikkan kedua alisnya.
"Hmm""Kamu kan yang bilang , agar aku gak boleh bertemu denganmu lagi kan? Oke duluan ya." Fahri menarik tangan Sherly kembali.
"Lepas ih, nanti ada yang cemburu lagi." Ucap Sherly sangat kesal.
"Siapa yang cemburu? Putri? Nggak kok, aku bukan siapa siapa dia."
"Waktu itu bilang teman dekat tapi sekarang bilang bukan siapa siapanya." Pikir Sherly dalam hati.
"Emang gue peduli." Sherly menutup telinganya agar tidak mendengar omong kosong Fahri.
"Kamu gak setuju kan dengan pendapatku waktu itu, yaudah aku tarik deh perkataanku yang lalu, jadi kamu bisa bertemu dengan ku lagi." Fahri tersenyum ia mengira Sherly akan menuruti idenya, tapi ternyata tidak.
"Aku setuju kok, jadi kita gak bisa bertemu lagi ya." Jawab Sherly tersenyum dan beranjak pergi meninggalkan Fahri yang terdiam di tempatnya.
"Hah harus ngelakuin apa lagi nih biar Sherly balik lagi sama gue." Fahri terduduk di kursi yang berada di sampingnya.
"Hey darimana?" Tanya Rezi yang selalu sengaja mengkagetkan Sherly dari belakang.
"Biasa bertemu fans." Ucap Sherly sambil menarik nafas panjang.
"Mukamu kenapa kesal begitu? ada masalah ya? Sini kalau mau curhat." Sherly mengikuti langkah Rezi yang mengajaknya ke bawah pohon rindang, dan mereka duduk berdua.
"Gini, tadi gue itu diajak paksa sama Fahri ke taman belakang sekolah, terus si Fahri itu...." Sherly sangat lega bisa curhat ke Rezi, jika ada masalah Rezi selalu datang untuk menemaninya.
"Hey Sher ikut aku bentar yuk." Tiba tiba Nessa menarik tangan Sherly menuju kamar mandi.
"Duh gue lupa lagi, kan gue harus bersikap cuek ke Rezi." Sherly memukul pelan kepalanya dengan tangan kanan karena ia menyesal sudah lupa tentang kesepakatan antara dirinya dengan Nessa. Sedangkan tangan kirinya masih ditarik oleh Nessa dan dilepas ketika sudah berada di dalam kamar mandi.
"Sher kamu beneran mau bantu aku kan?" Sherly melihat raut wajah Nessa seperti ingin nengancam bukan meminta tolong.
"Eh, iya Nes, maaf aku lupa tadi." Ucap Sherly menyesal dan menatap ke bawah.
"Oke, mohon bantuannya ya! Aku duluan ya Sher." Ucap Nessa tersenyum dan keluar dari kamar mandi.
"Maksud pembicaraanmu tadi apa ya? Bisa jelaskan!?" Tanya Rezi, yang ternyata mulai tadi mendengar pembicaraan mereka berdua di luar. Meskipun tidak sepenuhnya ia mendengar percakapan mereka.
Nessa kaget saat melihat Rezi ada di hadapannya. "Eh Rezi, nggak bicara apa apa kok" Jawab santai Nessa sambil tersenyum.
"Tadi sepertinya serius deh." Rezi mengkerutkan keningnya penasaran.
"Duh gue harus jawab apa nih." Pikir Nessa dalam hati."Bukan apa apa kok, tadi itu aku minta tolong Sherly buat beliin minuman di kantin." Jawab Nessa tersenyum.
"Harus Sherly yang beliin? Lo gak bisa beli sendiri?" Rezi memasukkan tangannya dalam kantong celananya.
"Ah iya ini gue akan beli sendiri kok, yaudah gue duluan ya." Nessa cepat cepat pergi dari hadapan Rezi. Dan Sherly pun keluar dari kamar mandi.
"Hey Sher, ayo lanjutin curhatanmu yang tadi dong, kita kesana yuk" Ajak Rezi.
"Maaf aku ke kelas dulu." Sherly pun pergi ninggalin Rezi yang hanya terdiam di posisisnya.
"Apa ya yang direncanain Nessa, sampai Sherly bersikap dingin seperti itu ke gue." Gumam Rezi dan pergi menuju kelasnya.
"Sherly! tunggu dong, dengerin gue dulu." Ucap Fahri menarik narik tangannya.
"Kamu lagi! Apa yang harus dibicarain sih?!" Bentak Sherly.
"Kan tadi lo belum selesai dengerin penjelasan gue, sekarang ayo ikut aku !" Tarik paksa Fahri.
"Lepas ih, kalau nggak aku bakal teriak nih!" Ancam Sherly.
Tetapi Fahri tidak mendengarkannya. Ia terus saja menarik tangan Sherly untuk mengikutinya.
"Lepas! Jangan main tarik anak orang sembarangan." Ucap Rayhan yang ternyata mulai tadi mengikutinya di belakang.
"Apaan sih! Sok kenal." Jawab Fahri yang tak peduli.
Muka Rayhan sudah memerah, dan sedang mengepal tangannya.
Dan Rayhan langsung menarik tanganku yang satunya.Tapi percuma kekuatan Rayhan sama seperti Fahri, dan disini aku mulai merasa kesakitan
"Aww." Ucapku meringis kesakitan.
"Hey kamu tidak apa apa?" Tanya Rayhan yang mengambil tanganku yang masih dipegang Fahri, dan membawaku menuju kelas, dengan tangannya yang masih memeluk punggungku, dan memegang kedua tanganku.
"Udah ih lepas, modus banget sih." Sherly memberontak agar Rayhan melepas tangannya.
"Siapa juga yang modus kan aku cuma mau menolong." Rayhan langsung melepas kedua tangannya.
"Tumben?" Tanya Sherly dengan sedikit sindiran.
"Aku kan orangnya baik, suka membantu orang, dan pintar" Ucapnya penuh penekanan tiap katanya.
"Dih kepedean." Sherly mengalihkan pandangannya agar tidak menatap orang yang sedang di sampingnya.
"Emang tadi kamu kenapa?""Kepo." Ucap Sherly di depan wajah Rayhan.
"Dasar, udah di bantuin gak bilang makasih, malah kayak gitu sikapmu, udah deh sana balik ke kelasmu sendiri.""Iya makasih! yaudah sana, aku bisa sendiri." Sherly berjalan mendahului Rayhan.
"Dasar ngeselin banget tuh cewek" Batin Rayhan.
Ayo Voment! Jangan lupa :)
KAMU SEDANG MEMBACA
ESPERANZA [Completed]
Fiksi Remaja[ Completed ] Belum di Revisi. Esperanza. Harapan. "Andai dia tau, berharap itu melelahkan dan membosankan." -Siska "~Janganlah kamu memberi harapan, jika ujung ujungnya hanya nyakitin~" -(Part 1 cerita Esperanza) Sinopsis cerita Esperanza : - Cint...