"Kamu kok ngasih ke sembarangan orang sih, aku aja gak tau IG kamu sayang." Cowok itu mulai marah.
"Apasih kamu, aku juga lebih milih dia, daripada kamu." Arkan mendengarnya tertawa terbahak bahak.
"Woy lo ngapain disini?" Sherly memukul punggung Arkan.
"He jaga pacarnya yang benar dong!" Sherly segera menarik tangan Arkan, Ia sangat malu memiliki sahabt seperti yang satu ini.
"Ah apasih Sher, padahal udah hampir selesai."
"Kalian ngapain sih? Daripada gak jelas gini, mending pulang yuk.""Duluan aja Sher, nanti aku sama Arkan nyusul." Sherly pun menyusul kedua orang tua nya.
"Sekarang lo harus traktir gue sepuasnya!" Ucap Rezi tersenyum dan menaik turunkan kedua alisnya.
"Lah gak bisa gitu dong, kan gue udah dapat nomer hpnya, dan lain lain." Jawab Arkan cemberut.
"Iya iya gue bercanda."
"Yuk pulang." Rezi menggendeng tangan sahabatnya, agar tidak melakukan hal yang aneh aneh lagi."Aku pulang dulu ya del, nanti mampir aja ke rumahku."
"Siap." Sherly sekeluarga melambaikan tangannya hingga mobil itu udah semakin jauh."Huh akhirnya sampai rumah juga." Andra menidurkan tubuhnya di sofa dan langsung mengeluarkan HPnya.
"Eh kak itu jaket idamanku, dapat darimana kak? Kan itu mahal banget." Tanya Sherly menarik jaket yang sedang dipakai Andra.
"Jangan pegang pegang! Kepo ya gue dapat jaket ini darimana." Andra menjauh jauhkan jaketnya dari Sherly.
"Kakak mencuri ya?" Tanya Sherly curiga.
"Enak aja bilang mencuri, bilang aja lo itu iri kan sama gue." Andra masuk ke kamarnya daripada lama lama sama Sherly yang membuatnya jadi sebal."Kak Andra dapat jaket dari mana sih, jadi curiga, gue harus selidiki ini." Gumam Sherly.
-oOo-
"Duh, nih orang orang selalu saja kasih kiriman dibawah bangku gue, padahal Arkan bukan disini tempatnya." Rayhan mengambil sebuah kotak di bawah bangkunya yang dihiasi pita, dan sengaja tak diberi nama. Ia tidak sadar jika kado tersebut punyanya pemberian Sherly.
"Eh, ini bukan punyaku " Melihat bentuk kado tersebut seperti milik Sherly, Arkan mengembalikan kado itu kepada Rayhan.
"Itu berati milikmu, ambil aja." Rayhan hanya curiga, bagaimana Arkan bisa tau jika kado itu miliknya, sementara itu tidak ada nama pengirimnya.
"Gak pulang Sher?" Kini dikelas masih ada Arkan, Rayhan, Siska.
"Masih nunggu, sekarang aku dijemput agak lama, yaudah aku nunggu disini, daripada diluar panas."
"Ayo bareng gue aja." Ajak Rayhan, Arkan yang mendengarnya menjadi sebal.
"Boleh?"
"Yaiyalah.""Lah terus gue gimana?" Tanya Siska dan Arkan serentak.
"Yudah kalian bareng aja, gue duluan ya." Kini dikelas tinggal Siska dan Arkan.
"Wah Siska beneran bareng sama Arkan nih." Siska mencubit memukul pipinya sendiri.
"Gak." Arkan menatap Siska judes.
"Yah, kan kata Sherly kita bareng." Harapan Siska kini sudah pupus untuk bisa berduaan dengan Arkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ESPERANZA [Completed]
Teen Fiction[ Completed ] Belum di Revisi. Esperanza. Harapan. "Andai dia tau, berharap itu melelahkan dan membosankan." -Siska "~Janganlah kamu memberi harapan, jika ujung ujungnya hanya nyakitin~" -(Part 1 cerita Esperanza) Sinopsis cerita Esperanza : - Cint...